• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Syiar

Berintrospeksi Diri pada Akhir Tahun 2022

Berintrospeksi Diri pada Akhir Tahun 2022
Mengisi tahun baru dengan berintropeksi diri dan berdoa yang baik untuk sesama
Mengisi tahun baru dengan berintropeksi diri dan berdoa yang baik untuk sesama

Tahun akan selalu berganti mengikuti perputaran bumi terhadap matahari. Dan kalender yang umum dipakai masyarakat di seluruh dunia adalah kalender Masehi (Al-Masih), yakni kalender yang dimulai dari lahirnya Nabi Musa as sebagai satu Masehi. 

 

Kalender Masehi tetap eksis digunakan berbagai lapisan masyarakat untuk penanggalan pendidikan, perdagangan, pertanian, dan bencana alam. Seperti penanda setiap bulan Desember selalu hujan deras dengan banjir besar di daerah Asia Tenggara. 

 

Manusia yang hidup di tahun 2022 yang sebentar lagi tahun 2023 pasti memiliki aktivitas yang panjang. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari hari Ahad sampai hari Sabtu. Mulai dari Januari sampai Desember. Semua telah lewat dan dilakukan dengan sadar atau tidak.

 

Apakah yang dilakukan baik atau buruk selama satu tahun ke belakang? Dari semua manusia yang hidup di muka bumi tahun 2022 dengan berbagai aktivitasnya, hanya sedikit yang mau berintrospeksi diri. Merenungkan segala aktivitas hidup sebelumnya. 

 

Kebanyakan pada malam pergantian tahun baru, hanya diisi oleh manusia dengan huru-hara, penuh kesenangan. Tak sedikit juga justru malah bermaksiat, seperti minum-minuman keras, berduaan dengan lawan jenis, balapan liar dan sebagainya. 

 

Dan jarang kita jumpai pada malam tahun baru dirayakan dengan bakar-bakar ikan sambil diisi diskusi, perenungan, bedah buku, dan nasihat-nasihat. 

 

Kita sebagai umat muslim yang santun dengan berbagai budaya di Indonesia, mulailah menyisipkan nasihat untuk diri sendiri ketika sedang membakar ikan atau api unggun atau kembang api bahwa mulailah membakar nafsu yang buruk (su) tahun depan, dan membakar dosa tahun lalu dengan istigfar, taubat, dan meminta maaf kepada sesama manusia jika memiliki kesalahan (hak adami). 

 

Selain bertaubat kepada Allah dari kesalahan tahun lalu, sisipkan juga doa memohon ampun kepada orang-orang mukmin, karena mereka adalah saudara kita. 

 

Memohon ampunan untuk orang mukmin juga memiliki banyak kebaikan sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw:

من استغفر للمؤمنين والمؤمنات كتب الله له بكل مؤمن ومؤمنة حسنة 

 

Artinya: Barang siapa yang memohonkan ampunan bagi kaum mukmin dan mukminat, maka Allah tulis baginya kebaikan sejumlah mukmin dan mukminat.

 

Dan para ulama mengajarkan doa memohon ampun untuk kaum muslimin dan mukminin.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات وأتوب إليه 

 

Artinya: Ya Allah ampunilah seluruh kaum muslimin dan muslimat,  mukminin dan mukminat, yg masih hidup maupun yang sudah wafat. Ya Allah hamba bertaubat kepada-Mu.

 

Hal tersebut merupakan salah satu perbuatan baik kita kepada saudara kita sesama mukmin dan muslim. Karena tidak semua orang memiliki kesadaran untuk berbuat baik kepada yang lainnya. Beruntunglah kalian karena diberikan oleh Allah rasa berbagi untuk kaum muslimin. 

 

Dalam Qasidah Unwanul hakim dikatakan

أحسن إذا كان إمكان ومقدرة 
فلن يدوم على الإنسان إمكان 

 
Artinya: Berbuat baiklah selagi ada kesempatan dan kemampuan, karena tidak selamanya seseorang mempunyai kesempatan berbuat baik.

 
Setelah kita mendoakan kebaikan saudara kita, sudah sepantasnya kita tidak perlu menggibahi saudara kita, menyebutkan kejelekan-kejelekannya dan sedikit menyebutkan kebaikannya. 

 

Imam Syafi'i berkata :

لسانك لا تذكر به عورة امرئ
فَكَلكَ عَورات وللنَّاسِ السُن

 

Artinya: Jangan biarkan lisanmu menyebut kekurangan orang lain karena kau pun memiliki kesalahan dan orang lain juga memiliki lisan (mulut).

 

Ibnu Sirin ra dalam Al-Majalisatu wa Jawahirul Ilmu mengatakan:

إن أكثر الناس خطايا أكثرهم ذكرا لخطايا الناس،

 

Artinya: Sesungguhnya manusia yang paling banyak kesalahannya adalah manusia yang paling banyak menyebut kesalahan orang lain.

 

Dua penjelasan dari kedua ulama di atas sudah sangat cukup untuk introspeksi diri sendiri dari selalu menyebutkan kesalahan orang lain (ghibah), karena memang pekerjaan lidah inilah yang paling ringan dan mudah untuk dibicarakan kepada saudara Muslim.

 

Selain tidak menggunjing, jangan sampai lisan juga kita gunakan untuk menyakiti kedua orang tua yang dahulu mengajarkan kita berbicara.  

 

Sayyidina Ali Bin Abi Thalib berkata:

لا تٓسعمل حِدة لسانك مع أمّك التي عَلمتكَ كيف تتكلم

 

Artinya: Jangan gunakan kefasihan lisanmu “mendebat atau melawan" ibumu yang dahulu mengajarimu berbicara.

 

Marilah kita semua sesudah mengintropeksi diri, biarkanlah seluruh aktivitas ke depannya kita niatkan sebagai ibadah. Maka ketika kita bangun tanpa ada niat lain selain untuk beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya kita telah menemukan tujuan hidup.

 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru