• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Syiar

Keutamaan Menjaga Hubungan Baik dengan Tetangga, Ini Haditsnya

Keutamaan Menjaga Hubungan Baik dengan Tetangga, Ini Haditsnya
Kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan tetangga
Kita harus bisa menjaga hubungan baik dengan tetangga

Di lingkungan tempat tinggal, kita harus bisa menjalin hubungan baik dengan para tetangga. Sebab, agama Islam memerintahkan kita untuk selalu menjaga keharmonisan hubungan antartetangga. 

 

Tetangga merupakan orang yang rumahnya dekat dengan kita, baik yang bersebelahan maupun yang berada di depan.  Karena saling berdekatan, maka kita tidak bisa menghindari interaksi sosial dengan mereka.

 

Berikut hadits nabi yang menganjurkan untuk selalu menjaga hubungan baik dengan tetangga, seperti dilansir dari Hadits Nabi tentang Tetangga.

 

1. Memuliakan tetangga ekspresi keimanan. Rasulullah saw adalah orang yang sangat menjunjung tinggi keharmonisan antartetangga. Tentunya tindakan beliau berbuat baik kepada tetangga merupakan anjuran bagi orang-orang muslim untuk berbuat baik kepada para tetangga dan memuliakan mereka. Beliau bersabda:


ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

 

Artinya: Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya (HR Muslim).

 

2. Tetangga seperti keluarga yang punya hak waris. Malaikat Jibril sering sekali menasihati Nabi saw untuk berbuat baik kepada tetangganya. Hal ini membuat Nabi saw mengira bahwa tetangga merupakan orang yang mendapatkan warisan sebagaimana keluarga yang memiliki hubungan darah. Hal ini sebagaimana diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari:

 عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري

 

Artinya: Dari Aisyah RA, dari Nabi saw beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris" (HR Al-Bukhari).

 

3. Tetangga tidak aman, tanda tidak iman.
Dalam hadis lain, Nabi saw menyebutkan seorang muslim tidak beriman apabila tetangganya tidak aman dari perbuatan buruknya. Tidak tanggung-tanggung, beliau mengulang peringatan ini sebanyak tiga kali. Hal ini menunjukkan betapa kerasnya peringatan agar tidak berbuat buruk kepada tetangga. Nabi Saw bersabda:  

وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بوَائِقَهُ. رواه البخاري 

 

Artinya: Demi Allah, tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya, demi Allah tidak sempurna imannya. Rasulullah saw ditanya “Siapa yang tidak sempurna imannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Seseorang yang tetangganya tidak merasa aman atas kejahatannya” (HR al-Bukhari).

 

 4. Sakiti tetangga diancam neraka.
Weseorang yang menyakiti tetangganya pun mendapat ancaman dari neraka, namun sebaliknya, ada ganjaran surga bagi yang berbuat baik kepada tetangga. Nabi saw bersabda:

لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم 

 

Artinya: Dari Abu Hurairah ra ia berkata, dikatakan kepada Rasulullah saw, wahai Rasulullah saw, Fulanah selalu shalat malam dan puasa di siang harinya. Akan tetapi, ia sering mencela tetangganya. Rasulullah saw bersabda: "Ia tidak baik, ia masuk neraka". Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya. Rasulullah saw bersabda: "Ia masuk surga" (HR al-Hakim).


5. Berbuat baik kepada tetangga.
Mengenai perbuatan baik kepada tetangga, seseorang dikategorikan orang yang terbaik apabila dia berbuat baik kepada tetangganya. Nabi saw bersabda: 

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه". أخرجه الترمذي  


Artinya: Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya (HR at-Tirmidzi).

 

6. Berbagi makanan kepada tetangga.
Salah satu kebaikan yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang bertetangga salah satunya adalah saling memberikan makanan. Di Indonesia, tradisi ini hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan saling memberi makanan antara tetangga akan menciptakan keharmonisan satu sama lain. Nabi saw sendiri mengajarkan kepada kaum muslimin di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah, agar diperbanyak kuahnya supaya bisa dibagikan kepada tetangganya. Beliau bersabda:  

 إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم

 

Artinya: Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu (HR Imam Muslim). 

 

7. Tetangga jauh dan tetangga dekat, mana yang diprioritaskan? 
Masih berkaitan dengan memberi sesuatu kepada tetangga. Tentunya tetangga yang ada di sekitar rumah kita tidak hanya satu atau dua. Semua orang di sekeliling kita rumahnya adalah tetangga kita, bahkan yang sudah jauh pun rumahnya kerap disebut dengan tetangga. Sebab itu ada istilah tetangga dekat dan tetangga jauh. Lantas, apabila ingin berbagi, tetangga mana yang lebih kita dahulukan? 

 

Dalam hal ini Rasulullah saw menganjurkan untuk mendahulukan tetangga yang lebih dekat kepada kita.

  عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ لِيجَارَيْنِ فَإِلَى أَيِّهِمَا أُهْدِي؟ قَالَ: إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكِ بَابًا

 

Artinya: Dari Aisyah ra, Aku berkata "Wahai Rasulullah, aku punya dua tetangga, kepada siapakah aku memberikan hadiah?” Beliau (Rasulullah saw) bersabda: “Yaitu kepada (tetangga) yang paling dekat pintu rumahnya darimu (HR al-Bukhari).

 

8. Jangan remehkan pemberian tetangga.
Apabila hadis di atas berkaitan dengan memberi hadiah kepada tetangga, maka Nabi saw pula bersabda agar jangan sekali-kali kita meremehkan atau menghina pemberian tetangga kita. Nabi saw pernah bersabda: 

 

عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم


Artinya: Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing (HR al-Bukhari dan Muslim).

 

 9. Jangan remehkan kebaikan.
Hal tersebut berkaitan juga dengan sabda Nabi saw tentang larangan untuk meremehkan suatu kebaikan. Beliau bersabda: 

 

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

 

Artinya: Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri (HR Muslim).

 

Demikianlah anjuran dalam bertetangga seperti diajar kan Rasulullah saw dalam hadits-haditsnya. Semoga kita dapat mengamalkan sunnah Nabi tersebut sehingga kehidupan sehari-hari di lingkungan tempat tinggal dapat berlangsung harmonis dan nyaman. 


Syiar Terbaru