• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Tahun Baru Sering Dijadikan Ajang Bermewah-mewah dan Berfoya-foya, Ini Dalil Larangannya

Tahun Baru Sering Dijadikan Ajang Bermewah-mewah dan Berfoya-foya, Ini  Dalil Larangannya
Merayakan tahun baru dengan bijak (Ilustrasi: NU Online)
Merayakan tahun baru dengan bijak (Ilustrasi: NU Online)

Sudah menjadi tradisi umum, turun temurun bahwa ketika memasuki tahun baru, masyarakat akan merayakannya. Hal ini berlaku di seluruh penjuru dunia, tak ketinggalan juga di pelosok-pelosok desa yang terpencil. 

 

Dengan adanya media sosial, kemewahan tahun baru menjadi lebih gencar tersebar dengan cepat. Bahkan menjadi ajang pamer-pameran status jalan-jalan, bakar-bakaran, kembang api, dan sebagainya yang diupload lewat aplikasi media sosial seperti Facebook (FB), Instagram (IG), WhatsApp (WA), TikTok, YouTube dan Twitter. 

 

Sebenarnya kegiatan sosial tersebut boleh-boleh saja, baik itu berwisata, membakar kembang api,  dan lainnya, asalkan tidak bertentangan dengan syariat Islam yakni boros dan menghambur-hamburkan harta tanpa ada pertimbangan yang matang. 

 

Karena Islam sangat melarang keras kita semua yang gampang berlaku boros dan menghamburkan harta tanpa ada kebutuhan yang mendesak dan maslahat. Sedangkan perilaku boros merupakan saudara setan. Sebagaimana  firman Allah swt:

اِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْٓا اِخْوَانَ الشَّيٰطِيْنِۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِرَبِّهٖ كَفُوْرًا ۝٢٧

Innal-mubadzdzirîna kânû ikhwânasy-syayâthîn, wa kânasy-syaithânu lirabbihî kafûrâ.

 

Artinya: Sesungguhnya para pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.

 

Apalagi jika di sekeliling kita banyak yang kekurangan baik dari keluarga, kerabat, tetangga yang masih membutuhkan uluran tangan kita, jangan sampai kita abai dengan hal tersebut. Sehingga seyogyanya harta kita bisa disalurkan kepada yang lebih membutuhkan daripada dihambur-hamburkan. Pernyataan tersebut telah difirmankan oleh Allah swt dalam surat Al Isra ayat 26:

وَءَاتِ ذَا ٱلْقُرْبَىٰ حَقَّهُۥ وَٱلْمِسْكِينَ وَٱبْنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا

Wa ati zal-qurba haqqahu wal-miskina wabnas-sabili wa la tubazzir tabzira.

 

Artinya: Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

 

Maka dari itu, meski kita diberikan harta yang cukup dan diberikan jiwa raga yang sehat, jangan sampai kita lalai dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan kita dan juga jangan boros dengan menghamburkan harta, karena boros merupakan salah satu sifat takabur (sombong), sedangkan hal tersebut merupakan sifat dari setan. 

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru