Warta

Masjid Pelopor Amaliah NU di Pringsewu Terus Bertambah

Senin, 14 Juli 2025 | 17:41 WIB

Masjid Pelopor Amaliah NU di Pringsewu Terus Bertambah

LTM PCNU Kabupaten Pringsewu. (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung 

Jumlah masjid yang menjadi pelopor amaliah Nahdlatul Ulama (NU) di Kabupaten Pringsewu terus mengalami peningkatan. Fenomena ini menjadi kemajuan bagi pelestarian tradisi Islam Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah di tengah masyarakat.

 

Sampai saat ini Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Pringsewu secara bertahap sudah meresmikan 20 masjid pelopor yang berkomitmen mempertahankan dan menjalankan amaliah keagamaan khas NU dan tradisi Ahlussunnah wal Jamaah.

 

Ketua LTMNU Pringsewu, Ustadz Junaidi Abbas mengatakan, mayoritas amaliah masjid di Pringsewu adalah ala Ahlissunah wal Jama'ah. Dari lima ratus lebih masjid di Kabupaten Pringsewu 400 lebih masjid beramaliah NU. Program pelopor adalah untuk menguatkan angka tersebut.

 

“Masjid bukan hanya tempat shalat, tetapi pusat dakwah dan kaderisasi. Ketika masjid hidup dengan amaliah NU, maka Islam yang rahmatan lil ‘alamin akan terus terjaga,” ujarnya dalam rapat koordinasi pengurus Tanfidziyah PCNU Pringsewu bersama badan otonom, lembaga, dan MWCNU se-Kabupaten Pringsewu di Gedung NU Pringsewu, Ahad (13/7/2025).

 

LTMNU Pringsewu, terus aktif melakukan pembinaan terhadap takmir masjid di berbagai kecamatan. Salah satu program unggulannya adalah pemetaan dan pendampingan masjid berbasis amaliah NU, termasuk penyediaan naskah khutbah, pelatihan imam dan khatib, serta edukasi pengelolaan masjid yang profesional.

 

Dengan bertambahnya jumlah masjid pelopor amaliah NU di Pringsewu, harapan besar pun tumbuh bahwa tradisi Islam Nusantara akan terus terjaga dan memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan beragama dan berbangsa yang harmonis.

 

Sementara Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin mengatakan masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat peradaban umat Islam. 

 

Dalam konteks keindonesiaan, khususnya di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU), keberadaan Masjid Pelopor Beramaliah Nahdlatul Ulama menjadi sangat penting untuk memperkuat identitas keagamaan, menjaga tradisi Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah), serta menjadi benteng dari pengaruh paham keagamaan yang menyimpang dan ekstrem.

 

"Masjid pelopor beramaliah NU berperan dalam menjaga dan melestarikan tradisi keagamaan yang telah diwariskan oleh para ulama salaf. Amaliah seperti tahlilan, yasinan, manaqiban, istighotsah, maulid, dan shalawatan merupakan bagian tak terpisahkan dari ajaran Islam yang moderat dan rahmatan lil ‘alamin," ungkapnya.

 

Di tengah arus deras modernisasi dan globalisasi yang kerap membawa paham-paham keagamaan baru yang asing dan bahkan radikal, masjid NU menjadi oase penyejuk yang mengedepankan toleransi, kearifan lokal, dan keberagaman.

 

Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid beramaliah NU juga dapat berfungsi sebagai pusat gerakan sosial, seperti pemberdayaan ekonomi umat, kesehatan, pendidikan nonformal, hingga penanganan bencana.

 

"Semangat ukhuwah islamiyah, wathaniyah, dan insaniyah bisa dihidupkan melalui kegiatan gotong royong, santunan anak yatim, zakat dan infak kolektif, serta aksi kemanusiaan lainnya," katanya.

 

Menurutnya masjid NU mampu menjadi titik temu antara keislaman dan keindonesiaan. Di sana, nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air disemaikan dalam setiap doa dan khutbah. Masjid NU turut meneguhkan bahwa Islam dan nasionalisme tidaklah bertentangan, melainkan saling menguatkan.

 

Ia menyebut, keberadaan masjid pelopor beramaliah Nahdlatul Ulama bukan hanya penting, melainkan mendesak di tengah tantangan zaman. Masjid adalah benteng akidah, pusat keilmuan, laboratorium sosial, dan rumah besar umat yang menghidupkan Islam dengan semangat tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i’tidal (adil). 

 

"Melalui masjid inilah, NU meneguhkan peran strategisnya sebagai penjaga warisan ulama dan pelayan umat sepanjang masa," pungkasnya.