Syiar

Puasa Syawal, Lafal Niat dan Keutamaannya

Ahad, 6 April 2025 | 12:30 WIB

Puasa Syawal, Lafal Niat dan Keutamaannya

Ilustrasi bulan Syawal. (Foto: NU Online).

Setelah Lebaran Idul Fitri, kita dianjurkan untuk berpuasa selama 6 hari di bulan Syawal. Puasa tersebut bisa dimulai kapan saja, asal masih dalam bulan Syawal.

 

Waktu pelaksanaannya boleh berturut-turut, boleh juga berselang seling. Itu artinya, bagi yang belum sempat melaksanakannya pada hari awal-awal setelah Lebaran Idul Fitri kemarin, masih ada kesempatan melaksanakannya sampai habis bulan Syawal ini.

 

Pada saat akan menunaikan puasa, kita perlu berniat untuk melaksanakan ibadah tersebut.  Niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah saw yang menyatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung pada niat. 

 

Dilansir dari NU Online, untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niatnya. Berikut ini lafal niat puasa Syawal.

 

  نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى 

 

Nawaitu shauma ghadinan adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ

 

Artinya: Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah swt.

 

Adapun orang yang mendadak di pagi hari ingin mengamalkan sunnah puasa Syawal, diperbolehkan baginya berniat sejak ia berkehendak puasa sunnah saat itu juga. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib. 

 

Untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari. Berikut ini lafal niat dalam bahasa Arab.

 

  نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى 

 

Nawaitu shauma hâdzal yaumian adâ’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘âlâ

 

Artinya: Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah swt.

 

Keutamaan Puasa Syawal

Puasa Syawal ini memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah saw menyatakan orang yang berpuasa Ramadhan kemudian disambung dengan puasa enam hari Syawal, maka pahalanya sama dengan berpuasa selama satu tahun.

 

 مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّاً مِنْ شَوَّالٍ، كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

 

Artinya: Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun (HR Muslim). 

 

Hal itu sesuai dengan firman Allah swt yang menyatakan: 

 

 مَن جَآءَ بِٱلۡحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشۡرُ أَمۡثَالِهَاۖ

 

Artinya: Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya (QS Al-An’am [6]: 160).

 

Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap satu amal kebaikan akan mendapat balasan sepuluh kali lipat. Mengacu pada penjelasan tersebut, jika dikalkulasikan maka satu bulan puasa Ramadhan dikali 10 sama dengan 10 bulan, kemudian 6 hari puasa Syawal dikali 10 sama dengan 2 bulan. Jadi 10 bulan ditambah 2 bulan sama dengan 12 bulan atau satu tahun. 

 

Berdasarkan uraian di atas, amat besar keutamaannya bila kita melanjutkan puasa Ramadhan kemarin dengan melaksanakan puasa 6 hari di bulan Syawal ini. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang bertakwa, dan konsisten sampai bertemu lagi dengan bulan Ramadhan berikutnya.