• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Syiar

Inilah 10 Tanda Umat Islam Cinta Terhadap Nabi Muhammad

Inilah 10 Tanda Umat Islam Cinta Terhadap Nabi Muhammad
Inilah 10 Tanda Umat Islam Cinta Terhadap Nabi Muhammad (Foto: Istimewa)
Inilah 10 Tanda Umat Islam Cinta Terhadap Nabi Muhammad (Foto: Istimewa)

Cinta dan kasih sayang terhadap Nabi Muhammad saw, adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang muslim. Nabi Muhammad bukan hanya menjadi teladan dalam segala aspek kehidupan, tetapi juga utusan Allah yang membawa risalah agama Islam. 


Dalam Islam, cinta terhadap Nabi Muhammad bukan hanya sekadar perasaan, tetapi tercermin dalam perbuatan dan tindakan sehari-hari.


Tanda-tanda cinta terhadap beliau tidak hanya tampak dalam bentuk doa-doa, tetapi juga dalam upaya mengikuti ajaran dan tindakan mulianya. 


Dari kecintaan tersebut, tumbuhlah semangat untuk meneladani akhlaknya, mengamalkan sunnah-sunnahnya, dan menjaga martabat Islam. Lantas bagaimana tanda-tanda orang yang mengaku cinta kepada Nabi Muhammad saw?


Dilansir dari NU Online, inilah 10 Tanda Cinta Nabi Muhammad saw dari Kitab as-Syifa bi Ta’rifi Huquqil Musthafa karya al-Qadhi ‘Iyadh:


1. Mengikuti Nabi Muhammad saw. Dengan melakukan sunah-sunahnya, mengikuti ucapan dan perbuatannya, melakukan perintah-perintahnya, serta menjauhi larangan-larangannya. Beradab sesuai dengan adab Nabi saw, baik dalam keadaan sulit atau lapang, dan dalam keadaan bahagia atau saat kesusahan. Dalilnya adalah firman Allah:


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ


Artinya: Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihimu (QS Ali Imran: 31).


2. Mendahulukan apa yang telah menjadi syariatnya dan semangat melakukannya dengan mengalahkan hawa nafsu sendiri. Allah telah berfirman: 


وَالَّذِينَ تَبَوَّؤُا الدَّارَ وَالْإِيمانَ  مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كانَ بِهِمْ خَصاصَةٌ


Artinya: Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan (QS al-Hasyr: 9).


3. Berupaya mengapai ridha Allah sekalipun harus membuat orang lain menjadi marah kepadanya. Karena, siapa saja yang menjadikan Allah ridha kepadanya sekalipun dibenci orang lain, maka Allah akan meridhainya, tidak sebaliknya. Dalam hadits dinyatakan:


قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا بُنَيَّ، إِنْ قَدَرْتَ أَنْ تُصْبِحَ وَتُمْسِيَ لَيْسَ فِي قَلْبِكَ غِشٌّ لِأَحَدٍ فَافْعَلْ. ثُمَّ قَالَ لِي: يَا بُنَيَّ، وَذَلِكَ مِنْ سُنَّتِي. وَمَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي. وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ


Artinya: Anas bin Malik ra berkata: “Rasalullah bersabda: “Wahai anakku, jika kamu mampu pada pagi sampai sore hari di hatimu tidak ada sifat khianat pada seorangpun, maka perbuatlah.” Kemudian beliau berkata kepadaku lagi: “Wahai anakku, itu termasuk sunnahku. Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku. Barangsiapa yang telah mencintaiku, maka aku bersamanya di surga.”


4. Memperbanyak menyebut namanya. Karena siapa saja mencintai sesuatu pasti akan memperbanyak menyebutnya. Selain memperbanyak menyebut namanya juga dibarengi dengan rasa mengagungkan dan memuliakannya. Saat menyebut namanya serta menampakkan kekhusyu'an dengan penuh khidmat saat mendengar namanya.


5. Besarnya kerinduan untuk dapat berjumpa. Karena setiap kekasih akan bahagia bila bertemu kekasihnya. Ishaq at-Tujibi (wafat 352 H), ulama Malikiyah asal kota Qordova, mengatakan:


كَانَ أَصْحَابُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَهُ لَا يَذْكُرُونَهُ إِلَّا خَشَعُوا وَاقْشَعَرَّتْ جُلُودُهُمْ وَبَكَوْا.. وَكَذَلِكَ كَثِيرٌ مِنَ التَّابِعِينَ مِنْهُمْ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مَحَبَّةً لَهُ وَشَوْقًا إِلَيْهِ.. وَمِنْهُمْ مَنْ يَفْعَلُهُ تَهَيُّبًا وَتَوْقِيرًا


Artinya: Setelah wafatnya Nabi, tidaklah disebutkan nama Nabi saw kecuali mereka para sahabat bersikap khyusu’, kulit-kulit mereka bergetar dan menangis. Sikap yang sama terlihat juga pada mayoritas tabi’in. Sebagian mereka bersikap seperti itu karena kecintaan dan kerinduan kepada Nabi, sebagian lain karena segan dan memuliyakannya.


6. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi saw dan orang-orang yang punya hubungan nasabnya; para sahabatnya, baik dari golongan Anshar maupun Muhajirin, dan memusuhi orang yang memusuhi mereka, membenci orang yang membenci, menghina dan mencaci maki mereka. Karena orang yang mencintai sesuatu dia akan juga mencintai yang dicintai kekasihnya.


7. Membenci orang yang membenci Allah dan Rasul-Nya; memusuhi orang yang memusuhi Nabi saw, menjauhi orang yang menyelisihi sunah-sunahnya, berbuat kebid’ahan dalam agama, dan keberatan dalam segala hal yang menyelisihi syariat. Allah berfirman: 


لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ


Artinya: Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya. (QS al-Mujadilah: 22).


8. Mencintai Al-Qur’an, menjadikannya sebagai petunjuk, dan berakhlak dengannya. Sayyidah Aisyah ra berkata:


كَانَ خَلْقُهُ الْقُرْآنُ


Artinya: Akhlak Nabi saw adalah Al-Qur’an itu sendiri (HR al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad).


Mencintai al-Qur’an ialah dengan membaca, mengamalkan, memahami, memcintai aturan-aturannya dan berhenti pada batasan-batasannya.


9. Mempunyai sifat belas kasih dan memberi nasihat kepada umat, mengupayakan kemaslahatan umat, dan mengilangkan hal-hal yang merugikan umat, seperti halnya Nabi saw yang amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.


10. Yang termasuk tanda kesempurnaan kecintaan terhadap Nabi saw adalah bersikap zuhud dari dunia dan memilih kefakiran. Yakni memilih sedikit harta dibanding banyaknya harta. Nabi saw bersabda:


قَالَ صلّى الله عليه وسلم  لِأَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ: إِنَّ الْفَقْرَ إِلَى مَنْ يُحِبُّنِي مِنْكُمْ أَسْرَعُ مِنَ السَّيْلِ مِنْ أَعْلَى الْوَادِي، أَوِ الْجَبَلِ إِلَى أَسْفَلِهِ


Artinya: Nabi Muhammad saw berkata kepada Abu Sa’id al-Khudri: “Sesungguhnya kemiskinan itu akan datang kepada orang yang mencintai aku secara lebih cepat dari pada mengalirnya air dari atas lembah atau gunung ke bawahnya” (Abul Fadhl ‘Iyadh bin Musa bin Iyadh al-Yahshabi al-Andalusi, as-Syifa bi Ta’rifi Huquqil Musthafa, [Oman, Darul Faiha’: 1407 H], juz II, halaman 56- 65).


Demikian 10 tanda umat Islam cinta kepada Nabi Muhammad saw dari kitab as-Syifa bi Ta’rifi Huquqil Musthafa yang sangat penting. Semoga dapat kita amalkan sebagai bukti cinta kita kepadanya.
 


Syiar Terbaru