Syiar

Balasan Terhadap Orang Zalim, Bangkrut di Akhirat

Jumat, 29 November 2024 | 10:15 WIB

Balasan Terhadap Orang Zalim, Bangkrut di Akhirat

Ilustrasi zalim. (Foto: NU Online)

Bangkrut adalah suatu kondisi yang menyebabkan seseorang atau perusahaan menjadi jatuh, bubar, dan menderita kerugian besar. Tentu saja tidak seorangpun yang menghendaki kebangkrutan tersebut.

 

Bila kebangkrutan di dunia saja sangat merugikan, apalagi bila kebangkrutan itu terjadi di akhirat. Bangkrut dalam pengertian agama pastinya berkisar tentang kebangkrutan dalam hal amal ibadah atau pahala kebaikan.

 

Rasulullah saw pernah bertanya kepada para sahabat, apakah mereka tahu yang disebut orang bangkrut. Sebagaimana dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra berikut:

 

أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: أَتَدْرُوْنَ مَا الْمُفْلِسُ؟   

قَالُوْا: اَلْمُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ

 

Artinya:  Sesungguhnya Rasulullah saw bertanya, “Tahukah kalian siapakah yang dinamakan orang bangkrut?” Para sahabat menjawab,” Orang bangkrut menurut pendapat kami ialah mereka yang tidak mempunyai uang dan tidak pula mempunyai harta benda.”  

 

Ternyata bukan jawaban seperti itu yang dimaksud Rasulullah saw. Kebangkrutan di bidang ekonomi menurut Rasulullah hanyalah kebangkrutan biasa, dan tidak tergolong berat.  

 

Dilansir dari NU Online, beliau menjelaskan, dalam agama juga ada perhitungan matematis terkait pahala dan dosa, seperti penambahan dan pengurangan di antara sesama manusia. Hal ini terjadi pada saat semua manusia saat berada di Padang Mahsyar untuk menjalani hisab yang akan menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.   

 

Rasulullah melanjutkan dalam penjelasan hadits tersebut:

 

فَقَالَ: إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي، يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هٰذَا، وَقَذَفَ هٰذَا، وَأَكَلَ مَالَ هٰذَا، وَسَفَكَ دَمَ هٰذَا، وَضَرَبَ هٰذَا. فَيُعْطِى هٰذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهٰذَا مِنٰ حَسَنَاتِهِ. فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ، قَبْلَ أَنْ يَقْضَى مَا عَلَيْهِ، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ. ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ 

 

Artinya: Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan dari shalat, puasa, dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain. Maka kepada orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik mereka, dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka. Apabila amal baik mereka telah habis sebelum hutangnya lunas, maka diambillah kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka. Sesudah itu, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka.

 

Berdasarkan keterangan tersebut, pahala yang kita dapatkan dari ibadah semasa hidup di dunia, seperti shalat, puasa, zakat, dan sebagainya, akan dikalkulasikan dengan dengan dosa-dosa sosial akibat berbuat zalim kepada sesama manusia. 

 

Di antara perbuatan zalim tersebut adalah mengambil hak orang lain, berbuat tidak adil atau berlaku curang, mencaci maki, memfitnah, memakan harta orang lain seperti mencuri atau korupsi, membunuh, dan menyakiti orang lain baik secara fisik maupun non-fisik.

 

Apabila besarnya dosa-dosa sosial akibat kezaliman tidak sebanding dengan kesalehan-kekesalehan yang dilakukan semasa hidup, karena banyaknya orang yang dizalimi atau tingginya tingkat kezaliman kepada orang tertentu, maka dosa-dosa dari orang-orang yang dizalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi hingga mencapai titik impas. 

 

Apabila titik impas tidak tercapai, maka Allah swt akan melemparkan orang yang menzalimi itu ke neraka. Orang seperti inilah yang disebut  bangkrut dalam pandangan agama sebagaimana penjelasan Rasulullah.