• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Syiar

Hati-Hati Terhadap Doa Orang yang Terzalimi

Hati-Hati Terhadap Doa Orang yang Terzalimi
Hati-Hati Terhadap Doa Orang yang Terzalimi (Foto: NU Online)
Hati-Hati Terhadap Doa Orang yang Terzalimi (Foto: NU Online)

Zalim adalah perbuatan yang tercela. Islam melarang umatnya melakukan tindakan tersebut, karena akan mendapat pembalasan yang pedih.


Zalim diartikan sebagai orang yang melakukan perbuatan aniaya yang merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain. Lawan kata dari zalim adalah adil. Adil adalah memberikan hak kepada setiap yang berhak mendapatkannya, atau berpihak kepada yang benar dan berpegang pada kebenaran.


Dilansir dari NU Online, kezaliman ada dua yakni pertama, kezaliman yang bahayanya mengenai orang lain, seperti menyakiti orang lain, mengambil dan memakan harta milik orang lain tanpa hak, memakan harta anak yatim, menunda-nunda bayar hutang padahal mampu melunasinya, tidak memberikan upah kepada pekerja, memukul istri tanpa hak dan sebagainya.


Kedua adalah kezaliman yang bahayanya mengenai diri sendiri, seperti meninggalkan shalat lima waktu tanpa uzur, meninggalkan puasa Ramadhan tanpa uzur dan sebagainya.


Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Sahabat Abu Hurairah ra dijelaskan bahwa orang yang bangkrut dan merugi adalah seseorang yang datang pada hari kiamat kelak dengan membawa pahala shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya. Tapi sewaktu hidup di dunia, ia banyak berbuat zalim kepada orang lain.


Orang jenis itu maka pahala-pahala kebaikannya akan diambil seukuran dengan kadar kezaliman yang ia lakukan dan diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi. Apabila seluruh pahala kebaikannya telah habis, sedangkan ia masih memiliki tanggungan kezaliman kepada orang lain, maka dosa-dosa mereka yang pernah ia zalimi akan diambil dan ditimpakan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke dalam neraka.
    


Karena itu, kita harus berhati-hati dan waspada terhadap doa orang yang terzalimi.  Rasulullah saw bersabda: 


وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)


Artinya: Takutlah dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada antara ia dan Allah penghalang (mustajabah) (HR al Bukhari).


Dikisahkan ada seorang perempuan yang shalihah memiliki rumah kecil di samping istana megah seorang raja. Rumah kecil itu mengurangi keindahan istana sang raja. Setiap kali raja meminta kepada perempuan itu untuk menjualnya, ia menolak. 


Hingga suatu ketika, perempuan itu keluar rumah dalam sebuah perjalanan. Ketiadaan perempuan itu di rumahnya digunakan kesempatan oleh raja untuk merobohkan bangunan rumahnya. Setelah perempuan pemilik rumah kembali ke rumahnya, ia diberitahu jika yang merobohkan rumahnya adalah raja. Spontan ia menengadah sembari mengangkat kedua tangannya dan berdoa:


إِلَهِيْ وَمَوْلَاي رَبَّ العَالـَمِيْنَ أَنَا الضَّعِيْفَةُ وَأَنْتَ القَاهِرُ، لِلضَّعِيْفِ مُعِيْنٌ وَلِلْمَظْلُوْمِ نَاصِرٌ


Artinya: Tuhanku Pemilik sekalian alam raya, aku-lah hamba yang lemah dan Engkau-lah yang Maha Menguasai dan Maha Menundukkan, hamba yang lemah dan teraniaya ini pasti memiliki penolong.


Lalu perempuan itu duduk-duduk di depan bekas rumahnya yang telah roboh. Tidak lama kemudian, raja keluar istana bersama rombongannya. Ketika melihat perempuan itu, raja menanyainya, apa yang sedang ia lakukan.


Perempuan itu menjawab: Aku sedang menunggu robohnya istanamu. Raja menertawakannya dan berlalu begitu saja. 


Malam pun tiba. Kekuasaan Allah datang. Raja beserta seluruh bangunan istana dibenamkan dan ditenggelamkan ke dalam tanah.


Demikianlah bahayanya bila kita berbuat zalim kepada orang lain. Karena itu hendaknya kita bisa berbuat adil dan bijak pada sesama manusia, terutama bagi kita yang sedang memiliki jabatan tertentu dan berperan dalam pengambilan keputusan.
 


Syiar Terbaru