Syiar

3 Tanda Orang yang Bertawakal

Sabtu, 23 September 2023 | 12:23 WIB

3 Tanda Orang yang Bertawakal

3 Tanda Orang yang Bertawakal (Foto: NU Online)

Kata tawakal sering kita dengar banyak diucapkan orang dalam pergaulan sehari-hari, selain kata sabar dan ikhlas. Tawakal disebut salah satu hal yang membedakan antara orang beriman dengan orang tak beriman.


Tawakal merupakan perbuatan hati. Artinya, tawakal bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh.


Tawakal adalah memasrahkan setiap perkara kepada Allah. Meski begitu, tawakal merupakan sebuah sikap yang dilakukan setelah ikhtiar sudah dilakukan secara maksimal.


Dilansir dari NU Online, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah menjelaskan tentang tiga tanda orang yang benar-benar bertawakal. 


Pertama, tidak berharap kecuali kepada Allah sekaligus tidak takut kecuali kepada-Nya. Kedua, tidak pernah merisaukan masalah rezeki disebabkan merasa yakin akan adanya jaminan Allah. Ketiga, tidak pernah hatinya terguncang pada saat diperkirakan akan datangnya suatu bahaya.


Penjelasannya sebagai berikut:


وللمتوكل الصادق ثلاث علامات: الأولى أن لا يرجوغيرالله ولا يخاف إلا الله، وعلامة ذالك أن لا يدع القول بالحق عند من يُرجى و يُخشى عادة من المخلوقين كالأمراء والسلاطين 


Artinya: Ada tiga tanda bagi orang yang bertawakal dengan sebenarnya, yakni pertama, tidak berharap kecuali kepada Allah sekaligus tidak takut kecuali kepada-Nya. Hal itu ditandai dengan keberaniannya mengatakan sesuatu yang benar di hadapan seseorang yang umumnya orang memiliki harapan sekaligus merasa takut kepadanya seperti para amir dan raja.


Tanda pertama ini berkaitan erat dengan apa yang diucapkan seorang Muslim dalam setiap menunaikan shalatnya, yakni pada saat membaca surah Al-Fatihah, ayat 5:


 إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ


Artinya:  Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan.


Wujud menyembah dan memohon pertolongan hanya kepada Allah tentu saja tidak hanya berupa shalat, tetapi juga dalam bertawakal kepada-Nya dalam seluruh urusan hidup dan mati.


Orang-orang yang benar-benar bertawakal kepada Allah  tidak merasa takut untuk berkata benar di depan para penguasa maupun orang-orang kaya yang bisa memberikan imbalan apa saja.


Demikian pula mereka tidak takut berkata “tidak” ketika suatu persoalan bertentangan dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah meskipun mendapat ancaman atau hukuman dari para penguasa maupun dari orang-orang kaya yang bisa memberikan fasilitas apa saja. 


والثانية أن لا يدخل قلبه همُّ الرزق ثقة بضمان الله بحيث يكون سكون قلبه عند فقد ما يحتاج اليه كسكونه في حال وجوده وأشد 


Artinya: Kedua, tidak pernah merisaukan masalah rezeki karena merasa yakin akan adanya jaminan Allah sehingga hatinya tetap tenang dan tentram di kala suatu keuntungan luput darinya, sama seperti di kala ia memperolehnya.


Tanda kedua ini berkaitan erat dengan jaminan Allah  tentang rezeki sebagaimana termaktub dalam Surat Al-An’am, ayat 151:


نَحْنُ نَرْزُقُكًمْ وَإِيَّاهُمْ 


Artinya: Kamilah yang memberikan rezeki kepadamu dan kepada mereka.


Orang-orang yang benar-benar bertawakal kepada Allah  tidak menunjukkan kekhawatiran dan ketakutannya berkaitan dengan rezeki bagi dirinya maupun bagi orang-orang yang menjadi tanggungannya. Hal ini disebabkan mereka meyakini kebenaran surat Al-An’am, ayat 151 di atas. 


Allah-lah yang memberi rezeki kepada setiap makhluk yang diciptakannya.  Oleh karena itu, orang-orang yang benar-benar bertawakal kepada Allah  tetap merasa tenang ketika kesulitan ekonomi sedang melanda baik dalam skala terbatas maupun luas sebagaimana ketika ekonomi sedang dalam puncak kesuksesan. 


والثالثة أن لا يضطرب قلبه في مظان الخوف علما منه أن ما أخطأه لم يكن ليصيبه وما أصابه لم يكن ليخطئه 


Artinya: Ketiga, tidak pernah hatinya terguncang pada saat diperkirakan akan datangnya suatu bahaya karena ia yakin sepenuhnya bahwa tak satu pun ditetapkan ia terhindari darinya, akan tetap menimpanya. Dan tak satu pun ditetapkan akan menimpanya, akan terhindar dari dirinya.


Tanda ketiga ini berkaitan dengan keyakinan akan ketetapan Allah. Orang-orang yang benar-benar bertawakal kepada Allah  tentu bersikap tenang menghadapi segala keadaan yang mungkin terjadi disebabkan keridhaannya atas apa yang telah ditetapkan-Nya.


Itulah 3 tanda orang yang tawakal menurut Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang bertawakal, setelah usaha dan doa kita sudah kita lakukan.