Opini

Berikut Amaliah Malam Lailatul Qadar

Selasa, 2 April 2024 | 16:17 WIB

Berikut Amaliah Malam Lailatul Qadar

Dekan FDIK UIN Raden Intan, KH Abdul Syukur (Foto: Istimewa)

Nabi Muhammad saw menyarankan kepada umat Islam untuk terus mencari dan berusaha untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Ada beberapa hadits Nabi yang menyarankan agar umat Islam selalu mengusahakannya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. 


Dengan memperbanyak ibadah secara sungguh-sungguh, ikhlas, sabar, tawakal dan penuh semangat memohon, berdoa kepada Allah untuk meraih dan mendapatkan Lailatul Qadar. 


Bagi umat Islam yang ingin mendapatkan malam Lailatul Qadar, maka perbanyak ibadah di siang hari dan malam harinya dan sungguh-sungguh untuk mendapatkan Lailatul Qadar dengan jalan dan cara istiqamah melakukan amalan ibadah puasa, shalat tarawih, i’tikaf di masjid, membaca Al-Qur’an, berdoa kepada Allah, dan bersedekah.


Berikut ini menjelaskan untuk umat Islam giat membaca Al-Qur’an, berdoa dan bersedekah, dengan uraian sebagai berikut:


Pertama, istiqamah membaca Al-Qur’an 


Dalam sejarahnya, Al-Qur’an merupakan wahyu Allah diturunkan ke muka bumi kepada Nabi Muhammad dengan perantara Malaikat Jibril di Gua Hira, Surah Al-‘Alaq ayat 1-5, di bulan Ramadhan (QS Al-Baqarah: 185). 


Bersamaan dengan peristiwa Lailatul Qadar (QS Al-Qadar: 1-5) yaitu terjadi pada malam 17 Ramadhan tahun 610 Al-Qur’an pertama kali diturunkan oleh Allah swt dari Lauhul Mahfuzh ke muka bumi. 


Artinya, pada malam Lailatul Qadar, Al-Qur’an diturunkan, dan Allah swt mengabadikannya dalam surat Al-Qadar ayat 1. Kemudian ayat 2-5 menjelaskan peristiwa Lailatul Qadar beserta keistimewaannya hingga Lailatul Qadar berakhir pada waktu fajar. Sebagaimana Surah Al-Qadar ayat 1.


اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ


Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatul Qadar.


Oleh sebab itu, sudah sepatutnya bagi pencari malam Lailatul Qadar memperbanyak ibadah seperti shalat tarawih, dan istiqamah memperbanyak bacaan Al-Qur’an di waktu-waktu afdhal. 


Terutama pada waktu malam. Rasulullah Muhammad saw juga diceritakan memperbanyak waktu membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, terlebih di waktu malam hari. Dijelaskan dalam hadits:


كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَرَسُولُ اللهِ ﷺ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ


Artinya: Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi pada Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Dahulu Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membaca al-Qur’an bergantian dengan beliau. Ketika Rasulullah ditemui Jibril, beliau lebih dermawan daripada angin yang berembus (HR Bukhari dan Muslim).


Oleh sebab itu, perbanyaklah membaca Al-Qur’an terlebih di malam akhir-akhir Ramadhan agar kita menjumpai dan berjumpa dengan Lailatul Qadar.


Kedua, perbanyaklah doa kepada Allah

Bulan Ramadhan juga bukan mustajabah kita berdoa kepada Allah (QS Al-Baqarah: 186). Hadits Nabi menjelaskan bahwa orang yang berpuasa diijabah doanya oleh Allah. Waktu-waktu mustajabah untuk kita berdoa yaitu saat berbuka puasa, saat sahur, malam-malam akhir sepuluh Ramadhan, dan malam Lailatul Qadar.


Karena malam Lailatul Qadar dalam hadits dikabarkan kemungkinan terjadi di malam-malam ganjil sepuluh hari akhir Ramadhan, maka kita perbanyaklah berdoa kepada Allah. Sebab, berdoa di malam Lailatul Qadar maqbul dan mustajabah doa kita.


Aisyah ra, istri Rasulullah, pernah bertanya kepada Nabi Muhammad saw tentang doa yang dapat dibaca apabila seseorang menjumpai malam Lailatul Qadar. Nabi saw kemudian bersabda:


اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi mencintai pemaafan, maafkanlah aku (HR Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).


Maka umat Islam untuk mendapatkan Lailatul Qadar agar memperbanyak pula bacaan doa tersebut, selain istiqamah berpuasa, bershalat tarawih, beri'tikaf, dan memperbanyak baca Al-Qur’an. Semoga kita mendapatkan Lailatul Qadar yang keistimewaannya lebih baik daripada seribu bulan atau sama dengan 83 tahun lebih nilai ibadahnya dan kebaikan atau keutamaanya.


Ketiga, perbanyak  bersedekah

Sedekah ada dua kriteria, yang wajib dinamakan zakat karena memenuhi nishab. Dan sedekah yang tak memenuhi nishab disebut sedekah, infak.


Shadaqah (sedekah) yang wajib berupa zakat mal dan sejenisnya, dan zakat fitrah. Sedekah yang tak wajib atau sunnah hukumnya, berupa infak, sedekah, berbagi rezeki kepada orang lain. Sebab, sedekah wajib ataupun sunnah (zakat dan sedekah) merupakan harta kekayaan yang dimiliki dirinya, tetapi ada hak orang lain pada empunya harta itu. 


Oleh sebab itu, bagi pencari Lailatul Qadar perbanyaklah sedekah. Berbagi peduli kepada orang lain. Jadilah peduli sosial, membangun diri memiliki sensitivitas sosial untuk membentuk jati diri yang memiliki kesalehan individu seimbang dengan kesalehan sosial pada diri seorang Islam dan umat Islam. Hal ini dijelaskan dalam hadits:


كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَرَسُولُ اللهِ ﷺ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ


Artinya: Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dalam kebaikan. Beliau menjadi lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Dahulu Jibril menemui beliau pada setiap malam bulan Ramadhan lalu membaca Al-Qur’an bergantian dengan beliau. Ketika Rasulullah ditemui Jibril itu, beliau lebih dermawan daripada angin yang berembus (HR Bukhari dan Muslim).


Hadits di atas juga menjelaskan pentingnya bersedekah, semoga orang yang selalu bersedekah untuk mengiringi ibadah puasa, shalat tarawih, beri’tikaf, membaca Al-Qur’an, dan berdoa kepada Allah dapat menjumpai Lailatul Qadar yang hanya terjadi di malam dalam bulan Ramadhan.


KH Abdul Syukur, Dekan FDIK UIN Raden Intan dan Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung