Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya

Syiar

Ini Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah saw

foto haji

Setiap kali melepas keberangkatan keluarga, kerabat ataupun teman yang hendak menunaikan ibadah suci di Makkah, kita biasanya akan berucap,“ semoga menjadi haji/hajjah yang mabrur”. Menjadi haji ataupun hajjah yang mabrur adalah tujuan semua orang yang menunaikan ibadah haji. Lantas apa yang dimaksud dengan mabrur tersebut?

 

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau yang diterima oleh Allah swt. Sedangkan menurut istilah syar’i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah swt. 

 

Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah saw memberikan penjelasan terkait pahala atau balasan bagi jamaah haji yang mendapatkan predikat mabrur.


الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ 

 

Artinya, “Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga” (HR Bukhari). 


Baca Juga:
Syarat-syarat Haji

 

Predikat mabrur memang hak prerogatif Allah swt untuk disematkan kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Tetapi seseorang yang dapat meraih haji mabrur pasti memiliki ciri-ciri tersendiri. 

 

Rasulullah pernah memberikan ciri-ciri atau pertanda bagi setiap orang yang mendapatkan predikat mabrur hajinya. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya. 

 

قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: "إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ 


Baca Juga:
Seorang Haji Ditinggal Mati Suami

 

Artinya, “Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.’”

 

Walaupun hadits ini divonis munkar syibhul maudhu’ oleh Abu Hatim dalam kitab Ilal ibn Hatim, tetapi ada riwayat lain yang marfu’ dan memiliki banyak syawahid. Bahkan divonis Shahihul Isnad oleh Al-Hakim dalam kitab Mustadrak-nya, walaupun Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya. 

 

Sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari-nya. 

 

سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه 

 

Artinya, “Rasulullah saw ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata.’ Al-Hakim berkata bahwa hadits ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.” 

 

Dari dua hadits di atas bahwa sebagian dari tanda mabrurnya haji seseorang ada tiga.
Pertama, santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam). Kedua, menebarkan kedamaian (ifsya’us salam). Ketiga, memiliki kepedulian sosial yaitu mengenyangkan orang lapar (ith‘amut tha‘am). 

 
Artikel ini diambil dari: Tiga Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah
 

Dari tiga ciri ini, bisa disimpulkan bahwa predikat mabrur yang diraih oleh seorang yang telah menjalankan ibadah haji sebenarnya tidak hanya memberikan dampak terhadap kehidupan orang tersebut, melainkan juga berdampak besar kepada sisi sosial di lingkungan orang yang berangkat haji tersebut. Wallahu a‘lam.

Ila Fadilasari
Editor: Yudi Prayoga

Artikel Terkait