• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Warta

Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung: Empat Makna Suci dalam Hadits Arbain Nawawi

Wakil Katib Syuriyah PWNU Lampung: Empat Makna Suci dalam Hadits Arbain Nawawi
Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Andi Ali Akbar pada Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi di Masjid Al Ikhlas, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (5/12/2023) malam. (Foto: Istimewa).
Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Andi Ali Akbar pada Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi di Masjid Al Ikhlas, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (5/12/2023) malam. (Foto: Istimewa).

Lampung Tengah, NU Online Lampung 

Dalam bersuci terbagi menjadi empat macam, yaitu pertama, suci hadats besar dan kecil dari badan. Kedua, seluruh anggota badan suci dari segala kemaksiatan.

 

Ketiga, suci hati dari akhlak yang tercela. Keempat, suci dari lubuk hati yang paling dalam, di dalam hati manusia yang diingat hanya Allah swt.

 

Hal tersebut disampaikan Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, KH Andi Ali Akbar dalam Ngaji Rutinan Kitab Arba’in Nawawi di Masjid Al Ikhlas, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah, Selasa (5/12/2023) malam.

 

Ia mengatakan, yang membuat selamat semua tindakan manusia yaitu hanya ingat Allah swt. Biasanya manusia jika tidak membawa ATM, tidak bawa uang gelisah, maka ia terlena tidak ingat Allah swt.

 

“Seyogianya hanya Allah lah yang menolong manusia, di lubuk hati manusia yang paling dalam hanya ingat Allah swt,” ujar Gus Andi sapaan karibnya.

 

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Darusy Syafa’ah, Kecamatan Kotagajah, Kabupaten Lampung Tengah itu, pada lafadz alhamdulillah semua memenuhi bobot timbangan kelak di akhirat, tetapi dengan syarat manusia juga dengan sadar meresapi maknanya.

 

“Allah swt itu adalah Maha Sempurna, pujian atas segala maha miliknya, makna itu harus tertanam dalam diri kita. Maka kita setiap hari setelah shalat hendaknya berdzikir melafalkan tasbih, tahmid, takbir dibaca dengan jahr (keras),” kayanya. 

 

Alumni Pondok Pesantren Blokagung, Banyuwangi, Jawa Timur itu menjelaskan, pernah diriwayatkan bahwa sahabat Abu Bakar ash Shidiq kalau membaca Al-Qur’an lirih (pelan), sahabat Umar bin Khattab kalau baca Al-Qur’an dengan suara keras, dan sahabat Bilal kalau baca Al-Qur’an loncat-loncat.

 

“Manusia dalam memuji Allah terdapat lafadz alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah ada empat yakni Pertama, pujian Allah kepada Allah. Kedua, pujian Allah kepada makhluk. Ketiga, pujian makhluk pada Allah. Dan Keempat, pujian makhluk kepada makhluk,” tuturnya.

 

Semuanya yang ada di muka bumi ini hanya milik Allah swt. Yang sempurna hanya milik Allah, dan itu tertanam dalam hati. Lafadz subhanallah, bermakna mensucikan, menyatakan suci dari kekurangan.

 

Maka manusia senantiasa setiap hari berdoa, fungsi doa menunjukkan kita tidak bisa apa-apa, dan kalimat istighfar menunjukkan kita sebagai hamba, hanya meminta kepada Allah swt.

(Akhmad Syarief Kurniawan)


Warta Terbaru