Dian Ramadhan
Penulis
Pringsewu, NU Online Lampung
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pringsewu, H Muhammad Faizin, menegaskan pentingnya memahami hakikat Maulid Nabi sebagai momentum dan pintu untuk meneguhkan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Menurutnya, peringatan Maulid Nabi Muhammad merupakan salah satu momentum penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran sang pembawa risalah terakhir. Lebih dari sekadar perayaan tradisi, Maulid Nabi menjadi ajang introspeksi dan penguatan iman agar umat semakin meneladani akhlak Rasulullah.
Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan misi kerasulan beliau dalam firman-Nya:
وَمَآ أَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ
Artinya: Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS Al-Anbiya: 107).
"Kelahiran dan diutusnya Nabi Muhammad adalah anugerah terbesar bagi manusia dan semesta. Rahmat yang dibawa beliau tidak terbatas hanya bagi kaum Muslim, tetapi mencakup seluruh umat manusia, bahkan alam dan makhluk hidup lainnya," jelasnya.
"Inilah esensi Islam sebagai agama rahmatan lil alamin," imbuhnya Jumat (5/9/2025) bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 H
Ia menambahkan bahwa perayaan Maulid bukanlah sekadar tradisi seremonial, tetapi manifestasi rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad. Umat mengingat perjuangan, keteladanan, dan budi pekerti mulia beliau dalam menegakkan agama dengan penuh kasih sayang.
Maulid, lanjutnya, menjadi pengingat bahwa rahmat Allah hadir melalui sosok Nabi yang menyebarkan ajaran Islam dengan kelembutan, sabar, dan penuh kasih.
"Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mengajarkan keseimbangan antara ibadah, akhlak, dan muamalah. Rahmat Islam tampak dalam prinsip keadilan sosial, penghargaan terhadap martabat manusia, perlindungan terhadap lingkungan, serta dorongan untuk hidup damai berdampingan dengan sesama," terangnya.
Rasulullah mencontohkan bahwa dakwah bukanlah dengan kekerasan, melainkan melalui keteladanan, kasih sayang, dan keteguhan hati.
Momentum Maulid menjadi refleksi untuk menghadirkan ajaran Rasulullah dalam kehidupan modern. Umat Islam dituntut menjaga akhlak mulia, menebarkan kasih sayang, dan menjadi teladan dalam peradaban.
Di tengah tantangan global yang sering diwarnai konflik, umat Islam harus tampil sebagai pembawa solusi dengan nilai-nilai damai, toleransi, dan kemanusiaan. Dengan begitu, wajah Islam yang rahmatan lil alamin benar-benar hadir dalam realitas kehidupan.
“Maulid Nabi bukan sekadar perayaan lahiriah, melainkan momentum memperkuat tekad meneladani Nabi Muhammad. Melalui peringatan ini, umat Islam diajak kembali pada misi utama kerasulan, yaitu menghadirkan rahmat bagi seluruh alam," jelasnya.
Dengan menanamkan nilai Islam yang penuh kasih sayang dan kedamaian lanjutnya, Maulid Nabi menjadi sarana mempertegas jati diri umat sebagai pengemban risalah rahmatan lil alamin.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Momen Maulid, saatnya Bersyukur Menjadi Umat Nabi Muhammad Saw
2
Khutbah Jumat: Merayakan Maulid Bentuk Cinta kepada Rasullah
3
Ahad Malam 7 September 2025 Gerhana Bulan Total, Dapat Disaksikan di Seluruh Indonesia
4
Khutbah Jumat: Maulid Nabi dan Memperbaiki Akhlak Bangsa
5
Pentingnya Literasi di Tengah Banjirnya Informasi Media Sosial menurut Ketua PCNU Pringsewu
6
Kisah Nabi Muhammad Saw sebagai Juru Damai dalam Kitab Barzanji
Terkini
Lihat Semua