Warta

Lampung Ikuti Maulid Nabi dan Istighotsah Kebangsaan 2025, Menag Tekankan Konsep Ekoteologi

Jumat, 5 September 2025 | 11:05 WIB

Lampung Ikuti Maulid Nabi dan Istighotsah Kebangsaan 2025, Menag Tekankan Konsep Ekoteologi

Kanwil Kemenag Lampung saat mengikuti peringatan Maulid Nabi dan istighotsah kebangsaan, Kamis (4/9/2025) malam. (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung 

Ribuan umat di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Lampung, mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad saw 1447 H/2025 M yang dirangkaikan dengan Istighotsah Kebangsaan, Kamis (4/9/2025) malam.

 

Acara yang digagas Kementerian Agama RI ini dihadiri langsung Presiden Prabowo Subianto, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Menteri Agama Nasaruddin Umar, jajaran kabinet, serta tokoh agama.

 

Di Lampung, partisipasi datang dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Kantor Kemenag Kabupaten/Kota, serta lembaga-lembaga keagamaan. Mereka mengikuti acara secara serentak dengan sistem hybird.

 

Dengan tema “Ekoteologi: Keteladanan Nabi Muhammad saw untuk Kelestarian Bumi dan Negeri”, acara berjalan khidmat. Melalui tausiahnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar memperkenalkan konsep ekoteologi sebagai pendekatan keberagamaan yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.

 

“Al-Qur’an dan ajaran Rasulullah saw banyak menonjolkan sifat kasih sayang. Mengayomi, mengasihi, menyayangi, dan merawat adalah esensi yang harus kita terapkan, termasuk dalam memperlakukan alam semesta,” ujarnya.

 

Ia menegaskan, inti semua agama adalah cinta, yang tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia, tetapi juga kepada hewan, tumbuhan, dan seluruh ciptaan Tuhan. 

 

“Sebagai khalifah di muka bumi, manusia memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga, bukan merusak,” tambahnya.

 

Pesan Rasulullah saw, kata Nasaruddin, tetap relevan hingga kini. Larangan merusak tempat ibadah, mengganggu perempuan, serta merusak alam merupakan ajaran yang semestinya dijunjung tinggi. 

 

Untuk memperkuat pesannya, ia merujuk pada buku The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History karya Michael H. Hart yang menempatkan Nabi Muhammad saw di posisi pertama sebagai tokoh paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

 

Di penghujung tausiah, Nasaruddin menyerukan pentingnya menjadikan cinta kasih sebagai fondasi kehidupan berbangsa.

 

“Jangan biarkan perbedaan menjadi tembok pemisah. Yang paling penting adalah mencari titik persamaan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tuturnya.

 

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin Imam Besar Masjid Istiqlal, Husni Ismail, menandai berakhirnya peringatan Maulid Nabi dan Istighotsah Kebangsaan dengan suasana penuh haru dan kebersamaan.

 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung, Erwinto, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, konsep ekoteologi yang digaungkan Menteri Agama sejalan dengan kebutuhan masyarakat saat ini untuk memperkuat spiritualitas sekaligus kepedulian terhadap lingkungan.

 

“Peringatan Maulid Nabi dan Istighotsah Kebangsaan ini bukan hanya momen religius, tetapi juga refleksi bagi kita semua. Keteladanan Nabi Muhammad saw dalam menjaga alam dan membangun kasih sayang hendaknya menjadi inspirasi masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Erwinto usai mengikuti kegiatan tersebut.

 

Ia menambahkan, umat beragama di Lampung memiliki tradisi kuat dalam menjaga harmoni sosial. Dengan semangat ekoteologi, ia berharap masyarakat semakin peduli pada kelestarian alam sekaligus terus merawat persatuan bangsa.

 

“Kalau kita mencintai Rasulullah, maka kita juga harus meneladani sikap beliau yang penuh kasih terhadap sesama dan alam semesta. Itulah bentuk nyata cinta kita kepada Nabi,” pungkasnya.