Pendidikan

Peringati Maulid Nabi, UIN RIL Gelar Istighotsah dan Dzikir Kebangsaan

Jumat, 5 September 2025 | 10:35 WIB

Peringati Maulid Nabi, UIN RIL Gelar Istighotsah dan Dzikir Kebangsaan

Rektor UIN RIL Prof Wan Djamaluddin memberikan sambutan dalam Istighotsah dan Dzikir Kebangsaan, Kamis (4/8/2025) malam

Bandar Lampung, NU Online Lampung
Keluarga besar UIN Raden Intan Lampung (RIL) memperingati Maulid Nabi Muhammad saw 1447 H sekaligus menggelar istighotsah dan dzikir kebangsaan di Masjid Safinatul Ulum, Kamis malam (4/9/2025). Kegiatan ini berlangsung khidmat dengan melibatkan dosen, tenaga kependidikan, tenaga kebersihan, tenaga keamanan, ratusan mahasantri, serta perwakilan organisasi kemahasiswaan.

 

Selain memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw, Rektor Prof H Wan Jamaluddin Z menyampaikan bahwa kegiatan ini juga sebagai momentum untuk merajut persatuan dan mendoakan tanah air.

 

ā€œKecintaan pada bangsa dan negara tidak boleh terkalahkan oleh ego sektoral atau kepentingan golongan yang bisa memecah belah persatuan. Inilah pesan kebangsaan dari kegiatan ini,ā€ kata Rektor.

 

Acara dimulai dengan shalat Maghrib berjamaah, kemudian dilanjutkan istighosah yang dipimpin Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Prof H Abdul Syukur. Salat Maghrib dan Isya berjamaah, serta salat ghaib dipimpin oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA), ProfĀ  H Ahmad Isnaeni.

 

Salat ghaib khusus dipersembahkan untuk mendoakan 11 korban meninggal dalam peristiwa aksi 25 Agustus hingga awal September yang terjadi baru-baru ini, sebagai bentuk duka cita mendalam dari keluarga besar UIN RIL.

 

ā€œIni bentuk doa bersama, sebagai wujud empati kita terhadap saudara-saudara yang menjadi korban,ā€ kata Prof Isnaeni sebelum memimpin doa.

 

Acara juga diisi dengan hadroh dari mahasantri Ma’had al-Jami’ah, marhaban, serta pembacaan shalawat.

 

Peringatan Maulid diisi Mauidzah Hasanah oleh Dekan Fakultas Adab, KH Ahmad Bukhari Muslim. Ia menekankan bahwa Maulid bukan sekadar perayaan, tetapi momentum untuk meneguhkan cinta kepada Rasulullah saw.

 

ā€œSetiap kali kita memperingati Maulid, sejatinya kita kembali mengenal beliau. Nabi bersabda, seseorang akan dikumpulkan bersama yang dicintainya kelak di akhirat. Maka bila kita benar-benar mencintai Nabi, insyaallah kita akan disatukan bersama beliau di surga,ā€ tuturnya.


Ia menjelaskan tiga tanda manisnya iman yaitu menjadikan Allah dan Rasul sebagai kecintaan tertinggi, beriman lillahita’ala dengan akhlak mulia dan kejujuran, serta menjaga diri dari kekufuran dan kemungkaran.

 

Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad untuk memperkenalkan siapa Allah SWT. ā€œKalau Allah tidak mengutus para Nabi, kita tidak akan mengenal siapa Allah, apa yang Allah sukai dan murkai. Nabi diutus untuk memanusiakan manusia. Kita diciptakan untuk beribadah, menghambakan diri, dan memakmurkan bumi dengan teladan Nabi Muhammad saw,ā€ terangnya.

 

Ia mengajak jamaah untuk menjalani Islam secara kaffah. ā€œIman yang kuat, mengamalkan syariat, dan menumbuhkan ihsan. Jadikan Islam sebagai pola hidup. Apa yang dilarang jauhi, yang diperintahkan lakukanlah. Tegakkan amar ma’ruf nahi munkar,ā€ tuturnya.

 

Tausiyah ditutup dengan penekanan bahwa Nabi Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak. ā€œIni tujuan kita hidup, bagaimana menjadi manusia berakhlak mulia. Itulah teladan Rasulullah saw,ā€ pungkasnya.