• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Warta

Lima Perkara agar Hidup Bahagia dan Lancar Rezeki

Lima Perkara agar Hidup Bahagia dan Lancar Rezeki
Pengasuh Pesantren Assya'roniyah, KH Muhtar Sya'roni Maksum (Foto: Istimewa)
Pengasuh Pesantren Assya'roniyah, KH Muhtar Sya'roni Maksum (Foto: Istimewa)

Lampung Timur, NU Online Lampung

Barang siapa yang dapat istiqamah mengamalkan lima perkara maka akan bahagia hidup dan lancar rezekinya. Kelima perkara tersebut adalah istiqamah bersedekah meski sedikit, silaturrahim, jihad fi sabilillah, menjaga wudhu, dan istiqamah birrul walidain (berbakti kepada orang tua).


Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pesantren Assya’roniyah Lampung Timur, KH Muhtar Sya’roni Maksum mengutip kitab Nashoihul Ibad karya Syekh Imam An Nawawi Al Bantani yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram dan karya-karyanya menjadi referensi di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. 


Pertama, istiqamah meski sedikit, perbuatan ini merupakan hubungan seseorang dengan yang lain atau hablu minannas. Terkadang seseorang diberi kenikmatan harta lupa bahwa segalanya hanyalah titipan dari Allah semata,” ujarnya. 


Ia mengungkapkan begitu juga bagi yang belum diberi banyak harta, harus istiqamah bersedekah meskipun sedikit. Misalnya istiqamah untuk infak di masjid saat shalat Jumat meski hanya dua ribu atau lima ribu rupiah, yang utama adalah istiqamah.


“Perkara yang kedua, yaitu menjalin silaturahim. Ini merupakan amalan untuk menjaga hubungan baik kepada sesama. Seperti kegiatan reuni Kebangkitan Alumni Miftahul Falah (Kamilah), diusahakan untuk selalu bisa hadir apalagi hanya dua tahun sekali,” ungkapnya.


Kemudian perkara yang ketiga, yaitu jihad fi sabilillah. Jihad dalam arti membela dan memperjuangkan agama Allah swt sesuai kadar kemampuan masing-masing. 


Keempat, yaitu menjaga wudhu. Amalan yang satu ini amalan bagi seorang muslim untuk selalu terjaga dari maksiat dan godaan setan. Orang yang menjaga wudhu, hatinya akan dilindungi oleh Allah dari segala perbuatan yang membuat ia jauh dari Rabb-Nya,” paparnya. 


Lebih lanjut ia mengatakan dirinya akan dijaga oleh malaikat, seperti saat hendak melakukan makan, jika diawali wudhu terlebih dahulu maka setiap butir nasi yang kita makan akan berdzikir kepada Allah. 


“Perkara yang kelima, yaitu istiqamah birrul walidain. Ada 3 kategori orang tua, yaitu orang tua biologis atau yang melahirkan yakni ayah ibu (abu jasad), guru (abu ruh), dan mertua (abu nikmat). Ketiga kategori orang tua ini harus dimuliakan dan dihormati atau istilah dalam Islam birrul walidain, karena merekalah kita semua bisa menjadi seperti ini,” katanya. 


Kiai Sya’roni menjelaskan berkat jasa orang tua biologis (ibu bapak), bisa tumbuh besar. Berkat guru (abu ruh) bisa mengetahui dan mengenal hakikat hidup, bisa mengenal Allah swt. Kemudian berkat mertua (abu nikmat) kita bisa menjalani kehidupan dengan tenang dan bahagia karena sudah menjalani hidup berumah tangga. 


“Suatu ketika Nabi Muhammad saw ketika perjalanan Isra’ Mi’raj, oleh Allah diperintahkan untuk memuliakan tiga orang, yakni pertama al-Alim (orang yang berilmu), kedua al-Walid (kedua orang tua), dan ketiga hamilul Qur’an (orang yang memahami dan mengamalkan Al-Qur’an),” ujarnya. 


Ia berpesan bahwa jalinan ikatan batin (wusul) dengan guru itu dapat menjadikan ibadah seorang menjadi ringan. 

(Rifai Aly)


Warta Terbaru