• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Warta

Tujuh Pesan KH Ahsin Sakho Muhammad saat Takziah di Pesantren Assahil

Tujuh Pesan  KH Ahsin Sakho Muhammad saat Takziah di Pesantren Assahil
Rais Majelis Ilmy PP JQHNU, KH Ahsin Sakho Muhammad
Rais Majelis Ilmy PP JQHNU, KH Ahsin Sakho Muhammad

Lampung Timur, NU Online Lampung 

Rais Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU), KH Ahsin Sakho Muhammad memberikan tujuh pesan kepada para santri Pesantren Assahil, Lampung Timur.

 

Pertama yaitu ilmu, seorang santri atau manusia pada umumnya harus memiliki ilmu.  “Ilmu itu apa, ilmu adalah pengetahuan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dalam istilah pesantren dari yang jahil menjadi ‘alim,” ujarnya.


Pernyataan tersebut ia sampaikan saat memberikan mauizhah hasanah di Pesantren Assahil, Waway Karya, Lampung Timur, Kamis (16/6/2022). Tujuan kunjungannya adalah bertakziah atas wafatnya pendiri Pesantren Assahil, Kiai Munaji dan istri, serta anaknya karena kecelakaan,  beberapa waktu lalu. 


Adapun pesan kedua yaitu keimanan atau taqwa. Seseorang harus memiliki iman yang kuat agar hidupnya selalu dalam tuntunan Allah swt. 


Ketiga yaitu akhlak, Kiai Ahsin menjelaskan, akhlak atau adab merupakan puncak segala-galanya. Orang kaya tanpa akhlak tidak ada artinya, pejabat tidak punya akhlak pun tidak akan dihormati bawahannya. 


“Sejarah dahulu seperti kisah Qorun, Fir’aun, dan Haman (arsitektur di zaman Fir’aun) mereka semua contoh orang-orang hebat yang tidak memiliki Akhlak kepada Allah swt. Diberi nikmat harta dan jabatan akan tetapi lupa bagaimana bersyukur kepada Allah,” ungkapnya.


Pesan keempat yaitu skill atau keahlian. Seorang santri harus memiliki prinsip ini, karena nantinya ketika kehidupan di masyarakat dapat bersosialisasi dengan baik. Dapat bermanfaat karena memiliki keahlian, baik itu komputer, mengaji, berpidato, melukis dan sebagainya. 


Kelima yaitu pengalaman. Pengalaman ini penting karena seperti latihan naik kuda, arsitek, dan lainnya. Pengalaman ini yang mengajarkan seorang santri belajar dalam kehidupan. 


Pesan keenam Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta ini ialah hubungan yang baik kepada sesama manusia. Hal ini tidak kalah pentingnya, dengan berbuat baik kepada orang lain.


“Orang akan simpati dengan kita, hubungan baik bisa mengantarkan kita kepada rezeki. Karena rezeki itu tidak langsung turun dari langit jatuh kepada kita, ada perantara manusia yang meyertainya,” katanya.


Terakhir yang ketujuh yaitu selalu dekat dengan Allah swt. Dengan berserah diri kepada Allah swt atau tawakal atas segala ikhtiar kita insyaallah akan diberikan yang terbaik kepada kita semua atas ketetapannya.  


Seperti diketahui, KH Ahsin Sakho Muhammad merupakan pakar Ilmu Al-Qur’an yang langka, tidak hanya penghafal Al-Qur’an, namun ia juga ahli tafsir dan pakar ilmu qiraat. Pengasuh Pesantren Dar Al-Qur’an dan Dewan Penasehat Pesantren Dar Al-Tauhid di Kecamatan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon, untuk mencetak para penghafal Al-Qur’an dan para generasi qur’ani. 


KH Ahsin saat ini juga menjabat sebagai Dewan Pakar Al-Qur’an Pusat Studi Al-Quran (PSQ) dan anggota Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama. Ia lahir di Cirebon, pada 21 Februari 1956, sejak kecil mempelajari ilmu agama dari orang tuanya sendiri, kemudian nyantri di Pesantren Lirboyo, Kediri. Menghafal Al-Qur’an di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta, dan juga sempat belajar kepada KH Arwani (Kudus). 


Ia menuntaskan pendidikan tinggi di Makkah, dan belajar Al-Qur’an di Masjidil Haram di bawah bimbingan Syekh Abdullah Al-‘Arabi. Selain mengasuh para santri, ia juga aktif menjadi dosen di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. 


Di tengah kesibukannya mengajar, baik di Cirebon, Jakarta, maupun di luar negeri, beliau menerbitkan buku tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an. Di antara karyanya yaitu Manbaul Barakat fi Sabil Qiraat, Oase Al-Qur’an Penyejuk Kehidupan, Menghafal Al-Quran: Manfaat, Keutamaan, Keberkahan, Dan Tuntunan Praktisnya, Renungan Kalam Langit, Keberkahan Al-Quran, dan lainnya. (Rifa’i Aly)
 


Warta Terbaru