• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Warta

Kiai Said: Dua Nafsu yang Harus Dijaga dan Dihindari

Kiai Said: Dua Nafsu yang Harus Dijaga dan Dihindari
KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan Pengajian pada Harlah Pesantren Assyaroniyah (Foto: Istimewa)
KH Said Aqil Siroj saat menyampaikan Pengajian pada Harlah Pesantren Assyaroniyah (Foto: Istimewa)

Lampung Timur, NU Online Lampung

Manusia itu dikaruniai dua nafsu yaitu nafsu ghadabiyyah dan nafsu syahwat. Nafsu ghadabiyyah ialah keinginan diri, hasrat seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti, ingin jadi bupati, ingin jadi Gubernur, ingin jadi pemimpin tidak ingin jadi bawahan dan keinginan positif lainnya. 


Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2021, Prof KH Said Aqil Siroj dalam pengajian yang dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) Pesantren Assyaroniyyah, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, Senin (25/7/2022). 


“Semua contoh itu jika diraih dengan cara baik, tidak curang, hal itu disebut himmah (cita-cita mulia), nafsu seperti ini penting dan harus dimiliki oleh warga NU. Sementara nasfu syahwat adalah nafsu yang hanya untuk kesenangan duniawi semata, seperti ingin rumah bagus, mobil mewah dan sebagainya,” ujarnya.


Selanjutnya ia menjelaskan manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt, yang paling siap menerima amanah, padahal watak dasar manusia itu adalah bodoh atau jahil, kejam, dan serakah atau selalu ingin menang sendiri. 


“Apa sebabnya manusia disebut makhluk paling siap menerima amanah? Bukan gunung, air, matahari atau makhluk ciptaan Allah yang lain. Karena hanya manusia yang siap mengembangkan agama Allah di muka bumi ini,” ungkapnya. 


Agama Islam yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw, merupakan ajaran  aqidah atau keimanan. Ajaran yang memberikan pemahaman bahwa Allah adalah dzat yang hakiki, kekal, maha menciptakan. Semua adalah sesuatu yang baru, setelah Allah menciptakan, barulah ada wujudnya seperti segala sesuatu bisa dilihat dengan indra mata. 


Selain aqidah, agama Islam juga mengajarkan syariah yaitu perilaku ibadah kepada Allah swt (hablu minallah) maupun hubungan kepada sesama manusia dan kepada semua mahluk (hablu minannas). 


“Disiplin ilmu ushul fiqih yang merupakan konsep dasar digagas ulama besar yaitu Imam Muhammad bin Idris Assyafi’i yang wafat pada tahun 204 H. Dengan teori displin ilmu ushul fiqih tersebut keluarkan kaidah-kaidah yang terkandung dalam Al-Qur’an,” kata Buya Said sapaan akrabnya.


Menurutnya seperti ayat-ayat muhkam (ayat yang sudah jelas maknanya atau perintahnya) dan ayat-ayat mutasyabihat (ayat yang perlu ditafsir atau artinya masih samar), ada juga mutlaq, muqayyad, dan sebagainya. 


Pengasuh Pesantren Assyaroniyyah, KH Muhtar Sya’roni Maksum menyampaikan, rasa syukur kepada para tamu undangan atas kehadirannya pada pengajian ini. 


“Pengajian ini merupakan Haflah tamatan kelas III Ulya Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) sebanyak 21 Santri, wisuda juz ‘amma sebanyak 44 santri,” katanya. 


Lebih lanjut ia mengatakan Harlah ke-9 Pondok Pesantren ini semoga dengan hadirnya para tamu undangan memberikan keberkahan, doa restu pada para santri yang diwisuda. Ilmu yang diraih semoga bermanfaat dan berkah kelak di masyarakat.


Turut hadir pada acara tersebut Bupati Lampung Timur, H Dawam Raharjo, tokoh agama, para kiai, jajaran pengurus pusat Kamilah, segenap wali santri dan masyarakat sekitar. (Rifai Aly)
 


Warta Terbaru