Warta

Kemenag Imbau Jamaah Haji Laksanakan Umrah setelah Cukup Beristirahat

Ahad, 26 Mei 2024 | 13:15 WIB

Kemenag Imbau Jamaah Haji Laksanakan Umrah setelah Cukup Beristirahat

Ilustrasi haji (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online Lampung

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengimbau agar pelaksanaan umrah wajib bagi jamaah yang telah tiba di Makkah dilakukan setelah cukup beristirahat. Dan waktunya dikoordinasikan ketua kloter.


“Imbauan serupa disampaikan PPIH agar umrah wajib bagi jamaah lansia, risiko tinggi, jamaah sakit dan jamaah menggunakan kursi roda dilaksanakan setelah selesainya jamaah yang lain, kecuali jamaah yang memiliki pendamping,” kata anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda di Jakarta, Sabtu (25/5/2024).


PPIH meminta Kelompok Bimbingan Haji dan Umrah (KBIHU) yang menyertai jamaah agar bekerja sama dengan PPIH kloter. Widi menyampaikan, untuk menjaga kesehatan, jamaah dapat melaksanakan shalat dan aktivitas ibadah sunnah lainnya di hotel dan masjid sekitar hotel. 


“Shalat di masjid sekitar hotel memiliki nilai pahala yang sama dengan shalat atau beribadah di Masjidil Haram. Jumhur ulama mengatakan, keistimewaan Tanah Haram mencakup seluruh wilayah Tanah Haram,” ungkapnya.


Oleh karena itu, pelipatgandaan pahala shalat atau ibadah di tanah haram Makkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram.


“Jamaah tidak perlu khawatir, bila shalat di hotel atau masjid sekitar hotel tidak memperoleh pahala sebagaimana bila shalat di Masjidil Haram,” tuturnya.


Selain itu, jamaah agar membatasi ibadah umrah dan sunnah berulang dan berziarah ke lokasi yang letaknya jauh dari hotel. Aktivitas ibadah sunnah yang berlebihan berpotensi jamaah akan kelelahan. “Persiapkan stamina tubuh sebaik mungkin untuk puncak haji nanti,” pesannya.


Ia mengingatkan, agar jamaah ketika ke Masjidil Haram atau berpergian ke luar hotel melengkapi diri dengan alat pelindung diri berupa payung atau topi lebar untuk menghindari sengatan terik matahari.


“Selalu membawa dokumen penting berupa paspor dan dokumen penting lainnya, serta membawa kantong sandal dan dibawa saat ibadah di masjid,” ujar Widi.


Jangan meletakkan sandal di sembarang tempat di masjid, karena berpotensi hilang dan lupa. Berjalan tanpa alas kaki atau sandal berisiko kaki melepuh terutama di lantai luar masjid dan terminal bus.


“Selalu mengenakan identitas pengenal berupa gelang dan smart card, tetap berkelompok dan jangan memisahkan diri untuk menghindari tersesat di masjid atau terminal bus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas yang ada di area Masjidil Haram dan terminal,” katanya.