• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 20 Mei 2024

Warta

Kedatangan Dubes Arab Saudi, Bahas Kerja Sama Nahdlatul Ulama dan Kerajaan Saudi

Kedatangan Dubes Arab Saudi, Bahas Kerja Sama Nahdlatul Ulama dan Kerajaan Saudi
Pertemuan Ketum PBNU, Gus Yahya dan Dubes Arab Saudi Esam A Abid Althagafi
Pertemuan Ketum PBNU, Gus Yahya dan Dubes Arab Saudi Esam A Abid Althagafi

Jakarta, NU Online Lampung
Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kedatangan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam A Abid Althagafi pada Senin (17/1/2022) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut Ketum PBNU dan Dubes Arab Saudi membahas kerja sama antara Nahdlatul Ulama dengan Kerajaan Saudi.

 

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dalam kesempatan tesebut mengatakan bahwa kedua belah pihak akan menjalankan kemungkinan kerja sama, "Kerja sama antara Nahdlatul Ulama dan Kerajaan Saudi di antaranya yaitu pada dua poin penting," ujarnya dalam siaran kanal Youtube TVNU.

 

Lebih lanjut Gus Yahya mengatakan bahwa pertama, penguatan Nahdlatul Ulama secara kelembagaan. Kedua, saling bantu-membantu di dalam kehadiran Nahdlatul Ulama dan Indonesia bersama Kerajaan Saudi di berbagai kegiatan pada kancah Internasional. 

 

Merupakan kepentingan bersama yang bersifat alami, karena Indonesia adalah mayoritas muslim terbesar di dunia, sehingga masalah-masalah terkait dunia Islam pasti pengaruhnya paling terasa di Indonesia. "Sedangkan Kerajaan Saudi adalah negara paling berpengaruh saat ini di dunia Islam, sehingga dalam posisi yang sangat menentukan untuk dapat memecahkan berbagai macam masalah tersebut," ungkapnya.

 

Sehingga Indonesia dan Nahdlatul Ulama sangat berkepentingan untuk mempererat dengan Kerajaan Saudi dalam upaya-upaya internasional bersama-sama.

 

Soal ekspor Islam Nusantara yang menjadi amanat muktamar, Gus Yahya menyampaikan bahwa hal ini harus dipahami bukan sebagai mempengaruhi negara lain atau masyarakat muslim di tempat lain. "Karena setiap masyarakat mempunyai hak kultural, untuk membangun peradabannya sendiri-sendiri," paparnya.

 

Yang harus dilakukan adalah kerja sama untuk memecahkan masalah-masalah Internasional yang menjadi kepentingan bersama. 

 

Dalam kesempatan itu hadir sejumlah pengurus Tanfidziyah mendampingi Gus Yahya, di antaranya Ketua PBNU H Ishfah Abidal Aziz, dan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) H Syarif Munawi.

(Dian Ramadhan)


Editor:

Warta Terbaru