• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Warta

Kapan Idul Fitri 1444 H? Ketum MUI Pringsewu: Paling Bijak Ikut Keputusan Pemerintah

Kapan Idul Fitri 1444 H? Ketum MUI Pringsewu: Paling Bijak Ikut Keputusan Pemerintah
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pringsewu, Lampung KH Hambali. (Foto: NU Online/Mustangin)
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pringsewu, Lampung KH Hambali. (Foto: NU Online/Mustangin)

Pringsewu, NU Online Lampung

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pringsewu, Lampung KH Hambali mengungkapkan bahwa kemungkinan besar akan terjadi perbedaan 1 Syawwal pada tahun 1444 H kali ini. Konsekuensinya, perayaan Idul Fitri 1444 H akan berbeda dari mereka yang menggunakan metode hisab (perhitungan) dengan mereka yang menggunakan hisab ditambah dengan rukyatul hilal (pengamatan bulan).


Terkait perbedaan ini, Kiai Hambali menyebut bahwa yang paling bijak dalam mengawali lebaran adalah berdasarkan keputusan pemerintah melalui Kementerian Agama yang akan menentukannya melalui sidang Isbath. Dalam sidang tersebut, pemerintah dan berbagai elemen ormas akan bermusyawarah berdasarkan hisab dan juga laporan dari berbagai titik pengamatan rukyatul hilal.


“Mari kita tunggu keputusan pemerintah dalam penentuan 1 Syawwal 1444 H. Karena dalam Al-Qur’an telah ditegaskan Athiullah, waathiurrasul, wa ulil amri minkum (Taatlah pada Allah, Rasul, dan pemimpin kamu). Dalam konteks ini pemerintah adalah pemimpin kita,” katanya di Pringsewu, Senin (3/4/2023).


Namun ketika ada yang ternyata tetap berbeda, Kiai Hambali juga mengimbau untuk saling menghormati dan tidak saling menyalahkan serta merasa paling benar sendiri. Semua keputusan memiliki dasar masing-masing yang perlu dihormati dalam upaya toleransai dan saling menghormati.


“Jika ada yang beda, tak perlu dipermasalahkan. Semua memiliki cara masing-masing. Namun yang paling bijak mari ikuti keputusan pemerintah,” ulangnya.


Selain terkait dengan kapan dimulainya 1 Syawwal 1444H, MUI Pringsewu juga mengimbau masyarakat untuk tetap fokus memaksimalkan ibadah Ramadhan. Bukan hanya kuantitas ibadah saja yang ditingkatkan, namun kualitasnya juga harus diutamakan. Kepedulian sosial juga perlu diperkuat di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih pasca pandemi Covid-19.


Ketika jelang dan saatnya Lebaran, MUI Pringsewu mengingatkan umat Islam untuk melaksanakan kewajiban zakat untuk membersihkan diri dan harta yang dimiliki sekaligus untuk membantu mereka yang membutuhkan. Hal ini penting agar kebahagiaan lebaran bisa benar-benar dinikmati oleh semua orang Islam.


“Kepada para panitia hari besar Islam dan juga takmir masjid juga untuk benar-benar selektif dalam memilih para khatib yang akan dipercaya menyampaikan khutbah. Pastikan khatibnya menyampaikan hal-hal tentang kebaikan, kedamaian, dan ilmu yang menyejukkan masyarakat,” harapnya.


Jangan sampai momentum Lebaran yang menjadi momentum bahagia dan saling memaafkan dinodai dengan materi khutbah yang memprovokasi dan sebagai ajang menyebarkan kebencian pada orang lain.


“Semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan keselamatan sehingga diberi umur panjang untuk bisa berlebaran dengan penuh keberkahan,” pungkas Kiai yang juga Rais Syuriyah PCNU Pringsewu ini.


Warta Terbaru