• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Warta

Pemerintah Akan Tetapkan Awal Syawal Pada Sidang Isbat 1 Mei

Pemerintah Akan Tetapkan Awal Syawal Pada Sidang Isbat 1 Mei
Ilustrasi rukyatul hilal
Ilustrasi rukyatul hilal

Jakarta, NU Online Lampung

Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat (penetapan) 1 Syawal 1443 H pada Ahad, 1 Mei 2022 petang. Sidang yang akan dilaksanakan di Auditorium HM Rasjidi Kemenag itu akan didahului dengan proses pengamatan hilal di 99 titik lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. 


Sebelumnya, Kemenag sudah melaksanakan hisab (perhitungan) ketinggian hilal, yang menjadi acuan untuk melaksanakan rukyat pada 1 Mei mendatang.


Seperti diketahui, hilal adalah bulan sabit yang nampak pada awal bulan yang menunjukkan telah masuk bulan baru, seperti dari Ramadhan ke Syawal. Sedangkan metode dalam menentukan hilal ada dua, yakni metode hisab (perhitungan) dan rukyat (melihat) hilal. Metode hisab ialah metode penghitungan astronomis yang digunakan untuk mengetahui kapan awal masuk bulan dalam kalender Hijriah dengan kaidah-kaidah ilmu falak. Sedangkan metode rukyat adalah melihat bulan secara langsung untuk menetapkan awal bulan hijriah.


Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 H sudah memenuhi kriteria baru Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).


“Di Indonesia, pada 29 Ramadhan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” ungkapnya dalam rilis yang diterima NU Online Lampung, Senin (25/4/2022). 


Menurut kriteria MABIMS tersebut, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik. 


Menurut Kamaruddin, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan sidang Isbat, dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia. 


“Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H,” ungkapnya. 


Guru Besar Ilmu Hadis UIN Alauddin Makassar itu juga menyampaikan dalam pertemuan pakar ilmu falak MABIMS yang berlangsung secara daring pada Kamis, 21 April 2022, penerapan kriteria baru MABIMS diharapkan memunculkan formulasi dan gagasan yang bermanfaat bagi umat Islam di negara-negara anggota MABIMS. 


“Kita perlu menciptakan suasana yang kondusif bagi umat Islam, khususnya di bidang hisab rukyat. Kami berharap, forum ini bisa menghasilkan ide-ide yang cemerlang untuk mendukung kemajuan hisab rukyat di dunia Islam secara umum,” katanya. 


Jika hilal terlihat pada tanggal 1 Mei maka lebaran atau awal Syawal jatuh pada Senin, 2 Mei. Namun jika hilal tidak terlihat Idul Fitri jatuh pada lusanya, Selasa tanggal 3 Mei.

(Dian Ramadhan)
 


Warta Terbaru