• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Warta

Jaga Shalat Lima Waktu, Karakter Baik dan Mulia Akan Dimiliki Kaum Muslimin

Jaga Shalat Lima Waktu, Karakter Baik dan Mulia Akan Dimiliki Kaum Muslimin
KH Imam Muhtarom saat memberikan ceramah peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan peresmian Masjid Al Muhajirin, Kamis (28/9/2023). (Foto: Istimewa)
KH Imam Muhtarom saat memberikan ceramah peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan peresmian Masjid Al Muhajirin, Kamis (28/9/2023). (Foto: Istimewa)

Tulang Bawang, NU Online Lampung

Bagi setiap muslim yang beriman harus memegang teguh shalat lima waktu, dan memakmurkan masjid. Maka orang tersebut akan memiliki sifat dan karakter yang baik dan mulia. 


Pernyataan tersebut disampaikan penceramah asal Kabupaten Lampung Timur, KH Imam Muhtarom dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan peresmian Masjid Al Muhajirin, Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang, Kamis (28/9/2023).


“Menjaga shalat tersebut juga akan menjadikan kaum muslimin bahagia sebagiamana karakter pandawa lima. Kelima pendekar yang memiliki fisik gagah tampan, berhati mulia, dan menegakkan kebenaran,” katanya dengan dakwah khas menggunakan seni budaya wayang kulit. 


Hal ini dijelaskan dengan memegang teguh kewajiban shalat lima waktu. Dalam dunia pewayangan shalat lima waktu ini diibaratkan nama tokoh pandawa lima yaitu punto dewo (Yudistira), Warkudoro (Bima), Janoko (Arjuna), Nakulo, dan Sadewo.  


“Demikian, napak tilas dakwah Sunan Kalijaga yang melebur kisah pewayangan hindu menjadi pewayangan ala Islam dengan prinsip tauhid laa ila haa illallah Muhamadurasulullah,” ujarnya.


Kiai Muhtarom, dalam ceramahnya menjelaskan firman Allah QS Al-Ahzab: 21, yang artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 


“Bagaimana kita ingin mendapat syafaat Rasulullah saw, jika kita membaca Al-Qur’an saja tidak pernah, sejauh mana Al-Qur’an yang bagus nan indah yang ada di rumah kita baca. Terkadang kita hanya membaca hanya malam Jumat, itupun hanya Surat Yasin,” tuturnya.


Ia mengatakan, mari baca dan pahami kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan masukkan dalam hati. Minimal setiap setelah shalat subuh membaca Surat Al-Mulk, kemudian setelah shalat Maghrib membaca Surat Al-Waqi’ah.


“Syukur alhamdulillah jika anak-anak kita bisa mondok di pesantren, saya jamin akan rajin membaca Al-Qur’an setiap hari,” katanya.


Ia melanjutkan, mengenai memakmurkan masjid, dalam dunia pewayangan ada istilah prinsip jimat atau jamus kalimosodo yaitu lafadz kalimat tauhid laa ila haa illallah. 


Momentum maulid Nabi Muhammad ini mari jadikan sebagai sarana untuk lebih mencintai junjungan Nabi Muhammad saw. dengan memegang teguh sabdanya: Apabila seorang manusia meninggal, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga yakni sedekah jariyah, atau ilmu yang diambil manfaatnya, atau anak saleh yang mendoakannya (HR Muslim).


“Tiga pilar ini menjadi motivasi hidup, jika kita kelak sudah meninggal, amal kita tetap mengalir pahala kebaikan hingga di alam kubur,” katanya.


Ia juga berpesan, kepada jamaah harus bersyukur oleh Allah swt karena kita ditakdirkan menjadi orang desa. Kenapa demikian, salah satu ciri khas orang desa yang tidak ada di perkotaan yaitu masyarakatnya kompak, gotong royong, dan rukun. 


“Saling sapa dan hubungan sosial sangat baik. Beda halnya seperti di Kota Jakarta. Kota besar semua suku dan karakter orang ada di sana, hal itu membuat corak masyarakat cenderung individualistik,” ungkapnya.


Turut hadir pada acara tersebut Ketua Ranting NU, Badan Otonom, Kepala Kampung Dente Teladas, tokoh masyarakat, dan Kader Penggerak NU. 

(Rifai Aly)
 


Warta Terbaru