Berita Duka, KH Ahmad Sadzili Pengasuh Pesantren Miftahul Ulum Lampung Tengah Wafat

Lampung Tengah, NU Online Lampung 

Kabar duka menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung terkhusus di Kabupaten Lampung Tengah, karena KH Ahmad Sadzili, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah Wafat.

 

Beliau juga adalah Wakil Katib Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Tengah, wafat di Kabupaten Lampung Tengah pada Senin (12/8/2024) siang.

 

“Innalillahi wa innailaihi rojiun telah wafat KH Ahmad Sadzili, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Kampung Sumber Bahagia, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah,” sebagaimana pesan dalam grup WhatsApp keluarga besar perkumpulan NU Lampung Tengah. 

 

Salah satu pengurus LTN PCNU Lampung Tengah, Maratus Sholekhah mengatakan, informasi dari beberapa kerabat, beliau memang beberapa waktu yang lalu telah jatuh sakit.

“Beliau wafat di bulan yang penuh berkah bulan Shafar, pada usia 57 tahun, semoga beliau husnul khatimah, aamiin,” katanya sekaligus tetangga KH Ahmad Sadzili di Kecamatan Seputih Banyak.

 

Ia melanjutkan, selain berjuang dalam dunia pendidikan di pesantren, KH Ahmad Sadzili juga termasuk dalam Lembaga Pendidikan Maarif NU Kecamatan Seputih Banyak sebagai Kepala MA Ma’arif 3 Kecamatan Seputih Banyak tahun 2014-2022.

 

“Beliau hingga akhir hayatnya juga berkhidmat di jajaran PCNU Kabupaten Lampung Tengah sebagai Wakil Katib Syuriyah masa khidmah 2022-2027, dan berkhidmat pada kepengurusan MWCNU Kecamatan Seputih Banyak,” ungkapnya. 

 

KH Ahmad Sadzili akan dimakamkan di Kompleks Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Kecamatan Seputih Banyak. 

 

Adapun almarhum merupakan kelahiran Desa Sumber Bahagia, 20 Januari 1967, meninggalkan satu istri dan tiga anak, yaitu Siti Umi Rofiqoh (istri), Siti Nidamatul Inayah (anak), M Safi’ul Anam (anak), dan Evi (anak).  
 

Ratusan santri, wali santri, alumni, tokoh-tokoh NU Lampung Tengah, keluarga besar perkumpulan Nahdlatul Ulama, lembaga dan banom NU, para pengurus pondok pesantren, dan lainnya menjadi saksi kepergian beliau untuk selama-lamanya. 

(Akhmad Syarief Kurniawan)