• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 30 April 2024

Warta

Berbagi Takjil Hingga Kajian Ramadhan, Semarakkan Harlah Muslimat NU di Lampung

Berbagi Takjil Hingga Kajian Ramadhan, Semarakkan Harlah Muslimat NU di Lampung
Kajian Ramadhan rangkaian peringatan Harlah Muslimat di Pesantren Darul Maarif, Lampung Selatan, Jumat (29/3/2024) (Foto: Istimewa)
Kajian Ramadhan rangkaian peringatan Harlah Muslimat di Pesantren Darul Maarif, Lampung Selatan, Jumat (29/3/2024) (Foto: Istimewa)

Lampung Selatan, NU Online Lampung

Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat Nahdlatul Ulama Provinsi Lampung menggelar peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-78 Muslimat NU di Pesantren Darul Ma’arif, Natar, Lampung Selatan, Jumat (29/3/2024) petang. Acara itu juga dirangkai dengan kajian Ramadhan, berbagi takjil dan memberikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa.


Dalam sambutan Ketua PW Muslimat NU Lampung, Fita Nahdia Assegaf mengatakan, peringatan Harlah Muslimat ini adalah acara puncak kegiatan Muslimat yang dilakukan pada bulan Ramadhan ini. Sebelumnya sudah digelar dan ada juga yang masih berjalan yaitu program Pesantren Balita di 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung. Kemudian berbagi takjil dan santunan kepada anak yatim dan dhuafa.


“Kebetulan Harlah Muslimat NU pada 29 Maret 2024 ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, jadi berbagai acara yang dilaksanakan adalah mengisi bulan Ramadhan ini akan lebih khidmad,” katanya.


Fita menjelaskan, program berbagi takjil misalnya, sudah dua kali dilakukan. “Pertama pada Jumat pekan lalu 22 Maret 2024 di Kota Bandar Lampung. Dan yang kedua yaitu hari ini, bersamaan dengan peringatan Harlah Muslimat, yang dibagikan pada pengendara yang melintas di Jalan Lintas Sumatera, Natar, Lampung Selatan,” ujarnya.


Kemudian santunan kepada anak yatim dan dhuafa dibagikan sebanyak 200 paket, yang berasal dari para pengurus PW Muslimat NU Lampung dan donatur lainnya. “Semoga program Muslimat ini dapat membantu mereka yang membutuhkan, terutama pada bulan Ramadhan ini,” katanya.


Hadir dalam peringatan Harlah Muslimat tersebut para Pengurus Wilayah Muslimat NU Lampung, Pimpinan Cabang, Pimpinan Anak Cabang Kecamatan Natar, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Maa’rif Habib Assadullah Assegaf, Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Natar, para tokoh masyarakat, dan warga sekitar pesantren.


Muslimat NU didirikan pada 29 Maret 1946 bertepatan dengan 21 Rabiul Akhir 1365 H di Purwokerto, Jawa Tengah. Gagasan pendirian Muslimat NU berawal pada Muktamar Ke-13 NU di Menes, Banten, pada 1938. Dua tokoh perempuan yaitu Nyai R Djuaesih dan Nyai Siti Sarah tampil sebagai pembicara di forum Muktamar mewakili jamaah perempuan. 


Dikutip dari Buku Sejarah dan Pertumbuhan NU di Lampung, Siti Sarah adalah seorang tokoh perempuan yang berasal dari Lampung, dan menikah dengan KH Ahmad Asrori yang berasal dari Menes. Sebelumnya KH Asrori adalah mubaligh di Menggala dan Tanjungraja, Lampung, pada kisaran tahun 1934-1938.


Sementara itu dalam kajian Ramadhannya, Habib Alwi Basuroh, salah satu pengurus Pesantren Darul Ma’arif mengatakan, sebentar lagi kita akan memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada sepuluh hari terakhir itu terdapat satu malam yang sangat mulia, yaitu malam Lailatul Qadar.


“Siapa saja yang beribadah pada malam Lailatul Qadar sama dengan beribadah selama seribu bulan. Bila dikalkulasi, seribu bulan itu adalah 83 tahun. Bagi yang beribadah pada malam itu berarti sudah mendapatkan bonus ibadah setara dengan 83 tahun tersebut,” katanya.


Habib Alwi menyampaikan, cara mendapatkan malam Lailatul Qadar adalah dengan memperbanyak ibadah, melakukan sunnah-sunnah di bulan Ramadhan  seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, bertahmid, takbir, dan bersedekah. “Cara-cara itu harus kita lakukan dengan kesungguhan dan semangat,” ujarnya.


Kesunnahan lainnya adalah dengan memberi makan orang yang sedang berpuasa untuk berbuka. Pahalanya setara dengan orang yang sedang berpuasa.


“Pada bulan Ramadhan ini Allah sedang "mengobral" pahala. Membagi-bagikan pahala kepada kita semua. Semua ibadah pahalanya dilipatgandakan. Bila di bulan lain pahala shalat hanya satu, maka pada bulan ini bisa dua atau lebih,” katanya.


Ia mengajak para pengurus Muslimat dan warga yag hadir untuk lebih memaksimalkan ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan ini, dengan khusyuk berpuasa dan menjalankan berbagai kesunnahan. “Mari kita memperbanyak membaca Al-Qur’an dan kesunnahan lainnya, serta menjaga kesucian bulan Ramadhan ini, sehingga kita  mendapatkan keimanan yang utuh,” ujarnya.

(Ila Fadilasari)
 


Warta Terbaru