• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 28 Juni 2024

Warta

Bagi Jamaah Haji, Berikut Tips Antisipasi Gangguan Jantung saat Beribadah di Tanah Suci

Bagi Jamaah Haji, Berikut Tips Antisipasi Gangguan Jantung saat Beribadah di Tanah Suci
Petugas kesehatan saat melayani jamaah haji (Foto: MCH Kemenag)
Petugas kesehatan saat melayani jamaah haji (Foto: MCH Kemenag)

Jeddah, NU Online Lampung 

Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan awal Dzulhijjah 1445 H bertepatan dengan 7 Juni 2024. Sehingga pelaksanaan wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijjah bertepatan dengan 15 Juni 2024.

 

Menjelang Wukuf, jamaah haji diimbau untuk menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantung. Hal ini diungkapkan Tim Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Ners Rendi Yoga Saputra terkait kesiapan fisik yang harus disiapkan jemaah.

 

“Mengutip pernyataan dari Kasie Pelayanan Kesehatan Daker Makkah, mayoritas jamaah haji Indonesia yang meninggal disebabkan oleh penyakit jantung. Jadi, jamaah diminta untuk waspada,” ujarnya di Jeddah (9/6/2024).

 

Rendi mengatakan, gangguan jantung dapat terjadi di mana pun, termasuk di Tanah Suci. Di dunia, kegawatdaruratan berhubungan dengan kasus henti jantung masih menjadi juara penyebab kematian.

 

“Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, salah satunya dengan pemeriksaan istithaah jemaah haji,” ungkapnya.

 

Pemeriksaan istithaah dilakukan pada jamaah haji pada pemeriksaan kesehatan tahap 2 sebelum keberangkatan ke tanah suci. Jamaah haji dengan penyakit penyerta wajib dalam kondisi baik dan terkontrol dengan pengobatan rutin.

 

Menurutnya, jamaah haji dengan penyakit degeneratif memiliki risiko tinggi mengalami gangguan jantung.

 

“Apalagi etape perjalanan ibadah haji melalui beberapa tahap sejak embarkasi, penerbangan, perjalanan darat ke Makkah dan juga prosesi saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna),” paparnya.

 

Oleh karena itu, bagi jamaah yang sakit, jamaah lansia dan jamaah risiko tinggi wajib mempersiapkan obat rutin yang diminum pada tas yang mudah dijangkau dengan jumlah obat yang cukup untuk selama perjalanan.

 

“Ini penting untuk disiapkan jamaah saat Armuzna, karena terkadang jamaah lupa menyiapkannya,” kata Rendi.

 

Pengenalan dan deteksi dini gangguan jantung selama di tanah suci berguna untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Sehingga gangguan jantung akan mendapatkan penanganan medis lebih cepat dari tim kesehatan.

 

Untuk mengantisipasi gejala gangguan jantung, Rendi membagikan cara mudah mengenali adanya gangguan jantung bagi jemaah haji selama berada di tanah suci:

 

1. Kenali gejala yang mungkin muncul, gejala tersering yang dialami jemaah adalah adanya nyeri pada dada seperti tertindih dan menjalar, dapat disertai pusing disertai muntah, kepala terasa sakit atau berat. Jika jamaah haji merasakan atau melihat teman sekamarnya memiliki gejala tersebut, segera hubungi TKHK (Tenaga Kesehatan Haji Kloter).

 

2. Kendalikan faktor risiko. Untuk jamaah haji yang memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol wajib meminum obat rutin dan kontrol pada TKHK ataupun dokter spesialis di Poli Risti di Sektor. Hal ini bertujuan agar jamaah yang sedang dalam pengobatan dapat terpantau kondisinya. Diabetes, hipertensi dan kolesterol yang tidak terkontrol dapat memicu munculnya gangguan jantung.

 

3. Ketahui kapan harus memberi hak tubuh untuk beristirahat. Apalagi sebentar lagi adalah puncak ibadah haji yang memerlukan fisik yang prima. Oleh karena itu, Tim Kesehatan mengimbau untuk jamaah mendengarkan tubuhnya apabila tubuhnya sudah memberikn alarm untuk beristirahat. Tidak memaksakan diri pada ibadah sunnah, dan berfokus pada persiapan Arafah.


Warta Terbaru