• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Warta

Agar Ilmu Berkah, Seorang Santri Harus Selalu Belajar dan Berkhidmah

Agar Ilmu Berkah, Seorang Santri Harus Selalu Belajar dan Berkhidmah
etua Pesanetren Putri Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung, Ustadzah Siti Masyitoh dalam sambutannya pada acara debat kandidat calon Ketua Jam’iyyah Thariqah ath-Thalibin wa ath-Thalibat (JTT) Al Hikmah, Sabtu (8/10/2023). (Foto: Istimewa)
etua Pesanetren Putri Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung, Ustadzah Siti Masyitoh dalam sambutannya pada acara debat kandidat calon Ketua Jam’iyyah Thariqah ath-Thalibin wa ath-Thalibat (JTT) Al Hikmah, Sabtu (8/10/2023). (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Al-ilmu bi ta’allum wal barakah bil khidmah yang artinya ilmu diperoleh dengan belajar, dan keberkahan ilmu diperoleh dengan khidmah (mengabdi). Inilah merupakan salah satu slogan yang masyhur di pondok pesantren.  


Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pesanetren Putri Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung, Ustadzah Siti Masyitoh dalam sambutannya pada acara debat kandidat calon Ketua Jam’iyyah Thariqah ath-Thalibin wa ath-Thalibat (JTT) Al Hikmah masa khidmah 2023-2024 di halaman Gedung B Al Hikmah, Sabtu (8/10/2023) malam. 


“Slogan ini bukan sekadar slogan. Ini memiliki makna yang berusaha diwujudkan dalam proses pendidikan di pondok pesantren,” ujarnya. 


Ia menceritakan tentang kisah Kiai As’ad Syamsul Arifin Situbondo yang sangat takzim dan hormat kepada gurunya yaitu KH Cholil Bangkalan Madura, yang memberikan amanah berupa tongkat dan tasbih untuk diberikan kepada salah satu muridnya di Jombang. 


“Salah satu murid tersebut ialah KH Hasyim Asy’ari. Kiai As’ad menerima amanah tersebut tanpa protes sedikitpun, atau bahasa pesantrennya sam’an wa tha’atan (didengar dan ditaati),” ungkapnya. 


Ia melanjutkan, dari taatnya Kiai As’ad kepada gurunya tersebut, merupakan bentuk khidmah yang kemudian hari menjadi berkah dari lahirnya organisasi Islam yang besar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU).


“Ketaatan Kiai As’ad yang membawa tongkat dan tasbih dari KH Cholil Bangkalan, berjalan dari Madura ke Jombang. Dan hanya dibekali beberapa uang saja, juga tidak berani menyentuh tasbih yang dikalungkan gurunya menjadi isyarat restu Syekh Cholil terhadap berdirinya organisasi masyarakat (ormas) NU di kemudian hari,” katanya. 


Sehingga ketika santri mau belajar dan mau berkhidmat, maka akan mendapatkan ilmu dan keberkahan dari ilmu tersebut.

(Yudi Prayoga


Warta Terbaru