• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Minggu, 5 Mei 2024

Warta

3 Nasihat Penting Bagi Para Alumni Pesantren

3 Nasihat Penting Bagi Para Alumni Pesantren
3 Nasihat Penting Bagi Para Alumni Pesantren (Foto: Istimewa)
3 Nasihat Penting Bagi Para Alumni Pesantren (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Ada tiga komponen penting bagi penguatan para alumni pesantren. Pertama, belajarlah sepanjang hayat, atau seumur hidup. 


Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Bidang Kepesantrenan Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar Lampung, Ustadz Abdul Aziz pada acara wisuda dan akhirussanah kelas 3 ula dan 3 wustha madrasah diniyyah Mamba’ul Hikmah di Lapangan Utama Pondok Pesantren Al Hikmah Bandar, Sabtu (20/5/2023) malam. 


“Ada seorang filsuf dan tokoh pendidikan dari Amerika Serikat, bernama Jhon Dewey mengatakan ada konsep pendidikan yang terkenal di Amerika Serikat yakni long live education yang artinya pendidikan seumur hidup atau belajar sepanjang hayat,” ujarnya.


Ia mengatakan padahal agama Islam sudah mempunyai konsep tersebut terlebih dahulu yakni utlubul ilma ila mahdi ila lahdi. Menuntut ilmu itu dari ayunan ibu sampai liang lahat (mati).


“Artinya belajar itu tidak boleh berhenti. Kalau berhenti maka mati. Ada orang tidak belajar tapi hidup, itu hakikatnya mati. Karena hakikat orang pintar, itu orang yang tidak pernah berhenti belajar,” ungkapnya.


Ia melanjutkan hakikat orang bodoh, ketika sudah merasa pintar dan berhenti belajar. Maka berhentilah belajar ketika telah meninggal. Ada dalil narasi yang sesat menyesatkan, dan diulang-ulang di masyarakat, yakni ada narasi bahwa Bob Sadino, Susi Pudjiastuti dan Dahlan Iskan bisa sukses tanpa kuliah. 


“Sehingga dalil Ini dijadikan pedoman bagi orang yang tidak mau melanjutkan pendidikannya. Ini sesat dan menyesatkan banyak orang. Maka dalam ilmu filsafat disebut logika falasi, kesesatan berpikir,” ungkapnya.


Ia bertanya, orang yang berhasil seperti mereka di Indonesia berapa persen. Tidak banyak. Tapi yang berhasil karena pendidikan ribuan orang.


Menurut Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandar Lampung itu, pendidikan membuka peluang keberhasilan lebih besar daripada tidak sekolah. Maka santri harus kuliah, ketika kuliah harus tetap mondok. Ini bagaikan satu sisi koin mata uang, jangan dipisahkan.


“Kejar perguruan tinggi dan tetap tinggal di pondok pesantren. Sekarang ini, sudah banyak pesantren yang tersebar di berbagai tempat perguruan tinggi di Indonesia. Carilah pesantren yang satu nafas dengan Pondok Pesantren Al Hikmah yakni Ahlussunah wal Jamaah an-Nahdliyyah,” katanya.


Nasihat kedua bagi alumni pesantren yankni santri harus menjadi generasi yang kuat segalanya. Pada 1990 PBB memiliki progam indeks pembangunan manusia, yakni kesehatan (usia harapan hidup), pendidikan (jenjang perkuliahan), dan pendapatan perkapita (penghasilan tiap bulannya). 


“Bagaimana Islam memandang indeks pembangunan manusia? Justru  Islam telah mengingatkan melalui Al-Qur’an bahwa kita jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah, dan harus meninggalkan generasi yang kuat. Karena pendidikan, bisa memutus kesenjangan hidup,” ungkapnya.


Terakhir nasihat ketiga bagi alumni pesantren yaitu kalau sudah berhasil, ingatlah perintah agama, yakni khairunnas anfaahum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya. 


“Kalau sudah kaya, kuat dalam segala hal, berbagilah. Jangan berpangku tangan.  Jangan sampai sukses sendiri. Lupa dengan keluarganya, saudaranya, dan tetangganya,” katanya.


Menurut Guru Madrasah Diniyyah Mamba’ul Hikmah itu, karena jika tidur dalam keadaan kekenyangan, sedangkan tetangga kelaparan. Maka tidur kita adalah laknat.

(Yudi Prayoga)
 


Warta Terbaru