• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Warta

19 Ribu Lebih Takjil Dibagi Peringati Harlah Ke-75 Fatayat NU Pringsewu

19 Ribu Lebih Takjil Dibagi Peringati Harlah Ke-75 Fatayat NU Pringsewu
Fatayat NU Pringsewu membagikan 19 ribu lebih takjil, Jumat (29/3/2024) (Foto: Istimewa)
Fatayat NU Pringsewu membagikan 19 ribu lebih takjil, Jumat (29/3/2024) (Foto: Istimewa)

Pringsewu, NU Online Lampung

Keluarga Besar Fatayat Nahdlatul Ulama Kabupaten Pringsewu membagikan 19.115 lebih takjil dalam rangka Hari Lahir (Harlah) Ke-75 Fatayat NU. Kegiatan ini dilaksanakan serempak di 9 kecamatan di Bumi Jejama Secancanan Bersenyum Manis.


Pembagian takjil yang juga melibatkan Muslimat NU, Ansor, Banser, IPNU, IPPNU, dan Banom serta Lembaga NU lainnya ini dilaksanakan di berbagai lokasi. Bukan hanya di jalan raya, pembagian takjil juga langsung diberikan di rumah sakit, pondok pesantren, rumah warga, dana tempat umum lainnya.


Selain bagi takjil, Fatayat NU juga menggelar aksi lainnya seperti khatmil Qur’an sebanyak 75 kali khataman. Jumlah ini mengambil keberkahan dari jumlah angka Harlah tahun 2024 ini.


“Khatmil Qur’an sebanyak 75 kali khataman tepat di momen Nuzulul Qur’an dan diteruskan dengan ODOJ (one day one juz) sampai akhir ramadhan oleh pengurus PC, PAC sampai dengan ranting,” ungkap Nurul Hasanah, Ketua PC Fatayat NU Pringsewu melalui akun media resmi Fatayat Pringsewu, Jumat (29/3/2024).


“Semoga Allah menurunkan rahmat, maghfirah, dan keberkahan dengan barakah khatmil Qur’an kepada kita semua dan program bagi takjilnya semoga membawa berkah menjadi amal saleh untuk kita semua,” imbuhnya.


Fatayat NU adalah badan otonom (banom) di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) untuk kalangan perempuan muda yang didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950 H. Kata Fatayat berasal dari bahasa Arab yang berarti pemudi. 


Masa perintisan Fatayat NU dimulai ketika NU menyelenggarakan Muktamar ke-15 di Surabaya pada tahun 1940. Sejumlah pelajar putri MTs NU Surabaya bergabung dalam kepanitiaan acara tersebut bersama para perempuan dari NU Muslimat (NUM).


Keterlibatan para perempuan NU terus berlangsung dalam muktamar-muktamar berikutnya, tetapi sekadar dalam kepanitiaan. Kelompok tersebut menyebut dirinya Putri NUM, Pemudi NUM, dan Fatayat.


Kepengurusan NUM pada 1946 sudah memasukkan perempuan-perempuan muda sebagai pengurus. Mereka inilah yang menjadi sumber daya manusia ketika Fatayat NU didirikan. 


Di Surabaya, pada sekitar tahun 1948, terdapat tiga orang perempuan yang sangat aktif mengoordinasikan pemudi-pemudi NU dalam organisasi yang mereka sebut Fatayat NU. Mereka adalah Murthosiyah (Surabaya), Ghuzaimah Mansur (Gresik), dan Aminah (Sidoarjo). Cabang Fatayat NU yang mereka dirikan berada di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Pasuruan. 

(Muhammad Faizin)


Warta Terbaru