• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 29 April 2024

Syiar

Sebelum Isra’ Mi’raj, Bagaimana Shalat Nabi Muhammad saw?

Sebelum Isra’ Mi’raj, Bagaimana Shalat Nabi Muhammad saw?
Sebelum Isra’ Mi’raj, Bagaimana Shalat Nabi Muhammad saw. (Foto: NU Online)
Sebelum Isra’ Mi’raj, Bagaimana Shalat Nabi Muhammad saw. (Foto: NU Online)

Salah satu hikmah Isra’ Mi’raj bagi umat Islam adalah diwajibkannya shalat lima waktu dalam sehari semalam. Namun bukan berarti sebelum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan umat Muslim belum atau tidak melaksanakan shalat.


Sebenarnya, shalat diwajibkan kepada Nabi Muhammad sejak awal ia diangkat sebagai nabi dan menerima wahyu pertama. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadis riwayat Ahmad dan Ad-Daraquthni bahwa:


 أن جبريل أتاه في أول ما أوحي إليه فعلمه الوضوء والصلاة


Artinya: Jibril datang kepada Rasul ketika menyampaikan wahyu pertama dan mengajarkan Rasul wudhu’ dan shalat (HR Ahmad dan Ad-Daraquthni).


Dilansir dari NU Online, Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Kitab Fathul Bari Syarah Shahih Al-Bukhari menyatakan, kewajiban shalat dimulai sejak Rasulullah menerima wahyu pertama. Bahkan, Rasul dan Khadijah sudah shalat sebelum shalat lima waktu diwajibkan. Tidak hanya itu, para sahabat juga diperintahkan oleh Rasulullah untuk mengerjakan shalat dan berbuat baik.


Dalam kitab itu, Ibnu Rajab menulis:


وقال ابن عباس: حدثني أبو سفيان في حديث هرقل، فقال يأمرنا، يعني النبي صلى الله عليه وسلم، بالصلاة والصدق والعفاف


Artinya: Ibnu Abbas berkata, dari Abu Sufyan tentang hadits Herakilius, bahwa Nabi saw memerintahkan kami shalat, jujur, dan menjaga harga diri.


Menurut Ibnu Rajab, riwayat ini menunjukkan Rasulullah sejak awal sudah memerintahkan umatnya untuk shalat, berkata jujur, dan menjaga harga diri. Bahkan ia sendiri juga melakukan hal yang sama sebelum adanya kewajiban shalat lima waktu. 


Ibnu Rajab menegaskan:


والأحاديث الدالة على أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يصلي بمكة قبل الإسراء كثيرة


Artinya: Hadits yang menunjukkan Nabi mengerjakan shalat sebelum Isra’  Mi’raj sangatlah banyak.  


Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa perintah mengerjakan shalat sudah ada sebelum peristiwa Isra’ Mi’raj. Namun pertanyaannya, bagaimana bentuk shalat yang dikerjakan Rasulullah, berapa rakaat, dan kapan saja waktunya.


Merujuk pada penjelasan Ibnu Rajab dalam Fathul Bari, ulama berbeda pendapat terkait bagaimana shalat Rasul sebelum Isra’ Mi’raj. Tetapi yang paling penting, seluruh ulama ingin membuktikan bahwa kewajiban shalat sudah ada sebelum peristiwa tersebut.


Ibnu Rajab menyatakan:


لكن قد قيل: إنه كان قد فرض عليه ركعتان في أول النهار وركعتان في أخره فقط...وقال قتادة: كان بدء الصلاة ركعتين بالغداة وركعتين بالعشي


Artinya: Tetapi, ada yang mengatakan bahwa shalat yang diwajibkan pada Rasul pada awalnya adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at waktu malam… Qatadah mengatakan, “Shalat pertama kali adalah dua raka’at shubuh dan dua raka’at isya.”


Dengan demikian, perintah shalat pertama kali tidak langsung lima waktu, tetapi hanya dua kali sehari, yaitu dua raka’at di waktu Subuh dan dua raka’at di waktu Isya’.


Kemudian masih ada pertanyaan, kira-kira shalat apa yang dikerjakan Nabi  Muhammad ketika itu? Sebagaimana diketahui, sebelum Mi’raj, Rasulullah berhenti di Baitul Maqdis untuk mengerjakan shalat. Hal ini seperti dikisahkan dalam banyak hadits tentang Isra’ Mi’raj. Salah satu penggalan hadits tersebut adalah:


ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْن


Artinya: Kemudian Rasul masuk masjid dan shalat dua rakaat.


Ali Mula Al-Qari dalam Mirqatul Mafatih pada saat menjelaskan hadits ini mengatakan:


أي: تحية المسجد، والظاهر أن هذه في الصلاة التي اقتدى به الأنبياء وصار فيها إمام الأصفياء


Artinya: Maksudnya, shalat tahiyatul masjid. Secara lahir, inilah shalat yang diikuti oleh para Nabi, sehingga Nabi Muhammad menjadi imamnya para Nabi.


Merujuk pendapat Mula Al-Qari, shalat yang dikerjakan Nabi di Baitul Maqdis adalah shalat tahiyatul masjid dan jumlah raka’atnya dua raka’at. 


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kewajiban shalat sudah ada sebelum Isra’ Mi’raj, meskipun jumlahnya tidak seperti shalat lima waktu saat ini. 


Kemudian pentingnya persoalan shalat ini, pada  malam Isra’ Mi’raj merupakan waktu disyariatkannya shalat lima waktu secara langsung, tanpa melalui perantara Malaikat Jibril sebagaimana syariat-syariat lainnya. Ini menunjukkan betapa shalat memiliki kedudukan sangat penting bagi umat Islam.  
 


Syiar Terbaru