• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Isra Mi'raj dan Hikmah bagi Umat Manusia

Isra Mi'raj dan Hikmah bagi Umat Manusia
Banyak.hikmah peristiwa Isra Mikraj bagi umat manusia, diantaranya mengukur kualitas shalat
Banyak.hikmah peristiwa Isra Mikraj bagi umat manusia, diantaranya mengukur kualitas shalat

Isra dan Mi’raj merupakan peristiwa yang luar biasa, yang hanya dapat dipercaya oleh mereka yang beriman, karena peristiwa itu berada di luar jangkauan kemampuan akal manusia.


Isra pengertiannya adalah perjalanan malam, sedangkan Mi’raj adalah naik ke atas dengan tangga. Pengertian secara keseluruhan Isra dan Mi’raj adalah diperjalankannya Nabi Muhammad oleh Allah di malam hari dari Masjidil Haram (Makkah) ke Masjidil Aqsa (Yerussalem). Sedangkan Mi’raj adalah dinaikkannya Nabi Muhammad dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha (suatu tempat ghaib yang tidak mungkin ditangkap oleh pancaindra).


Dalam memahami Isra Mi'raj, perlu kita menelaah ayat  Al-Qur’an berikut ini: 


سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ


Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS. al-Isra’, 17:1).


Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa di antara tujuan dari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad adalah Allah memperlihatkan kepada Nabi Muhammad tanda-tanda kebesaran dan keagungan-Nya. Karena itu dalam peristiwa tersebut Nabi Muhammad melihat berbagai macam tanda-tanda keagungan Allah dalam alam semesta ini, termasuk segala rahasia-rahasia angkasa luar dan rahasia-rahasia alam ghaib. 


Dalam Isra Mi'raj Nabi saw juga mendapat banyak pengalaman, diantaranya bertemu dengan berbagai golongan manusia, dan  berjumpa dengan Nabi-Nabi terdahulu seperti Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Daud, Sulaiman, Idris, Yahya dan Isa.


Di antara tanda-tanda kebesaran Allah yang diperlihatkan kepada beliau yakni pelajaran-pelajaran bagi kehidupan umat manusia. Agar mereka dapat membentuk dirinya menjadi manusia yang bertakwa, gemar berbuat baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang tercela.


Di antara hikmah Isra Mi'raj yang sangat penting bagi umat Islam, yaitu ditugaskannya Nabi Muhammad dan umatnya untuk mengerjakan shalat lima waktu. Perintah itu adalah perintah yang langsung dari Allah.

 

Karena itulah, dalam memperingati Isra’ Mi’raj, sudah selayaknya kita   meningkatkan shalat kita dengan sebaik-baiknya. Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah Dua Kalimat Syahadat, yang diperintahkan berkali-kali dalam ayat-ayat Al-Qur’an.


Mereka yang mengerjakan shalat dengan khusyu’ serta diikuti dengan gerakan-gerakan kejiwaan, akan dapat mencegah dirinya dari perbuatan-perbuatan yang keji dan munkar. Begitu besarnya pengaruh shalat dalam perkembangan kejiwaan seseorang sehingga dapat mengantarkan pada terbentuknya insan kamil.


Imam al-Munawi dalam Faidhul Qodir menyebutnya: “al-Shalatu Mi’raj al- Mu’minin”. Shalat itu merupakan mi’rajnya orang-orang mukmin.

 

Allah secara berulang kali memerintahkan kepada kita agar mengerjakan shalat dengan baik, memperhatikan syarat dan rukunnya, serta ketentuan-ketentuan lain yang diajarkan Al-Qur’an dan al-Sunnah. Banyak sekali hikmah dan manfaat yang diperoleh orang-orang yang mengerjakan shalat, disebutkan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, antara lain:

 

1. Mereka yang mengerjakan shalat secara khusyu’, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan al-Sunnah, akan memperoleh kebahagiaan abadi di dunia dan di akhirat. dijelaskan dalam Al-Qur’an:


قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ، الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ


Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya (QS. al-Mu’minun, 23: 1-2).

 

Selain mengerjakan shalat yang khusyu’, mereka juga meninggalkan segala sesuatu yang bersifat sia-sia dan tidak berfaidah bagi dirinya, maupun bagi orang lain. Mereka menunaikan zakat, baik zakat fitrah, maupun zakat mal, yang ketentuannya telah ditetapkan dan diatur oleh tuntunan Rasulullah.

 

Allah berfirman:


وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ، وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ


Artinya: Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakat (QS. al-Mu’minun, 23: 3-4).

 

Selanjutnya, mereka yang melaksanakan shalat dengan khusyu’, akan mewarisi surga firdaus, yaitu mereka yang menjaga amanat dan janjinya, yang disampaikan kepada mereka, dan menjaga serta melestarikan shalatnya dengan baik.


وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ، وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ، أُولَٰئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ، الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ


Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang ditugaskan kepadanya) dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.Mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya (QS. al-Mu’minun, 23: 8-11).


2. Orang yang mengerjakan shalat akan terhindar dari sikap keluh kesah, resah, gelisah dan terhindar dari kegoncangan jiwa. Yaitu mereka yang terus menerus melestarikan shalatnya. Mereka juga menginfakkan sebagian hartanya kepada mereka yang miskin, baik mereka yang meminta, ataupun orang-orang miskin yang memiliki harga diri, sehingga mereka tidak mau meminta atau mengemis kepada orang lain. 


إِنَّ الْإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا، إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا، وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا، إِلَّا الْمُصَلِّينَ، الَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ، وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ، لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ، وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ

 

Artinya: Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya. Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta). Dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan (QS. al-Ma’arij, 70: 19-26).

 

Demikian hikmah Isra Mi'raj bagi umat manusia, sebagaimana dilansir dari Tanda-tanda Keagungan Allah dalam Isra’ Mi’raj. Semoga dalam memperingati Isra Mi'raj tersebut kita bisa semakin meningkatkan kualitas shalat dan amal ibadah lainnya.


Editor:

Syiar Terbaru