• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Kamis, 2 Mei 2024

Syiar

Menyekar Kembang Jelang Lebaran, Tafaulan kepada Nabi Muhammad saw

Menyekar Kembang  Jelang Lebaran, Tafaulan kepada Nabi Muhammad saw
Masyarakat banyak yangbberziarah kubur dengan menyekar bunga di makam jelang Hari Raya Idul Fitri (Foro: Yudi Prayoga)
Masyarakat banyak yangbberziarah kubur dengan menyekar bunga di makam jelang Hari Raya Idul Fitri (Foro: Yudi Prayoga)

Tradisi sekar bunga/nyekar kembang di makam (kuburan), merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Islam di Indonesia menjelang malam takbir (takbiran Hari Raya Idul Fitri). 

 

Tradisi ini merupakan kiasan dari hadits Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, tentang kuburan yang ditancapi pelapah kurma untuk meringankan dosa mereka. 

 

Berikut redaksi dari haditsnya: 

 

Rasulullah saw melewati dua buah kuburan. Lalu beliau bersabda:


 إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِيْ كَبِيْرٍ،أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ، وَأَمَّا الآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيْمَةِ


Artinya: Sungguh kedua penghuni kubur itu sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena perkara besar (dalam pandangan keduanya). Salah satu dari dua orang ini (semasa hidupnya) tidak menjaga diri dari kencing. Sedangkan yang satunya lagi, dia keliling menebar namiimah (mengadu domba).

 

Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah. Beliau membelahnya menjadi dua, lalu beliau tancapkan di atas masing-masing kubur satu potong. Para sahabat bertanya: Wahai, Rasulullah, mengapa Anda melakukan ini? 

Rasulullah  menjawab:


 لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا


Artinya: Semoga keduanya diringankan siksaannya, selama kedua pelepah ini belum kering (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, No 216 dan Muslim No 292)

 

Dalam redaksi lain disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda:


 وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيْرٍ، وَإِنَّهُ لَكَبِيرٌ


Artinya: Mereka berdua tidak disiksa karena perkara besar (dalam pandangan keduanya), namun sesungguhnya itu adalah perkara besar  (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari No 6055).

 

Dari penjelasan di atas, masyarakat Islam di Indonesia sejak era Wali Songo mengkiaskan pohon pelapah kurma dengan bunga. Karena sama-sama tumbuhan. Karena di Indonesia tidak ada pohon kurma di Indonesia waktu dulu. 

 

Secara histori dan sosial juga, masyarakat Indonesia sangat menyukai wewangian dari bunga-bunga. Dan sejatinya Malaikat pun menyukai hal-hal yang berbau wangi. 

 

Dijelaskan juga oleh Imam Nawawi di dalam kitab Nihayatuz Zain bahwa hukum menyiram kuburan dengan air dingin dan bunga adalah sunnah. Tindakan ini merupakan sebuah pengharapan–tafaul–agar kondisi mereka yang dalam kuburan tetap dingin. 


وَيُنْدَبُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءٍ باَرِدٍ تَفاَؤُلاً بِبُرُوْدَةِ الْمَضْجِعِ وَلاَ بَأْسَ بِقَلِيْلٍ مِنْ مَّاءِ الْوَرْدِ ِلأَنَّ الْمَلاَ ئِكَةَ تُحِبُّ الرَّائِحَةَ الطِّيْبِ (نهاية الزين 154)


Artinya: Disunnahkan untuk menyirami kuburan dengan air yang dingin. Perbuatan ini dilakukan sebagai pengharapan dengan dinginnya tempat kembali (kuburan) dan juga tidak apa-apa menyiram kuburan dengan air mawar meskipun sedikit, karena malaikat senang pada aroma yang harum.

 

Begitu pula yang termaktub dalam Hasyiyah al-Bajuri:


ويندب أن يرش القبر بماء والأولى أن يكون طاهرا باردا لأنه صلى الله عليه وسلم فعله بقبرولده إبراهم وخرج بالماء ماء الورد فيكره الرش به لأنه إضاعة مال لغرض حصول رائحته فلاينافى أن إضاعة المال حرام وقال السبكى لا بأس باليسير منه إن قصد به حضور الملائكة فإنها تحب الرائحة الطيبة


A​​rtinya: Disunnahkan menyiram kubur dengan air, terutama air dingin sebagaimana pernah dilakukan rasulullah saw terhadap pusara anyaknya, Ibrahim. Hanya saja hukumnya menjadi makruh apabila menyiraminya menggunakan air mawar dengan alasan menyia-nyiakan (barang berharga). Meski demikian menurut Imam Subuki tidak mengapa kalau memang penyiraman air mawar itu mengharapkan kehadiran malaikat yang menyukai bau wangi.

 

Hal ini sebenarnya pernah pula dilakukan oleh Rasulullah saw:


أن النبي (صلى الله عليه وسلم) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء 


Artinya: Sesungguhnya Nabi Muhammad saw menyiram [air] di atas kubur Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil di atasnya.

 

Begitu juga dengan meletakkan karangan bunga ataupun bunga telaseh yang biasanya diletakkan di atas pusara ketika menjelang lebaran. Hal ini dilakukan dalam rangka ittba’ (mengikuti) sunnah Rasulullah saw.

 

Sehingga diambil kesimpulan bahwa meletakkan segala tanaman hidup (yang masih segar) di atas kuburan merupakan anjuran dari Nabi Muhammad saw. 

 

Bunga dan tanaman yang dibawa ke kuburan biasanya bermacam-macam, seperti daun pisang untuk alas bunga, pohon pandan, bunga mawar, melati, kantil, cempaka, kertas, dan sebagainya. 

 

Semoga Allah swt selalu meringankan siksa orang-orang mukmin dan Muslim yang ada di dalam kuburnya. Dan mengampuni dosa-dosa mereka. Aamiin ya Rabbal Alamin.

(Yudi Prayoga)


Syiar Terbaru