Yudi Prayoga
Penulis
Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dari nama-nama bulan kalender Hijriyah, setelah bulan Rajab dan sebelum Ramadhan. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan yang diistimewakan dan diagungkan oleh Nabi Muhammad saw, sehingga selayaknya bagi seluruh kaum muslim untuk turut pula mengagungkan bulan ini.
Salah satu bentuk mengagungkan bulan Sya’ban adalah dengan memperbanyak puasa sunnah Sya’ban. Puasa sunnah Sya'ban merupakan puasa yang dilaksanakan pada bulan Sya'ban, yaitu bulan kedelapan dalam kalender Hijriyah. Puasa ini memiliki keutamaan tertentu, dan Rasulullah saw sangat menganjurkan umatnya untuk melakukannya.
Puasa Sya'ban biasanya dilakukan seperti pada puasa sunnah lainnya secara umum. Begitupun dengan tata caranya, kesunnahannya, sesuatu yang makruh dan yang membatalkannya.
Adapun tata cara puasa Sya’ban secara teknis sebagaimana dilansir dari NU Online dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Pertama, niat di hati. Niat puasa baik dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa,” atau dengan cara yang lebih baik sebagaimana berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ شَعْبَانَ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma sya’bâna lilâhi ta’âlâ
Artinya: Saya niat puasa Sya’ban karena Allah ta’âlâ.
Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunnah lainnya, niat puasa Syaban dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawal (saat matahari tergelincir ke barat), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, halaman 223).
Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.
Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.
Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي وابن ماجه من حديث أبي هريرة)
Artinya: Banyak orang yang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan (HR an-Nasa’i dan Ibnu Majah dari riwayat Hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-‘Iraqi, al-Mughni ‘an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186).
Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri ‘alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, halaman 292-294).
Berikut langkah-langkh puasa sunnah Sya’ban yang dapat kita lakukan. Jika kita mengamalkannya sesuai dengan yang tertulis di atas, insyaAllah puasa kita akan sah, sempurna dan diterima oleh Allah swt.
Terpopuler
1
Harlah Ke-79 Muslimat NU, Gubernur Lampung Ajak Kolaborasi bidang Pendidikan hingga Kesehatan
2
Ketua PW Muslimat NU Lampung: Perempuan Berperan Vital dalam Membangun Peradaban
3
Orang Sudah Haji Tapi Tidak Shalat, Ini Ibaratnya
4
Hukum Vasektomi Bagi Pria dalam Islam
5
Kloter Pertama Jamaah Haji 2025 Lampung Diberangkatkan, Ini Pesan Gubernur Rahmat Mirzani
6
Sang Modernis Pesantren: KH Wahid Hasyim dan Arsitektur Etika Kebangsaan
Terkini
Lihat Semua