Yudi Prayoga
Penulis
Pada hari Sabtu yang akan datang, bertepatan dengan 17 Agustus, yang merupakan hari yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Karena pada hari itu, bangsa kita mendeklarasikan kemerdekaan dari para penjajah.
Deklarasi tersebut merupakan bentuk cinta dari bangsa Indonesia terhadap tanah airnya. Kita tidak ingin tanah air kita jajah terus, dieksploitasi sumberdayanya dan diganti dengan aturan-aturan yang berbeda dengan kebudayaan dan sosio kultur negeri kita. Maka dari itu, bentuk mencintai tanah air sejak dahulu hingga sekarang harus selalu dipupuk agar tetap menjadi spirit dari diri kita.
Dilansir dari NU Online, nasionalisme berasal dari kata nation bahasa Inggris yang berarti bangsa. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata bangsa memiliki beberapa arti: (1) kesatuan orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri; (2) golongan manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan yang mempunyai asal usul yang sama dan sifat khas yang sama atau bersamaan, dan (3) kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum, dan biasanya menempati wilayah tertentu di muka bumi.
Istilah nasionalisme yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia memiliki dua pengertian: paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri dan kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabdikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa.Ā
Nasionalisme dalam arti sempit dapat diartikan sebagai cinta tanah air. Selanjutnya, dalam tulisan ini yang dimaksud dengan nasionalisme yaitu nasionalisme dalam arti sempit. Ā Ā
Al-Jurjani dalam kitabĀ al-Taārifat mendefinisikan tanah air dengan al-wathan al-ashli. Ā Ā
Ā Ų§ŁŁŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲµŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ā
Artinya: al-Wathan al-Ashli yaitu tempat kelahiran seseorang dan negeri di mana ia tinggal di dalamnya (Ali Al-Jurjani, al-Taārifat, Beirut, Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1405 H, halaman 327). Ā
Dalil-dalil Cinta Tanah Air Ā Ā
Mencintai tanah air adalah hal yang sifatnya alami pada diri manusia. Karena sifatnya yang alamiah melekat pada diri manusia, maka hal tersebut tidak dilarang oleh agama Islam, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran/nilai-nilai Islam. Ā Ā
Meskipun cinta tanah air bersifat alamiah, bukan berarti Islam tidak mengaturnya. Islam sebagai agama yang sempurna bagi kehidupan manusia mengatur fitrah manusia dalam mencintai tanah airnya, agar menjadi manusia yang dapat berperan secara maksimal dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, serta memiliki keseimbangan hidup di dunia dan akhirat. Ā Ā
Berkenaan dengan vonis bahwa cinta tanah air tidak ada dalilnya, maka guna menjawab vonis tersebut, perlu untuk kita mencermati paparan ini. Berikut adalah dalil-dalil tentang bolehnya cinta tanah air: Ā Ā
1. Dalil Cinta Tanah Air dari Al-Qurāan Ā Ā
Salah satu ayat Al-Qurāan yang menjadi dalil cinta tanah air menurut penuturan para ahli tafsir adalah Al-Qurāan Surat Al-Qashash ayat 85:
Ā Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ§ŲÆŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŲ§ŲÆŁ Ā Ā
Artinya: Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qurāan benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali (QS Al Qashash: 85).
Para mufassir dalam menafsirkan kata "Ł
Ų¹Ų§ŲÆ" terbagi menjadi beberapa pendapat. Ada yang menafsirkan kata "Ł
Ų¹Ų§ŲÆ" dengan Makkah, akhirat, kematian, dan hari kiamat. Namun menurut Imam Fakhr Al-Din Al-Razi dalam tafsirĀ Mafatih Al-Ghaib, mengatakan pendapat yang lebih mendekati yaitu pendapat yang menafsirkan dengan Makkah. Ā Ā
Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi (wafat 1127 H) dalam tafsirĀ Ruhul Bayan mengatakan:
ŁŁŁ ŲŖŁŁŲ³ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ¢ŁŲ©Ł Ų„Ų“ŁŲ§Ų±ŁŲ©Ł Ų„ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ„ŁŁ
Ų§ŁŁŲ ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ - ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
- ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŲ±ŁŲ§: Ų§ŁŁŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁŲ ŁŁŲŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų³ŲØŲŲ§ŁŁ Ų³ŁŲ¤ŁŁŁŁŁ ....... ŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁ
ŁŲ±Ł Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁŁŁŲ§Ł ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ®ŁŲ±ŁŲØŁ ŲØŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŲ”Ł ŁŁŲØŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŁŁŲ·ŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁ
ŁŁŲ±ŁŲŖŁ Ų§ŁŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ.Ā
Artinya: Di dalam tafsirnya ayat (QS Al-Qashash: 85) terdapat suatu petunjuk atau isyarat bahwa ācinta tanah air sebagian dari imanā. Rasulullah saw (dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah) banyak sekali menyebut kata; ātanah air, tanah airā, kemudian Allah swt mewujudkan permohonannya (dengan kembali ke Makkah)ā¦.. Sahabat Umar ra berkata; āJika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri yang jelek (gersang), maka sebab cinta tanah air lah, dibangunlah negeri-negeri (Ismail Haqqi al-Hanafi, Ruhul Bayan, Beirut, Dar Al-Fikr, Juz 6, halaman 441-442).
Selanjutnya, ayat yang menjadi dalil cinta tanah air menurut ulama yaitu Al-Qurāan Surat An-Nisaā ayat 66.
ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲØŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ų£ŁŁŁ Ų§ŁŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ
Ų£ŁŁŁ Ų£Ų®Ų±ŁŲ¬ŁŁŲ§ Ł
ŁŁ ŲÆŁŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ
Ā Ā
Artinya: Dan sesungguhnya jika seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik): āBunuhlah diri kamu atau keluarlah dari kampung halaman kamu!ā niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka... (QS An-Nisa: 66). Ā Ā
Syekh Wahbah Al-Zuhaily dalam tafsirĀ al-Munir fil Aqidah wal Syariāah wal Manhaj menyebutkan:
ŁŁŁ ŁŁŁŁ: (Ų£ŁŁŁ Ų§Ų®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲÆŁŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ
Ł) Ų„ŁŁŁŁ
ŁŲ§Ų”Ł Ų„ŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŲØŁŁŁŲ ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŲ ŁŁŲµŁŲ¹ŁŁŁŲØŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁŲ¬ŁŲ±ŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŁŲ·ŁŲ§ŁŁ. Ā
Artinya: Di dalam firman-Nya (ŁŁ Ų§Ų®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲÆŁŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ
Ł) terdapat isyarat akan cinta tanah air dan ketergantungan orang dengannya, dan Allah menjadikan keluar dari kampung halaman sebanding dengan bunuh diri, dan sulitnya hijrah dari tanah air (Wahbah Al-Zuhaily, al-Munir fil Aqidah wal Syariāah wal Manhaj, Damaskus, Dar Al-Fikr Al-Muāashir, 1418 H, Juz 5, halaman 144). Ā Ā
Pada kitabnya yang lain, Tafsir al-Wasith, Syekh Wahbah Al-Zuhaily mengatakan:
ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁ: (Ų£ŁŁŁ Ų§Ų®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲÆŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŁ
Ł) Ų„ŁŲ“ŁŲ§Ų±ŁŲ©Ł ŲµŁŲ±ŁŁŁŲŁŲ©Ł Ų„ŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŲ³Ł Ų§ŁŲØŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŲ©Ł ŲØŁŲØŁŁŲ§ŲÆŁŁŲ§Ų ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ł
ŁŲŖŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁ
ŁŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁŲ©Ł ŲØŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų³ŁŲØŁŲŲ§ŁŁŁŁ Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ®ŁŲ±ŁŁŁŲ¬Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŲ§Ų±Ł ŁŁŲ§ŁŲ£ŁŁŁŲ·Ų§ŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŲ§ŲÆŁŁŲ§Ł ŁŁŁ
ŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŲ ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŲ²ŁŁŁŲ²ŁŲ ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ±ŁŁŲ·Ł Ų£ŲŗŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł ŲØŁŲ°ŁŲ±ŁŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁ ŲŖŁŲ±Ų§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁ
ŁŲ§ ŲŖŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŲ¶ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ“ŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ§ŁŁ
ŁŲŖŁŲ§Ų¹ŁŲØŁ ŁŲ§ŁŁ
ŁŲ¶ŁŲ§ŁŁŁŲ§ŲŖŁ. Ā
Artinya: Di dalam firman Allah, keluarlah dari kampung halaman kamuā terdapat isyarat yang jelas akan ketergantungan hati manusia dengan negaranya, dan (isyarat) bahwa cinta tanah air adalah hal yang melekat di hati dan berhubungan dengannya. Karena Allah swt menjadikan keluar dari kampung halaman dan tanah air, setara dan sebanding dengan bunuh diri. Kedua hal tersebut sama beratnya. Kebanyakan orang tidak akan membiarkan sedikitpun tanah dari negaranya manakala mereka dihadapkan pada penderitaan, ancaman, dan gangguan (Wahbah Al-Zuhaily, Tafsir al-Wasith, Damaskus, Dar Al-Fikr, 1422 H, Juz 1, halaman 342). Ā Ā
Ayat Al-Qurāan selanjutnya yang menjadi dalil cinta tanah air, menurut ahli tafsir kontemporer, Syekh Muhammad Mahmud Al-Hijazi yaitu pada QS At-Taubah ayat 122.
ŁŁŁ
Ų§ ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų·Ų§Ų¦ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ°ŁŲ±ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł Ų„ŁŲ°Ų§ Ų±ŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲŁŲ°ŁŲ±ŁŁŁŁ Ā Ā
Artinya: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya (QS At-Taubah: 122).Ā
Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih menjelaskan ayat di atas sebagai berikut:
ŁŲŖŁŲ“ŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ¢ŁŲ©Ł Ų„ŁŁ Ų£ŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲ¹ŁŁ
Ł Ų£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŲ§Ų¬ŁŲØŁ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ£Ł
ŁŁŲ©Ł Ų¬ŁŁ
ŁŲ¹ŁŲ§ ŁŁŲ¬ŁŁŲØŁŲ§ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŲ¬ŁŲØŁ Ų§ŁŲ¬ŁŁŲ§ŲÆŁ ŁŲ§ŁŲÆŁŁŁŲ§Ų¹Ł Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¬ŁŲØŁ Ł
ŁŁŁŲÆŁŁŲ³ŁŲ ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲŁŲŖŲ§Ų¬Ł Ų„ŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŲ§Ų¶ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ų¶ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲŁŲ¬ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲØŁŲ±ŁŁŁŲ§ŁŁŲ ŲØŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŁŲŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ©ŁŲ ŁŲŗŁŲ±ŁŲ³Ł Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ¶ŁŲŁŁŁŲ©ŁŲ ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁ Ų£ŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ„ŁŁŁ
ŁŲ§ŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŲ§Ų¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¬ŁŲØŁ Ł
ŁŁŁŲÆŁŁŲ³Ł. ŁŁŲ°ŁŲ§ Ų£ŁŲ³ŁŲ§Ų³Ł ŲØŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲ£ŁŁ
ŁŁŲ©ŁŲ ŁŲÆŁŲ¹ŁŲ§Ł
ŁŲ©Ł Ų§Ų³ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§. Ā
Artinya: Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa belajar ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat secara keseluruhan, kewajiban yang tidak mengurangi kewajiban jihad, dan mempertahankan tanah air juga merupakan kewajiban yang suci. Karena tanah air membutuhkan orang yang berjuang dengan pedang (senjata), dan juga orang yang berjuang dengan argumentasi dan dalil. Bahwasannya memperkokoh moralitas jiwa, menanamkan nasionalisme dan gemar berkorban, mencetak generasi yang berwawasan ācinta tanah air sebagian dari imanā, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci. Inilah pondasi bangunan umat dan pilar kemerdekaan mereka (Muhammad Mahmud al-Hijazi, Tafsir al-Wadlih, Beirut, Dar Al-Jil Al-Jadid, 1413 H, Juz 2, halaman 30). Ā Ā
Ayat-ayat di atas sebagaimana telah jelaskan oleh para mufassir dalam kitab tafsirnya masing-masing merupakan dalil cinta tanah air di dalam Al-Qurāan Al-Karim. Ā Ā
2. Dalil Cinta Tanah Air dari Hadits Ā Ā
Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjadi dalil cinta tanah air menurut penjelasan para ulama ahli hadits, yang dikupas tuntas secara gamblang:
Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ³Ł Ų£ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲÆŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲøŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų¬ŁŲÆŁŲ±ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŲ¶ŁŲ¹Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲÆŁŲ§ŲØŁŁŲ©Ł ŲŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲŁŲØŁŁŁŁŲ§ ....... ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŲ«Ł ŲÆŁŁŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲ© ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŲ§ŁŲŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁĀ
Artinya: Diriwayatkan dari sahabat Anas; bahwa Nabi saw ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah (HR Bukhari, Ibnu Hibban, dan Tirmidzi). Ā Ā
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalany (wafat 852 H) dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari menegaskan dalam hadits tersebut terdapat dalil (petunjuk): pertama, dalil atas keutamaan kota Madinah; kedua, dalil disyariatkannya cinta tanah air dan rindu padanya. Ā Ā
Sependapat dengan Al-Hafidz Ibnu Hajar, Badr Al-Din Al-Aini dalam kitab āUmdatul Qari Syarh Shahih Bukhari menyatakan:
ŁŁŁŁŁŁ: ŲÆŁŁŁŲ§ŁŁŲ© Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲ©Ł ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŁŁŁŁŲ©Ł Ų„ŁŁŁŁŁŁŁĀ
Artinya: Di dalamnya (hadits) terdapat dalil (petunjuk) atas keutamaan Madinah, dan (petunjuk) atas disyariāatkannya cinta tanah air dan rindu padanya (Badr Al-Din Al-Aini, Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, Beirut, Dar Ihyaāi Al-Turats Al-Arabi, Juz 10, halaman 135). Ā Ā
Imam Jalaluddin Al-Suyuthi dalam kitab Al-Tausyih Syarh Jami Al-Shahih menyebutkan:
ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ų³ŁŲ¹ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ł
ŁŲ±ŁŁŁŁ
ŁŲ Ų£ŁŲ®ŁŲØŁŲ±ŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁ Ų¬ŁŲ¹ŁŁŁŲ±ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: Ų£ŁŲ®ŁŲØŁŲ±ŁŁŁŁ ŲŁŁ
ŁŁŁŲÆŁŲ Ų£ŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŁ
ŁŲ¹Ł Ų£ŁŁŁŲ³ŁŲ§ Ų±ŁŲ¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁŁŁ: Ā«ŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŁŁŲÆŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŲ±ŁŲ ŁŁŲ£ŁŲØŁŲµŁŲ±Ł ŲÆŁŲ±ŁŲ¬ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁ
ŁŲÆŁŁŁŁŲ©ŁŲ Ų£ŁŁŁŲ¶ŁŲ¹Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁŲ ŁŁŲ„ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁ ŲÆŁŲ§ŲØŁŁŲ©Ł ŲŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŲ§Ā»Ų ŁŁŲ§ŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ: Ų²ŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŲŁŲ§Ų±ŁŲ«Ł ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŁ
ŁŁŁŲ±ŁŲ Ų¹ŁŁŁ ŲŁŁ
ŁŁŁŲÆŁ: ŲŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁ ŲŁŲØŁŁŁŁŲ§. ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŁŁŲØŁŲ©ŁŲ ŲŁŲÆŁŁŲ«ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŲ³ŁŁ
ŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁŲ Ų¹ŁŁŁ ŲŁŁ
ŁŁŁŲÆŁŲ Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲ³ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: Ų¬ŁŲÆŁŲ±ŁŲ§ŲŖŁŲ ŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁ Ų§ŁŲŁŲ§Ų±ŁŲ«Ł ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŁ
ŁŁŁŲ±Ł. (ŲÆŲ±Ų¬Ų§ŲŖ): ŲØŁŲŖŲ Ų§ŁŁ
ŁŁ
ŁŲ© ŁŲ§ŁŲ±Ų§Ų” ŁŲ§ŁŲ¬ŁŁ
Ų Ų¬Ł
Ų¹ "ŲÆŲ±Ų¬Ų©"Ų ŁŁŁ Ų·Ų±ŁŁŲ§ Ų§ŁŁ
Ų±ŲŖŁŲ¹Ų©Ų ŁŁŁŁ
Ų³ŲŖŁ
ŁŁ: "ŲÆŁŲŲ§ŲŖ" ŲØŲ³ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ ŁŲŲ§Ų” Ł
ŁŁ
ŁŲ© Ų¬Ł
Ų¹ ŲÆŁŲŲ©Ų ŁŁŁ Ų§ŁŲ“Ų¬Ų±Ų© Ų§ŁŲ¹ŲøŁŁ
Ų©. (Ų£ŁŲ¶Ų¹): Ų£Ų³Ų±Ų¹ Ų§ŁŲ³ŁŲ±. (Ł
ŁŁŁ ŲŁŲØŁŁŁŲ§) Ų£Ł: Ų§ŁŁ
ŲÆŁŁŲ©ŁŲ ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲ©Ł ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŲ§ŁŲŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁ Ā
Artinya: Bercerita kepadaku Saāid ibn Abi Maryam, bercerita padaku Muhammad bin Jaāfar, ia berkata: mengkabarkan padaku Humaid, bahwasannya ia mendengan Anas ra berkata: Nabi saw ketika kembali dari bepergian, dan melihat tanjakan-tanjakan Madinah beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi unta maka beliau menggerakkanya. Berkata Abu Abdillah: Harits bin Umair, dari Humaid: beliau menggerakkannya (untuk mempercepat) karena kecintaan beliau pada Madinah. Bercerita kepadaku Qutaibah, bercerita padaku Ismail dari Humaid dari Anas, ia berkata: dinding-dinding. Harits bin Umair mengikutinya.ā (Jalaluddin Al-Suyuthi, Al-Tausyih Syarh Jami Al-Shahih, Riyad, Maktabah Al-Rusyd, 1998, Juz 3, halaman 1360). Ā Ā
Sependapat dengan Ibn Hajar Al-Asqalany, Imam Suyuthi di dalam menjelaskan hadits sahabat Anas di atas, memberikan komentar: di dalamnya (hadits tersebut) terdapat unsur disyariāatkannya cinta tanah air dan merindukannya. Ā Ā
Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Syekh Abu Al Ula Muhammad Abd Al-Rahman Al-Mubarakfuri (wafat 1353 H), dalam kitabĀ Tuhfatul Ahwadzi Syarh at-Tirmidzi (Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, Juz 9, halaman 283) berikut:
ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲÆŁŁŲ«Ł ŲÆŁŁŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲ©Ł ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŁŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁŁĀ
Hadits berikutnya yang menjadi dalil cinta tanah air yaitu hadits riwayat Ibn Ishaq, sebagimana disampaikan Abu Al-Qosim Syihabuddin Abdurrahman bin Ismail yang masyhur dengan Abu Syamah (wafat 665 H) dalam kitabĀ Syarhul Hadits al-Muqtafa fi Mabāatsil Nabi al-Mushtafa berikut:
ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ: " ŁŁŁŁŁ ŲŁŲÆŁŁŁŲ«Ł ŁŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ - ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
- ŁŁŲŖŁŁŁŲ°ŁŁŲØŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ - ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
- Ų“ŁŁŁŲ¦Ų§ŁŲ Ų«ŁŁ
ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ: ŁŁŁŁŲŖŁŲ¤ŁŲ°ŁŁŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ - ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
- Ų“ŁŁŁŲ¦Ų§ŁŲ Ų«ŁŁ
ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ: ŁŁŁŁŲŖŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŁŁŁŲ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ: ŁŲ£ŁŁ Ł
ŁŲ®ŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ ŲÆŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŲÆŁŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł.Ā
Artinya: Al-Suhaily berkata, dan di dalam hadits (tentang) Waraqah, bahwasanya ia berakata kepada Rasulullah saw; sungguh engkau akan didustakan, Nabi tidak berkata sedikitpun. Lalu ia berkata lagi; dan sungguh engkau akan disakiti, Nabi pun tidak berkata apapun. Lalu ia berkata; sungguh engkau akan diusir. Kemudian Nabi menjawab: āApa mereka akan mengusirku?ā. Al-Suhaily menyatakan di sinilah terdapat dalil atas cinta tanah air dan beratnya memisahkannya dari hati (Abu Syamah, Syarhul Hadits al-Muqtafa fi Mabāatsil Nabi al-Mushtafa, Maktabah al-Umrin Al-Ilmiyah, 1999, halaman 163). Ā Ā
Abdurrahim bin Husain Al-Iraqi dalam kitab Tatsrib fi Syarh Taqribil Asanid wa Tartibil Masanid, pada hadits yang sama, juga mengutip pendapatnya Al-Suhaily:
ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŲ°ŁŲ§ ŲÆŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ·ŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŲÆŁŁŲ©Ł Ł
ŁŁŁŲ§Ų±ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł. Ā
Artinya: Al-Suhaily berkata: di sinilah terdapat dalil atas cinta tanah air dan beratnya memisahkannya dari hati (Abdurrahim Al-Iraqi, Tatsrib fi Syarh Taqribil Asanid wa Tartibil Masanid, Beirut, Dar Ihyaāi Al-Turats Al-Arabi, Juz 4, halaman 196).
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa cinta tanah air memiliki dalil yang bersumber dari Qurāan dan Hadits, sebagaimana ditegaskan oleh para ulama seperti; Al-Hafizh Ibn Hajar al-Asqalany, Imam Jalaluddin al-Suyuthi, Abdurrahim al-Iraqi, Syekh Ismail Haqqi al-Hanafi, dan yang lainnya. Sehingga vonis cinta tanah air tidak dalilnya, jelas tidak benar dan tidak berdasar.Ā
Meski terkadang mencintai tidak memerlukan dalil, karena itu bagian dari spirit jiwa kita. Akan tetapi tidak ada salahnya jika kita mencintai segala sesuatu tetap kepada koridor akidah Islam yang bersumber dari Al-Qurāan, Al-Hadits dan pendapat para ulama salaf.
Ā
Terpopuler
1
Keutamaan Hari Tasyrik dan Amalan yang Dapat Dilakukan
2
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Kepengurusan PW GP Ansor Lampung Masa Khidmah 2024-2028
3
Bolehkah Menerima Kurban dari Non-Muslim?
4
GP Ansor Lampung Gelar Pelantikan Pengurus 2024-2028 di UIN Raden Intan, Tandai Kebangkitan Baru
5
Saat Kang Jalal Pringsewu Robohkan Sapi Presiden Prabowo
6
Apakah Orang Berkurban Boleh Memakan Daging Kurbannya? Ini Ketentuan Pembagian Daging Kurban
Terkini
Lihat Semua