Syiar

Berikut 10 Mandi Sunnah dalam Ibadah Haji dan Umrah

Sabtu, 10 Mei 2025 | 07:41 WIB

Berikut 10 Mandi Sunnah dalam Ibadah Haji dan Umrah

Ilustrasi haji. (Foto: NU Online)

Sebelum melaksanakan rangkaian ibadah haji dan umrah, kita dianjurkan untuk melaksanakan mandi sunnah. Mandi ini dimaksudkan agar kebersihan diri kita terjaga selama melaksanakan ibadah.

 

Anjuran mandi sunnah ini seperti dinyatakan oleh Syekh Ibnu Hajar dalam kitab Hasyiyah Ibni Hajar alal Idhah, berikut ini:

 

قوله (ويستحب للحاج الغسل في عشرة مواضع للإحرام) ولو بالعمرة والقصد به العبادة والتنظيف

 

Artinya: Perkataan (jamaah haji dianjurkan mandi pada 10 titik, yaitu ihram dan seterusnya) sekalipun ihram umrah. Tujuannya adalah ibadah dan kebersihan.

 

Sementara Imam An-Nawawi menyebut sedikitnya 10 titik di mana jamaah haji dan umrah dianjurkan untuk melakukan mandi sunnah. Imam An-Nawawi menyebutkan 10 titik dalam rangkaian ibadah haji dan umrah dalam Al-Idhah fi Manasikil Hajji, karyanya yang mengupas ibadah haji dan umrah secara khusus.

 

ويستحب للحاج الغسل في عشر مواضع للإحرام ولدخول مكة وللوقوف بعرفة وللوقوف بمزدلة بعد الصبح يوم النحر ولطواف الإفاضة وللحلق وثلاثة آغسال لرمي جمار آيام التشريق ولطواف الوداع

 

Artinya: Jamaah haji dianjurkan untuk mandi sunnah pada 10 titik, yaitu (sebelum) ihram, saat memasuki Kota Makkah, wuquf di Arafah, wuquf di Muzdalifah setelah Subuh hari nahar, tawaf ifadhah, cukur, tiga mandi untuk melempar jumrah pada hari tasyriq, dan tawaf wada‘ (Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 77).

 

Anjuran mandi sunnah ini berlaku bagi jamaah haji laki-laki dan perempuan. Anjuran ini juga berlaku bagi jamaah haji yang sedang mengalami haid.

 

 ويستوى في استحبابها الرجل والمرآة والحائض ومن لم يجد ماء فحكمه ما سبق

 

Artinya: Kesunnahan mandi ini berlaku sama bagi jamaah haji laki-laki, perempuan, dan jamaah yang sedang haidh. Jamaah haji yang tidak mendapatkan air, maka hukumnya mengikuti penjelasan yang telah lalu,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Idhah fi Manasikil Hajj pada Hasyiyah Ibni Hajar, [Beirut, Darul Fikr: tanpa catatan tahun], halaman 77).

 

Dari penjelasan di atas yang dilansir dari NU Online, menunjukkan betapa pentingnya mandi sunnah ini bagi jamaah haji dan umrah pada 10 titik ini. Bahkan, mereka yang tidak menemukan air atau uzur menggunakan air tetap dianjurkan untuk melakukan pengganti mandi sunnah, yaitu dengan tayamum.