Pernik

Ramadhan, Bulan yang Tepat untuk Muhasabah

Kamis, 6 Maret 2025 | 13:54 WIB

Ramadhan, Bulan yang Tepat untuk Muhasabah

Puasa Ramadhan merupakan waktu yang bermuhasabah bagi kita (Foto: Istimewa)

Bulan suci Ramadhan merupakan momentum yang sangat istimewa untuk kita bermuhasabah atas segala peristiwa. Karenanya pada bulan yang penuh berkah ini, kita sebagai umat Muslim diharapkan dapat membersihkan jiwa dari dosa dan perbuatan tercela, seperti berbohong, zalim, korupsi, dan berbagai bentuk tindakan yang buruk.

 

Hal ini bertujuan untuk mencapai makrifat dalam hidup, atau mencapai hidup yang lebih bermakna. Imam An-Nawawi, dalam kitabnya Al-adkar menjelaskan, bahwa pada bulan Ramadhan ini pahala ibadah manusia akan dilipatgandakan sesuai jerih payah dan spiritualitas yang mereka jalani. Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Ahmad, "Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang memberinya pahala".

 

Puasa adalah tameng yang dijadikan tempat perlindungan seorang hamba dari neraka. Bahkan Rasulullah saw bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa  "Puasa itu adalah perisai selama ia (manusia) tidak melubanginya". Pernyataan ini menegaskan bahwa puasa adalah benteng pertahanan yang kuat bagi seorang Muslim dari buruknya pengaruh syahwat. Maka dari itu, puasa bagi seorang Muslim hakikatnya merupakan benteng dari berbagai perbuatan keji dan mungkar.

 

Oleh karena itu, patut disyukuri bahwa kita telah dipanjangkan usia, serta dianugerahi hidup yang sehat, sehingga bisa bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan, dan insya Allah dapat merayakan idhul fitri 1446 H/2025 M. Sehingga kita harus ingat bahwa kita tinggal dunia itu sementara, dan pada saatnya akan kembali juga kepada Allah. Allah swt telah mengingatkan hal itu dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr ayat 1-3.

 

Pepatah Arab juga mengatakan Al-waktu kas saef, "waktu itu seperti pedang" yang akan memotong-motong umur manusia. Maka sudah sepatutnya bagi kita, untuk merefleksikan dan renungkan kembali apa tujuan hidup itu. 

 

Puasa Ramadhan merupakan jalan yang akan membimbing menuju kesempurnaan hidup kita, menuju derajat yang mulia, menuju kematangan spiritual dan menuju kenikmatan dalam ibadah.

 

Imam Ghazali, dalam kitabnya Minhajul Abidin, menjelaskan bahwa puasa Ramadhan merupakan jihad yang sebenarnya, yakni melawan hawa nafsu dari tindakan yang dapat merugikan diri kita maupun bagi kehidupan orang lain.

 

Puasa mendidik kita untuk menghindari diri dari nafsu yang tidak pernah merasa kenyang. Menyikapi hal tersebut, Muhammad Nawawi bin 'Umar Al-Jawi Al-Bantani dalam Nashaihul Ibad, mengatakan bahwa ada 8 yang tidak akan pernah kenyang:

 

1. Mata tidak akan pernah kenyang dari memandang;
2. Bumi tidak akan perah kenyang dari menerima hujan;
3. Wanita tidak akan perah kenyang dari laki-laki;
4. Ulama tidak akan perah kenyang dari menuntut ilmu;
5. Pengemis tidak akan perah kenyang dari meminta-minta;
6. Orang serakah tidak akan pernah kenyang dari mengumpulkan harta benda;
7. Lautan tidak akan perah kenyang dari menampung air; dan
8. Api tidak akan perah kenyang dari memakan kayu bakar.

 

Semoga pada bulan yang bertabur berkah ini bisa membersihkan jiwa kita dari segala aspek kehidupan yang menyimpang.

 

Junaidi Jamsari, Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Lampung