• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 11 Mei 2024

Pendidikan

Direktur Diktis Kemenag: 4 Indikator Moderasi Beragama Agar Kehidupan Masyarakat Semakin Baik

Direktur Diktis Kemenag: 4 Indikator Moderasi Beragama Agar Kehidupan Masyarakat Semakin Baik
Direktur Diktis Kemenag: 4 Indikator Moderasi Beragama Agar Kehidupan Masyarakat Semakin Baik (Foto: Istimewa)
Direktur Diktis Kemenag: 4 Indikator Moderasi Beragama Agar Kehidupan Masyarakat Semakin Baik (Foto: Istimewa)

Bandar Lampung, NU Online Lampung

Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof Ahmad Zainul Hamdi empat indikator moderasi beragama yang sedang bersama-sama diperjuangkan agar kehidupan masyarakat Indonesia semakin baik.


Hal tersebut disampaikan saat menghadiri kegiatan Sosialisasi Penguatan Moderasi Beragama di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Jumat (23/06). 


Sosialisasi tersebut diikuti oleh lima ratus mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) 2023 sebagai bentuk komitmen UIN Raden Intan dalam menanamkan nilai-nilai moderasi beragama.


“Pertama, komitmen kebangsaan. Di Indonesia, tempat dimana kita menghirup udara, tempat padi tumbuh menjadi nasi yang kita makan, air dari sumber mata air Indonesia, dan sebagainya. Apakah kalian memiliki komitmen atas bangsa ini?” tanyanya kepada para mahasiswa.


Prof Inung sapaan akrabnya, mengajak untuk menjaga bangsa dan mencintai Indonesia dengan seluruh keragamannya. Menghormati keberagaman itu merupakan ajaran agama Islam. 


“Kedua, toleran. Saya menekankan kepada mahasiswa untuk menjadi pribadi yang toleran, tidak perlu menggadaikan aqidah. Hati-hati berlebih-lebihan dalam beragama,” katanya. 


Ia mengatakan, karena hanya ingin menjadi muslim yang baik, lantas mengapa harus membenci orang yang berbeda agama. Maka harus saling memberikan kenyamanan dan saling menghargai.


“Ketiga, anti kekerasan. Masyarakat beradab tidak akan melakukan kekerasan kecuali untuk semata-mata membela diri,” ungkapnya. 


Terakhir keempat, indikator adaptif terhadap budaya lokal. Guru Besar UIN Surabaya itu menegaskan untuk menghormati budaya lokal dimanapun berada. 


“Kalian boleh tidak setuju dengan budaya lokal tertentu, namun kalian tidak mempunyai hak untuk merusaknya karena berdalih tidak sesuai ajaran agama. Harus menghargai budaya lokal,” katanya.


Ia melanjutkan, ingin memantapkan saja, moderasi beragama adalah sepenuhnya menjalankan apa yang diinginkan Rasulullah dalam beragama. Ia berharap para mahasiswa agar menjadi Muslim yang baik, pribadi yang baik, dan bersumbangsih terhadap kehidupan secara baik.


Adapun penyelenggaraan kegiatan ini diprakarsai oleh Rumah Moderasi Beragama UIN Raden Intan. Para mahasiswa juga dibekali materi penguatan oleh pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center Ken Setiawan dan Koordinator Humas UIN Raden Intan Anis Handayani.


Turut hadir jajaran pimpinan UIN Raden Intan yakni Pelaksana Harian (Plh) Rektor sekaligus Wakil Rektor II Safari Daud, Kepala Biro AAKK/Plt AUPK, para dekan dan wakil dekan, Ketua LP2M dan Kepala Pusat serta Ketua Rumah Moderasi Beragama dan pengurus.


Pendidikan Terbaru