• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Literasi

Seandainya Pemimpin Punya Teladan Seperti Abu Bakar

Seandainya Pemimpin Punya Teladan Seperti Abu Bakar
SETELAH Rasulullah wafat, umat Islam –Muhajirin dan Ansor- mendaulat Abu Bakar As-Siddiq sebagai pengganti Rasulullah (khalifah Rasulullah). Ia menjadi pemimpin tertinggi umat Islam dalam berbagai hal –terutama politik- pada saat itu. Kurang lebih Abu Bakar menjadi khalifah selama dua tahun lebih dua bulan dan empat belas hari. Meski menjadi seorang khalifah, Abu Bakar tidak langsung semena-mena. Bahkan pada saat pidato pelantikannya, Abu Bakar menegaskan bahwa umat Islam tidak wajib patuh kepadanya apabila dia dalam memerintah menyimpang dari perintah Allah. “Taati lah saya selama saya taat kepada (perintah) Allah. Tapi bila saya menyimpang dari perintah-Nya, maka gugur lah kesetiaanmu kepada saya,” kata Abu Bakar dalam buku Abu Bakar, Sebuah Biografi karya Muhammad Husain Haekal. Selama menjadi Khalifah, Abu Bakar berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam. Ada dua penaklukan besar yang terjadi pada masa Abu Bakar. Pertama, penaklukan Irak pada tahun ke-12 Hijriyah. Diantara wilayah yang berhasil dikuasai adalah Mahdhor, Ullais, Nahrud Dain, Anbar dan Ain Tamar. Khalid bin Walid menjadi pimpinan pasukan dalam penaklukan ini. Kedua, penaklukan Syam. Sesungguhnya penaklukkan baru dimulai pada pada abad ke-13 Hijriyah dibawah perintah Khalifah Abu Bakar dengan Khalid bin Walid sebagai panglima utamanya. Dan berhasil ditaklukkan penuh pada masa Khalifah and Umar bin Khattab. Prestasi Abu Bakar sebagai seorang khalifah sangat luar biasa. Ia memerangi mereka yang murtad setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dia juga berhasil mengonsolidasi umat Islam dan bangsa-bangsa yang memberontak menjadi satu kekuatan yang kuat. Hingga akhirnya, Abu Bakar berhasil menerobos dua imperium besar pada saat itu; Bizantium dan Persia. Di balik kesuksesan Abu Bakar sebagai seorang khalifah, ternyata ada cerita menarik ketika awal-awal dia diangkat menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW. Menurut Philip K Hitti dalam bukunya History of The Arabs, Abu Bakar tidak menerima gaji sedikit pun selama enam bulan pertama setelah dia diangkat menjadi khalifah. “Karena negara saat itu belum memiliki pemasukan apapun,” kata Hitti. Padahal waktu itu, Abu Bakar seringkali melakukan perjalanan bolak-balik dari al-Sunh (rumahnya) ke kota Madinah. Abu Bakar menjadikan serambi Masjid Nabi menjadi pusat pemerintahan pada saat itu. Tidak hanya itu, menjelang akhir hayatnya Abu Bakar tidak senang dengan segala hal yang diperolehnya dari baitul mal (harta Muslimin). Ia mengembalikan semua harta yang dipakainya dari baitul mal, tanpa tersisa. “Segala yang ada padaku dari harta Muslimin kembalikan lah. Aku sama sekali tidak ingin menggunakan harta itu. Tanahku di tempat fulan dan fulan berikan untuk kepentingan kaum Muslimin sebagai ganti harta mereka yang kugunakan,” kata Abu Bakar dalam buku Abu Bakar, Sebuah Biografi. Seandainya pemimpin negeri ini mempunyai teladan seperti Abu Bakar, mungkin negeri ini pun akan hebat dan diteladani oleh dunia. Tak perlu membeli suara untuk memenangi Pilkada, cukuplah rakyat yang akan bergotongroyong memilihnya jadi pemimpin. (safwanto/sumber nu.or.id)


Editor:

Literasi Terbaru