Akhmad Syarief Kurniawan
Kontributor
Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Di-dalam Al Quran ditegaskan bahwa perintah puasa juga berlaku bagi umat-umat terdahulu. Oleh karena itu, baik secara normatif maupun historis, tak ada satupun alasan bagi setiap Muslim untuk menolak kewajiban berpuasa.
Untuk menambah rasa khidmat, khusyu’, dan kenikmatan pada bulan suci Ramadhan ini ada baiknya pembaca menambah referensi literasi perihal puasa dari karya KH Ali Maksum yang berjudul Risalah Ramadhan.
Buku ini adalah salah satu karya monumental mantan Rais ‘Aam PBNU era tahun 1980-an. Buku ini aslinya berjudul Risalatus Shiyam kemudian diterjemahkan oleh salah satu santri beliau KH Ali Maksum sekaligus ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta, masa khidmat 2022-2027, Dr KH Ahmad Zuhdi Muhdlor, M.Hum.
Isi buku ini disampaikan oleh KH Ali Maksum kepada santri–santri di Pesantren Al-Munawir Krapyak Yogyakarta, setiap bulan suci Ramadhan. Buku yang diterbitkan oleh Pustaka Pesantren ini terdiri dari 34 bab.
Buku ini sangat mudah dipahami, ringkas, tidak rumit, terdiri antara lain; bab 1, hukum dan waktu berpuasa Ramadhan. Bab 2, Keutamaan bulan Ramadhan. Bab 3, Keutamaan bagi orang berpuasa bulan Ramadhan. Bab 4, syarat sah, syarat wajib, dan rukun puasa. Bab 5, niat berpuasa. Bab 6, hal–hal yang membatalkan puasa.
Selanjutnya, bab 7, menjelaskan tentang sunnah puasa. Bab 8, tentang makruh dilakukan ketika berpuasa. Bab 9, menguraikan tentang puasa sunnah. Bab 10, tentang hari yang haram berpuasa. Bab 11, qadha puasa dengan imsak (mencegah makan dan minum).
Selanjutnya, bab 12, mengqadha puasa dengan membayar fidyah. Bab 13, mengqadha puasa tanpa membayar fidyah. Bab 14, membayar fidyah tanpa mengqadha puasa. Bab 15, tidak mengqadha puasa dan membayar fidyah. Bab 16, boleh tidak puasa. Bab 17, tentang puasa dahr (puasa sepanjang masa). Bab 18, tentang puasa wishal. Bab 19, para pekerja keras. Bab 20, meninggal dunia dan masih berutang puasa.
Seterusnya, bab 21, I’tikaf di bulan Ramadhan. Bab 22, tadarus Al-Qur'an. Bab 23, Nuzulul Quran. Bab 24, tentang Lailatul Qadr. Bab 25, penetapan awal Ramadhan dan Syawal. Bab 26, shalat Tarawih. Bab 27, tingkatan–tingkatan puasa. Bab 28, rahasia puasa dan syarat–syarat batinnya. Bab 29, beberapa hikmah puasa. Bab 30, tentang zakat fitrah. Bab 31, tentang Hari Raya. Bab 32, takbir Hari Raya. Bab 33, hak Allah dan hak manusia, dan bab 34, tentang ucapan selamat di Hari Raya.
Dalam konteks hukum dan waktu berpuasa Ramadhan, KH Ali Maksum menjelaskan bahwa puasa dalam agama Islam bersifat tengah–tengah, tidak memberatkan tidak pula ringan, karena tidak perlu berpantang terhadap makanan tertentu, tidak pula dengan pati geni. Maka, kalau ada dukun menyuruh kita agar berpuasa 7 hari 7 malam agar bisa menghilang misalnya, hal itu tidak boleh kita percaya bahkan berdosa karena percaya terhadap dukun akan menghilangkan iman minimal 40 hari.
Selanjutnya beliau menjelaskan, fadhilah (keutamaan) bulan Ramadhan adalah bagi kaum beriman, datangnya bulan Ramadhan disambut dengan gembira, sedang bagi mereka yang kurang beriman atau bahkan yang tidak beriman sama sekali, Ramadhan pasti akan disambut dengan sedih. Hal ini menjadi pertanda bahwa hati mereka kurang bersih.
Dalam ranah tema yang lain, tentang tingkatan-tingkatan puasa, KH Ali Maksum menjelaskan, bahwa ibadah puasa jika ditinjau dari segi kualitas pelaksanaannya bisa dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu; pertama, puasa umum, dilakukan sebatas mencegah syahwat perut dan kemaluan. Kedua, puasa khusus, dilakukan dengan mengekang pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, dan kaki, serta seluruh anggota tubuh dari perbuatan dosa. Dan, Ketiga, puasa khususul khusus, puasa hati dari keengganan menjalankan perintah agama Islam dan pikiran–pikiran keduniaan, serta mengendalikannya agar hati selalu ingat kepada Allah swt dalam semua hal.
Selanjutnya tentang Hari Raya, KH Ali Maksum menjelaskan, Idul Fitri merupakan hari pelebur dosa, hal yang tak kalah penting dilakukan adalah tazawur (saling berkunjung). Keutamaan tazawur (saling berkunjung) itu sendiri bukan hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga banyak yang lainnya. Di antara keutamaan tazawur (saling berkunjung) adalah; pertama, bisa saling menebar salam (ifsya’ salam) yakni meratakan doa keselamatan serta menanamkan benih-benih hidup rukun. Kedua, bisa saling berjabat tangan. Ketiga, tazawur (saling berkunjung) juga memungkinkan thalaqatul wajh (bertemu wajah dengan berseri–seri). Sayyidina Ali Bin Abi Thalib pernah mengatakan “Rasa cinta (mahabbah) itu ibarat pohon, sedang akarnya adalah ziarah (berkunjung)".
Sekilas Profil KH Ali Maksum
KH Ali Maksum lahir di Lasem, Rembang, Jawa Tengah pada 2 Maret 1915. Ayahnya bernama KH Maksum Ahmad dan ibunya bernama Siti Nuriyah. Ayahnya merupakan pendiri pondok pesantren Al Hidayat atau Soditan Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Pondasi dasar pendidikan keagamaan KH Ali Maksum langsung didapatkan dari ayahnya tersebut.
Beranjak remaja, KH Ali Maksum muda menimba ilmu mengaji kepada KH Amir Idris pengasuh pondok pesantren Simbang Kulon, Buaran, Pekalongan, Jawa Tengah. Kemudian, KH Ali Maksum muda menimba ilmu mengaji kepada KH Dimyathi pengasuh pondok pesantren Tremas, Pacitan, Jawa Timur.
KH Ali Maksum tersohor sebagai ahli tafsir hadits dan ahli bahasa Arab, hingga ia dijuluki Munjid berjalan. Ia pernah jadi dosen luar biasa di UIN Sunan Kalijaga (dulu IAIN) Yogyakarta di bidang ilmu tafsir era Prof Hasbie Ash Shidiqiey. Beliau juga penggagas Ash Sharfu Wadhih, ilmu sharaf yang berbeda dengan ilmu sharaf dari Jombang yang memang lebih dulu terkenal.
Buku Risalah Ramadhan yang ditulis oleh KH Ali Maksum ini adalah pedoman bagi seorang Muslim yang berkewajiban menjalankan ibadah puasa. Buku ini tampil dalam bentuk ringkas, tidak bertele-tele, tetapi sangat jelas isi dan cakupannya. Setiap pembahasan dilandasi dalil yang kuat dari Al-Qur'an dan hadits yang shahih, juga komentar dari para ulama.
IDENTITAS BUKU :
Judul : Risalah Ramadhan
Penulis : KH Ali Maksum
Penerbit : Pustaka Pesantren, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun Terbit : September, 2007
Nomor ISBN : 979-8452-26-7
Tebal : xvi + 70 Halaman
Peresensi : Akhmad Syarief Kurniawan, penikmat kopi dan buku, tinggal di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Bulan Syawal, saatnya Mengenang Sejarah Perjuangan Umat Islam
2
Mulai 1 Mei 2025, Pemprov Lampung Lakukan Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor
3
Hukum Memelihara Anjing dalam Agama Islam
4
Talkshow Indonesia Gelap, Fatikhatul Khoiriyah: Ruang Berekspresi Mahasiswa, Indikator Utama Sehatnya Demokrasi
5
Optimalisasi Zakat Digital, LAZISNU PWNU Lampung Gelar Bimtek Pengelolaan ZIS Berbasis Web
6
PMII Lampung Timur Gelar PKL Perdana, Siapkan Kader Pelopor Perubahan Sosial
Terkini
Lihat Semua