• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Kiai Menjawab

Berdoa dengan Menangis atau dengan Senang Hati, Manakah yang Benar?

Berdoa dengan Menangis atau dengan Senang Hati, Manakah yang Benar?
Ilustrasi berdoa dengan khusu
Ilustrasi berdoa dengan khusu


Assalamualaikum wr. wb.
Saya sering membaca, bila kita berdoa kepada Allah harus disampaikan dengan segenap jiwa. Bahkan bila perlu menghiba dan menangis di hadapan-Nya.

 

Tapi baru -baru ini saya mendengar ceramah, katanya seharusnya berdoa itu disampaikan dengan rasa bahagia dan senang hati, bukan dengan mengungkap kesedihan. Mohon informasinya, mana yang benar?

 

Antoni
(Tanggamus)

 

Waalaikumsalam wr. wb

Berdoa dengan menghiba dan menangis itu justru sangat dianjurkan. Menangis itu perlu, karena menangis itu akan menambah kekhusyu’an.

 

Allah berfirman, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu.” (QS Al Isra : 109). 

 

Menangis itu perlu karena Rasulullah saw telah menganjurkan kita menangis di banyak tempat. Antara lain:

 

1. Pada saat kita membaca Al Qur’an. Beliau bersabda: “Bacalah Al Qur’an dan menangislah. Jika engkau tidak menangis maka berpura-puralah menangis” (HR Tirmidzi). 

 

2. Pada saat kita takut kepada kehadiran Allah. Karena tangis kita di sini akan memberi kita keselamatan. Rasulullah bersabda: “Tidak masuk neraka seorang laki-laki yang menangis karena takut kepada Allah hingga air susu kembali ke dalam kelenjarnya dan tidaklah berkumpul debu jalan Allah dan asap neraka jahanam” (HR Tirmidzi). 

 

3. Pada saat kita menyebut nama-Nya dan menyendiri bersama-Nya. Seperti ketika kita berdoa kepada Allah. Sebab beliau menyebutkan bahwa salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan Allah kelak pada hari kiamat adalah orang yang menyebut Allah dalam kesendirian, lalu kedua matanya berlinang air mata (muttafaqun alaih). 

 


4. Saat kita mendengarkan masehat-nasehat keimanan. Rasullah saw bersabda: Menasehati hati kami dengan sebuah nasehat yang membuat mata kami berderai dan hati kami bergetar.”

 

5. Ketika kita berada di waktu sore, setelah melampaui perjalanan hari dengan segala macam jenis amal dan aktivitas. Seperti Dhahhak bin Mazahim yang selalu menangis jika telah berada di waktu sore. Saat ditanya, “Apa yg membuatmu menangis? Ia menjawab “Aku tidak tahu manakah diantara anakku yang terangkat (ke langit) hari ini.”

 

6. Saat kita tertinggal melakukan sebuah amal yang utama. Sebagaimana Sa’ad bin Abdul Aziz yang selalu menangis kala ketinggalan shalat berjamaah.

 

Jadi mana mungkin kita berdoa memanjatkan permohonan kepada Allah swt di saat kita sedih dengan penuh rasa bahagia dan senang hati? Kecuali tatkala dia berdoa dan dalam doanya dia sangat amat bersyukur atas semua karunia yang diberikan oleh-Nya.

 

Misalnya, mungkin setelah mendapatkan kabar gembira. Dia langsung berdoa dengan penuh rasa bahagia dan syukur. Jadi silahkan saja, tidak masalah. 

 

Waallhu’alam bishawab. 

 

Dijawab oleh Ustadzah Yulia Ulfah, Pengasuh Majelis Taklim Ar-Raudah Jl. Swadaya 9, Gg.Tangkil Gunung Terang, Bandar Lampung


Kiai Menjawab Terbaru