• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Selasa, 19 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Membersihkan Diri di Bulan Rajab

Khutbah Jumat: Membersihkan Diri di Bulan Rajab
Perlunya membersihkan diri di b drulan Rajab
Perlunya membersihkan diri di b drulan Rajab

Sejak 23 Januari 2023 lalu, kita semua, umat Islam memasuki bulan Rajab. Yakni bulan yang dimuliakan. Karena kemuliaannya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak beribadah, seperti shalat, puasa, dan yang lainnya. Dan salah satu cara yang dapat menjadikan keberkahan di bulan Rajab yakni meninggalkan maksiat. 


Khutbah Jumat yang dilansir dari Khutbah Jumat: ‘Memutihkan’ Kepribadian di Bulan Rajab tersebut semoga bisa menjadi wasilah dari keberkahan dan kemanfaatan bagi yang membaca dan yang mendengarkannya. Dan semoga Allah selalu memberikan kita hidayah, sehingga kita bisa lebih istikamah dalam melaksanakan ibadah. 

 

Khutbah I  

 

 اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ   

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

 

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri Khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.

 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah


Alhamdulilah pada hari ini kita masih berada di bulan yang mulia, yaitu bulan Rajab. Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah ﷻ. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 mengajurkan untuk bertaubat di bulan yang mulia ini. Beliau mengatakan, “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.” Lebih jelasnya, bulan Rajab adalah bulan yang baik untuk berhijrah, hijrah dari kejelekan menuju kebaikan, hijrah dari ujaran kebencian ke ujaran kesantunan, hijrah dari ekstremisme ke moderatisme, dan hijrah dari akhlak tercela ke akhlak terpuji.   

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah

 

Perlu diutarakan, Islam adalah agama yang mengajarkan al-akhlaq al-karimah. Kanjeng Nabi Muhammad ﷺ diutus Allah ﷻ untuk menyempurnakan akhlak mulia Sebagaimana diriwayatkan Imam Baihaqi dalam Sunan Baihaqi Juz 10 halaman 323:

 

 إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ   

 

Artinya: Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. (HR Imam al-Baihaqi).   

 

Bagaimana pengertian akhlak? Menurut Imam al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin juz 3 halaman 53, akhlak adalah perangai kejiwaan yang menjadi sumber segala perbuatan secara spontan. Perangai kejiwaan yang menimbulkan perbuatan terpuji secara logis dan syar’i, dinamakan dengan akhlak mulia. Sebaliknya, jika perbuatan yang muncul adalah perbuatan tercela, dinamakan dengan akhlak tercela. 

 

Akhlak selalu berkaitan dengan perilaku yang melekat sebagai kebiasaan pada diri seseorang. Jika seseorang melakukan sesuatu di luar kebiasaannya, maka itu bukan perangai dan sikapnya. Sebagai contoh, orang yang terbiasa bersikap kaku dan tidak ramah memberikan senyuman/sapaan—ini jelas bukan karena dia santun, melainkan karena kepentingan dan modus yang menuntut dia bersikap ramah. 

 

Walaupun demikian, akhlak dapat diubah dan diperbaiki, karena jiwa manusia diciptakan sempurna atau dalam proses menjadi sempurna. Hijrah dilakukan dengan pendidikan dan pembinaan pada sikap dan perilaku positif. Pembiasaan dilakukan dengan metode berbalik. Seperti sifat kaku diubah dengan sikap ramah, ujaran kebencian diubah dengan ujaran kebaikan, sikap keras diubah dengan sikap luwes dan moderat, dan sikap intoleran diubah dengan sikap saling menghormati dan menghargai. Proses pembiasaan ini tentu saja tidak bisa dilakukan secara instan tapi membutuhkan waktu, perjuangan, dan kesabaran yang tinggi.   

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah, 

 

Bagaimana implementasi dari al-akhlaq al-karimah? Kembali kepada Nabi, karena beliaulah suriteladan dalam berakhlak mulia. Banyak sekali ajaran beliau tentang akhlak mulia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam kitabnya Sunan Abi Dawud, juz 4 hlm 301:

 

 لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا  

 

Artinya: Tidak halal seorang Muslim menyakiti orang Muslim lainnya.  

 

Selain itu Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dalam kitabnya Shahih al-Bukhari, juz 1 halaman 12: 

 

  لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ   

 

Artinya: Tidak beriman dari kalian hingga mencintai saudaranya sebagimana mencintai diri sendiri.

 

Selanjutnya, Imam Hasan radliyallahu ‘anh sebagaimana dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mau’idhatul Mu’minin, juz 1 halaman 176, menghimpun akhlak yang baik dengan pernyataan beliau:

 

   حُسْنُ الْخُلُقِ بَسْطُ الْوَجْهِ وَبَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى  

 

 Artinya: Akhlak yang terpuji adalah dengan senyuman wajah, membantu kebaikan, dan tidak menyakiti orang lain.

 

Syekh Muhammad Jamaludin menjelaskan pula bahwa saling mengasihi, rukun, dan saling menyayangi merupakan bentuk dari akhlak yang terpuji. Sebaliknya, perpecahan, kebencian, dan permusuhan merupakan akibat dari akhlak yang tercela.   

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah

 

Bagaimana ikhtiar kita agar keluarga kita, anak-anak kita, dan saudara-saudara kita selalu berakhlak mulia dan terhindar dari akhlak yang tercela? Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Tahrim ayat 6:

 

   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ   

 

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu-batuan.

 

Salah satu ikhtiar kita agar keluarga kita terhindar dari akhlak tercela adalah sebagaimana dawuh Kiai Abdul Karim Pengasuh Pesantren Azzayyadi Surakarta: 

 

Pertama, agar anak-anakmu menjadi orang yang shalih, dekatkan anak dan keluarga dengan ulama dan kiai yang shalih, ikhlas, alim, moderat, dan tidak suka mencaci maki. Sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat Yasin:

 

   اتَّبِعُوا مَنْ لا يَسْئَلُكُمْ أَجْراً وَهُمْ مُهْتَدُونَ   

 

Artinya: Ikutilah orang yang tidak memintamu upah dan mereka termasuk orang yang mendapatkan hidayah (ulama). (QS Yasin: 21).   

 

Kedua, dekatkan anak dan keluarga dengan masjid, karena masjid adalah sebaik-baiknya tempat, dan yang biasa berada di masjid adalah sebaik-baiknya manusia. Sebagaimana firman Allah

 

 ﷻ:   إِنَّما يَعْمُرُ مَساجِدَ اللهِ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ فَعَسى أُولئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ   

 

Artinya: Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta (tetap) melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS at-Taubah: 18).   

 

Ketiga, dekatkan anak dan keluarga dengan pesantren dan majelis ilmu yang memiliki paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Karena orang yang menempuh jalan ilmu, akan mendapatkan kemudahan dari Allah menuju jalan surga. Sebagaimana hadits Nabi:

 

   مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا فِيهِ يَلْتَمِسُ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ»   

 

Artinya: Barangsiapa menempuh jalan ilmu, Allah akan memudahkannya jalan menuju surga.

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah

 

Mengapa kita perlu berakhlak yang baik? Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitab Ushulud Da’wah juz 1 halaman 82 menyatakan bahwa akhlak mulia merupakan suatu keharusan bagi orang muslim dan menjadi syarat untuk selamat dari neraka dan meraih surga.

 

Sedangkan bagi orang yang tercela akhlaknya, shalat dan puasanya tiada guna. Karena orang yang tidak memiliki akhlak yang mulia tidak memiliki kebaikan, tidak berharga, dan menjadi calon penghuni neraka. Sebagaimana hadits yang dikutip Syekh Muhammad Jamaludin dalam kitab Mauidhatul Mu’minin, Juz 1 halaman 176:

 

   يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّ فُلَانَةَ تَصُومُ النَّهَارَ وَتَقُومُ اللَّيْلَ وَهِيَ سَيِّئَةُ الْخُلُقِ تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا. قَالَ: لَا خَيْرَ فِيهَا هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ  

 

 Artinya: Wahai Rasulullah, sesungguhnya seorang wanita puasa di siang harinya, tekun ibadah di malam harinya namun ia buruk akhlaknya, menyakiti tetangganya dengan ucapannya. Nabi bersabda: Tiada kebaikan baginya, ia termasuk ahli neraka.

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah

 

Mumpung ini bulan Rajab, bulan penuh kemuliaan, mari kita berhijrah, hijrah dari ujaran kebencian menuju ujaran kebaikan, hijrah dari pesimisme ke optimisme, hijrah dari kegaduhan ke kerukunan, hijrah dari permusuhan ke persatuan, dan hijrah dari akhlak jelek menuju akhlak yang baik. Sehingga dengan hijrah tersebut kita semakin baik, semakin berguna, semakin bahagia, dan mendapatkan Ridho dari Allah ﷻ . Âmîn yâ rabbal ‘âlamîn.

 

   جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا   باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ   

 

Khutbah II

 

 اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

 عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ     


 


Khutbah Terbaru