• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 3 Mei 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Hukum, Cara Mengisi, dan Esensi dari Maulid Nabi Muhammad saw

Khutbah Jumat: Hukum, Cara Mengisi, dan Esensi dari Maulid Nabi Muhammad saw
Ilustrasi gambar tulisan Arab Nabi Muhammad (Foto: NU Online)
Ilustrasi gambar tulisan Arab Nabi Muhammad (Foto: NU Online)

Khutbah ini menjelaskan bagaimana hukum merayakan Maulid Nabi, cara merayakan dan esensi perayaan Maulid Nabi Muhammad saw.


Maulid Nabi, atau kelahiran Nabi Muhammad, adalah momen bersejarah yang menjadi perayaan bagi umat Muslim. Pentingnya Maulid Nabi bukan hanya pada perayaannya saja, tetapi juga dalam makna dan ajaran yang terkandung di dalamnya. 


Kita akan memahami bahwa Maulid Nabi bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga saat untuk merenungkan ajaran-ajaran dan teladan yang diberikan oleh Nabi kita yang mulia, sebagaimana dilansir dari NU Online
 


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّهِ اَلذِي بَعَثَ رَسُـوْلَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَتْمـِيْمِ مَكَارِمَ اْلأَخْـلاَقِ. اَشْـهَدُ اَنْ لآ اِلهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَـرِيْكَ لَهُ اَلْمَلِكُ الْخَلاَّقُ, وَاَشْـهَدُ اَنَّ سَـيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُـوْلُهُ شَـهَادَةً تُنْجِى قَائِلَهَا مِنْ عَذَابِ يَوْمِ التَّلاَقِ. اَللَّهُمَّ صَـلِّ وَسَـلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْعَرَبِ وَالْعَجَمِ عَلَى اْلإِطْلاَقِ, وَعَلَى آلِهِ وَصَـحْبِهِ وَمَنْ آمَنَ بِهِ وَاَحَـبَّهُ وَاشْـتَاقْ. أَمَّا بَعْدُ: أُوْصِيْكُمْ وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ وَهُوَ رَبُّ الْفَلَقِ إِلَى يَوْمِ التَّلاَقِ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَى:  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا  


Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah,

Alhamdulillah pada kesempatan Jum’at yang mulia ini, kita masih senantiasa diberikan rahmat hidayah serta inayah oleh Allah swt sehingga kita diberikan kemudahan untuk mengungkapkan rasa syukur dengan melaksanakan rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid ini dalam keadaan sehat wal ‘afiat. 


Sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah swt, marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benar keimanan dan sebaik-baik ketakwaan.


Minimal dengan jalan imtitsalu awamirillah wajtinabu nawahi yaitu menjalankan apapun yang diperintahkan oleh Allah swt dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menjauhi apapun yang dilarang-Nya, sebab dengan jalan takwa inilah Allah menjanjikan kemuliaan bagi hamba-hamba-Nya sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an:


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ 


Artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu (QS Al-Hujurat: 13).


Hadirin Jama’ah Jumat Rahimakumullah,

Pada bulan ini kita memasuki bulan Rabi’ul Awal 1445 H. Dalam bahasa Jawa biasa kita sebut dengan bulan Maulud atau bulan Maulid. Sebutan ini selaras dengan makna harfiahnya, momen kelahiran, persisnya kelahiran Baginda Nabi Muhammad saw. 


Kelahiran Nabi Muhammad saw merupakan kenikmatan yang amat besar dari Allah swt bagi seluruh alam. Penting bagi kita sebagai umat Islam untuk bersyukur atas kelahiran Nabi dan mengekspresikan kegembiraan dan kebahagiaan ketika memperingati Maulid Nabi.  


Ibnu Hajar sebagaimana dikutip oleh Imam Jalaludin As-Suyuti dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw merupakan ritual untuk mensyukuri nikmat Allah swt. 


Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,   

Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah halaman 316, peringatan Maulid Nabi Muhammad saw merupakan bentuk tradisi yang baik di masyarakat, bukan termasuk bagian dari masalah ibadah yang dipersoalkan keabsahannya. 


Acara peringatan Maulid Nabi adalah tradisi dan adat kebiasaan yang baik. Dikategorikan tradisi yang baik, karena substansi peringatan Maulid Nabi Muhammad saw memiliki banyak manfaat dan kebaikan bagi masyarakat, seperti meneladani prilaku Nabi, pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an, dzikir, tahlil, kalimat thayyibah dan pembacaan sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad saw. 


Hal tersebut juga berlaku untuk tradisi keagamaan selainnya, seperti peringatan Isra’ Mi’raj, peringatan Nuzulul Qur’an, Peringatan Tahun Baru Muharram, dan sesamanya. Syekh Abdul Karim Zidan dalam kitabnya al-Wajiz fi Ushulil Fiqhi halaman 253 menjelaskan bahwa tradisi yang syar’i adalah tradisi yang tidak berlawanan dengan nash agama, tradisi yang membawa maslahat syar’i, dan tradisi yang tidak menimbulkan mudharat bagi masyarakat. Dari sini dapat disimpulkan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw adalah tradisi yang baik, karena substansinya dilegitimasi oleh syariat agama.     


Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah, 

Selanjutnya, bagaimana cara kita memperingati Maulid Nabi Muhammad saw? Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki dalam kitab Mafahim Yajib an Tushahhah halaman 317 menjelaskan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad saw  merupakan kegiatan yang efektif untuk berdakwah.


Menjadi sarana yang tepat untuk mengingatkan umat tentang kehidupan dan keteladanan Nabi Muhammad saw. Seperti meniru akhlak, perilaku, adab, sejarah perjuangan, bisnis, politik, strategi kepemimpinan dan cara ibadah Nabi Muhammad saw. 


Peringatan Maulid Nabi juga menjadi momen yang tepat untuk memberikan nasihat yang baik bagi umat dan menunjukkan mereka menuju jalan kebaikan dan kebahagiaan. 


Mencegah umat dari musibah, bid’ah, kejelekan, hoaks, dan fitnah. Peringatan Maulid Nabi Muhammad bukanlah semata-mata kata tanpa makna, namun tradisi Maulid Nabi merupakan tradisi yang memiliki banyak kebaikan yang hanya bisa dirasakan oleh orang yang mencintai Nabinya.     


Sementara itu, Imam Jalaludin As-Suyuti dalam kitab al-Hawi lil Fatawi, juz 1 halaman 230 menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi sebaiknya diisi dengan kegiatan yang menandakan syukur kita kepada Allah swt atas kelahiran Nabi Muhammad saw. 


Seperti pembacaan Al-Qur’an, sedekah terhadap fakir miskin, membahagiakan keluarga dengan syukuran, pembacaan sejarah perjuangan, perilaku, keteladanan, dan pujian terhadap Nabi Muhammad saw. Seperti dengan membaca kitab Barzanji dan kitab Burdah. Tujuannya adalah agar kita dapat meniru akhlak dan perilaku nabi, sehingga hati dan pikiran kita tergerak untuk melakukan kebaikan dan berorientasi pada akhirat.     


Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,   

Lantas, bagaimana esensi perayaan Maulid Nabi Muhammad saw? Ada hal penting bagi kita dalam merayakan maulid Nabi Muhammad saw, yaitu ungkapan rasa syukur kita atas rahmat Allah swt yang agung bagi seluruh alam semesta. Yaitu kelahiran Nabi Muhammad saw. 


Kelahiran Nabi Muhammad merupakan rahmat yang agung untuk alam semesta ini. Imam Hakim meriwayatkan hadits dalam kitab Mustadrak Shahihain, Juz 1 halaman 91, Nabi bersabda:


يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ   


Artinya: Wahai manusia, tiada lain aku ini adalah rahmat yang dihadiahkan (oleh Allah untuk kalian).


Selain itu, penting juga mengingat pesan presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dalam pidatonya pada peringatan Maulid Nabi tahun 1963 di Jakarta. Beliau menjelaskan bahwa hakikat merayakan Maulid Nabi tidak hanya memperingati kelahiran Nabi saja, bukan sekadar beliau dahulu adalah seorang nabi, namun yang kita rayakan adalah ajaran, konsepsi, dan agama yang beliau berikan kepada umatnya. 


Seyogianya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah swt, karena telah mengutus seorang Nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah swt berfirman.


وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ   


Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (QS Al-Anbiya: 107).


Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad saw, sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.   


Imam Ibnu ‘Abbas menyebutkan dalam tafsirnya, siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.   


Kasih sayang yang ditebarkan Nabi saw, bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi Muhammad saw berlaku santun dan mengasihi.   


Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi saw, ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga nabi dilempari batu.   


Kala itu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada nabi, apabila dibolehkan maka ia akan membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang yang tinggal di sana akan wafat semua. Namun apa sikap Nabi saw? Nabi berucap andai mereka saat ini tidak menerima Islam, semoga anak cucu mereka adalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu.


Dikisahkan juga dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, pada suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, “Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!”


Di antara sifat mulia Rasulullah saw, yang perlu kita teladani juga adalah sifat pemaafnya. Mengenai sifat memaafkan, sungguh Allah telah berfirman:


   خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ   


Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh (QS Al-A’raf: 199).


Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf, maka dapat kita rasakan lingkungan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi damai, tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia. Itulah kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad saw.


Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,

Mari kita meneladani perilaku Nabi Muhammad saw yang penuh dengan adab dan kesopanan, akhlak beliau yang mulia, sifat beliau yang pemaaf, perkataan beliau yang lemah lembut dan jauh dari sikap kasar, dan selalu membimbing umat menuju kebaikan dan kemaslahatan. 


Semoga kita semua benar-benar dapat menjalankan ajaran beliau sehingga kita benar-benar diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya baik di dunia maupun di akhirat. Allahumma aamiin.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ   


Khutbah II


الْحَمْدُ الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد مَنْ اَثْنَى اللهُ عَلَيْهِ بِخُلُقٍ حَسَن، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَان .فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ. فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ .يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ أَمَّا بَعْدُ؛ فَقَالَ اللَّهُ تَعَالَى :  إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ،. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَعَنْ سَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ


عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


 


Khutbah Terbaru