• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 24 Juni 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Dua Amalan Bulan Dzulhijjah, Ibadah Haji dan Kurban

Khutbah Jumat: Dua Amalan Bulan Dzulhijjah, Ibadah Haji dan Kurban
Ilustrasi bulan dzulhijjah (Foto: NU Online)
Ilustrasi bulan dzulhijjah (Foto: NU Online)

Ibadah haji merupakan syariat yang diturunkan Allah swt kepada hamba-Nya. Ibadah haji ialah rukun Islam yang diwajibkan kepada setiap muslim yang memiliki kemampuan untuk menunaikannya baik secara fisik maupun materi.


Sedangkan kurban menurut etimologi berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat (Ibn Manzhur: 1992:1:662; Munawir: 1984, 1185). Maksudnya yaitu mendekatkan diri kepada Allah, dengan mengerjakan sebagian perintah-Nya. 


Kata kurban yang digunakan bahasa sehari-hari, dalam istilah agama disebut “udhiyah” bentuk jamak dari kata “dhahiyyah” yang berasal dari kata “dhaha” (waktu dhuha), yaitu sembelihan di waktu dhuha pada tanggal 10 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Dari sini muncul istilah Idul Adha.


Khutbah I


اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَ نَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ الْفِطْرِ وَ اْلأَضْحَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ اِتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْجَزَا. أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ.
و قال : وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ (الحج: ٢٧)
صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ
 


Hadirin rahimakumullah, 

Pada kesempatan yang mulia ini, di atas mimbar, khatib tidak bosan-bosan selalu mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt, yakni dengan cara menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. 


Selain itu, bertakwa kepada Allah juga akan menjadikan kemudahan bagi urusan kita, sebagaimana tercantum di dalam Al-Qur’an surat At-Talaq ayat 4


وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ اَمْرِهٖ يُسْرًا


Artinya: Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya (QS At-Talaq: 4).


Hadirin rahimakumullah,

Segala puji milik Allah swt, Tuhan yang Maha Pemberi, memberikan kepada kita semua berbagai kenikmatan, baik kenikmatan berupa lahiriah, seperti harta benda maupun kenikmatan berupa batiniah berupa kesehatan, kecerdasan dan ketenangan jiwa. Salah satu nikmat yang kita rasakan adalah berkumpul bersama di masjid yang mulia untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat berjamaah.


Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan dan suri tauteladan ladan kita, Nabi Muhammad saw, juga kepada para sahabat, para tabi’in, dan para ulama yang telah memberikan contoh yang baik pada kita. Dan juga kepada umatnya yang senantiasa selalu mengaharapkan syafaat dari Nabi Muhammad saw. 


Hadirin Rahimakumullah,

Dua belas bulan yang diciptakan oleh Allah swt memiliki keutamaanya sendiri-sendiri, salah satunya bulan Dzulhijjah. Pada bulan ini terdapat dua amalan besar yang merupakan syiar dari agama Islam itu sendiri, yakni ibadah haji, dan ibadah kurban.


Pada bulan ini, seluruh umat manusia diundang oleh Allah swt sebagai tamu di Kota Suci Makkah, dipanggil untuk mendatangi Ka’bah, melaksanakana ibadah haji. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 27:


وَاَذِّنْ فِى النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوْكَ رِجَالًا وَّعَلٰى كُلِّ ضَامِرٍ يَّأْتِيْنَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيْقٍۙ (الحج: ٢٧)


Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh (QS Al-Hajj: 27).


Akan tetapi, tidak semua manusia bisa masuk ke tanah suci Makkah, kecuali orang-orang Muslim. Dan tidak semua orang muslim dapat melaksanakannya kecuali orang-orang yang memiliki istitha'ah (kemampuan); baik perbekalan, kesehatan, mental, perjalanan dan keamanan. 


Itulah mengapa, meski ibadah Haji merupakan rukun Islam yang harus ditunaikan seumur hidup sekali, akan tetapi jika tidak mampu maka tidak berdosa. Pernyataan ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 97:


وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا


Artinya: Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana (QS Ali Imran: 97).


Hadirin rahimakumullah,

Selanjutnya, bagaimana jika ada seorang Muslim yang mampu segalannya untuk berhaji, akan tetapi dirinya tidak berkenan untuk menunaikannya. Maka Nabi saw mengancamnya dengan keras dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Baihaqi:


مَنْ مَلَكَ زَادًا وَرَاحِلَةً تُبَلِّغُهُ إِلَى بَيْتِ اللَّهِ وَلَمْ يَحُجَّ فَلَا عَلَيْهِ أَنْ يَمُوتَ يَهُودِيًّا أَوْ نَصْرَانِيًّا 


Artinya: Barangsiapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang cukup untuk dijadikan bekal ke Baitullah, namun dia tidak pergi haji, aku tidak peduli jika dia mati dalam keadaan Yahudi atau Nasrani (HR Tirmidzi dan Baihaqi).


Itulah kenapa salah satu bentuk mensyukuri nikmat Allah swt yang diberikan kepada kita, berupa harta yang cukup, yakni dengan menunaikan ibadah haji dan juga berkurban kepada-Nya. Karena keduanya memiliki spiritual yang tinggi, baik secara vertikal maupun horizontal. 


Secara spiritual, Allah swt langsung menjanjikan surga bagi siapapun yang berhaji mabrur. Hal ini disebutkan dalam hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:


الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ


Artinya: Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi Haji mabrur kecuali surga (HR Bukhari).


Hadirin rahimakumullah,

Selain ibadah Haji, pada bulan yang mulia ini, kita juga diperintahkan untuk ibadah kurban. Hal ini diperintahkan langsung oleh Allah swt, dalam Al-Qur’an surat Al-Kautsar ayat 1-3:


إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. 


Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dia lah yang terputus (QS Al Kautsar: 1-3).


Sama halnya dengan haji, Nabi Muhammad saw juga mencela bagi orang yang diberikan harta yang lebih, tetapi tidak mau berkurban. Redaksi tersebut tercantum dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim:


 مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا  


Artinya: Barangsiapa yang memiliki kelapangan, sedangkan ia tidak berkurban, janganlah dekat-dekat musholla kami (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan al-Hakim). 


Hadirin rahimakumullah,

Meski ibadah kurban bukanlah ibadah wajib, yakni sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan), akan tetapi Nabi dan para sahabat selalu berkurban setiap tahunnya. Hal ini menjadi pengingat bahwa ibadah kurban pahalanya begitu besar. Rasulullah saw sendiri bersabda dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah:


مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللَّهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللَّهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا   


Artinya: Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam (manusia) pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya (HR al-Tirmidzi dan Ibn Majah).


Selain hadits di atas, Rasulullah saw juga menyebutkan dalam hadist lain tentang keutamaan kurban yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Hakim:


بِكُلِّ شَعْرَةٍ مِنَ الصُّوْفِ حَسَنَةٌ.


Artinya: Pada setiap helai rambut dan bulu (hewan Qurban) adalah kebaikan (HR Ibnu Majah dan Hakim).


Hadirin rahimakumullah,

Demikianlah khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua, baik yang membaca maupun yang mendengarkannya. Semoga saudara-saudara kita yang menunaikan ibadah haji ke tanah suci Makah, mendapatkan haji yang mabrur, dan semoga kita juga diberikan oleh Allah kemampuan untuk pergi ke sana. 


Selain itu, semoga kita juga diberikan rasa syukur yang tinggi, sehingga ketika Allah memberikan kelebihan harta kepada kita, kita bisa beribadah kurban kepada-Nya. Aamin ya Rabbal alamin


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ 
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. اَللهُمَّ أَعِزَّاْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُسْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ،
اَللّهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَا حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَعَمَلاً صَالِحًا مَقْبُوْلاً وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ
 رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، 
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ


Yudi Prayoga, Pengajar di Pondok Pesantren Al Hikmah Kedaton Bandar Lampung
 


Khutbah Terbaru