• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Keislaman

Memahami Konsep Menjadi Diri Sendiri

Memahami Konsep Menjadi Diri Sendiri
Konsep menjadi diri sendiri adalah dalam hal.kebaikan
Konsep menjadi diri sendiri adalah dalam hal.kebaikan


Sering kita mendengar perkataan banyak orang yang mengatakan, jadilah diri sendiri dan jangan jadi orang lain. Atau tetaplah menjadi diri sendiri jangan jadi orang lain.

 

Perkataan tersebut sangat baik, akan tetapi kondisinya banyak disalahgunakan oleh sebagian manusia yang notabene-nya hanya mementingkan hawa nafsu daripada ilmu. Seperti melakukan kejahatan, keburukan dan kemaksiatan.

 

Padahal seharusnya ilmu yang membimbing nafsu. Bukan nafsu yang mengelabui ilmu.

 

Menjadi diri sendiri adalah tetap menjadi manusia yang baik dari sifat jahat, buruk dan maksiat. Bukan menjadi diri sendiri yang sebaliknya. 

 

Seperti contoh ada seorang wanita muslim yang mengumbar aurat sampai mengundang nafsu khalayak umum. Ketika ditegur ia mengatakan bahwa hiduplah menjadi diri sendiri, ngapain ikut orang lain atau budaya padang pasir, Arab atau Yaman. 

 

Orang ini jelas tidak paham ilmu agama. Karena menutup aurat hukumnya adalah wajib, dan semua empat imam madzhab bersepakat tentang hal tersebut.

 

Dalam ajaran Islam menutup aurat bisa dengan pakaian apapun, asalkan menutupi. Berbeda halnya jika ada yang memaksa harus memakai jubah, gamis ala Timur Tengah, ini baru meniru Arab. 

 

Menjadi diri sendiri itu tetap menggunakan budaya sendiri tanpa menghilangkan esensi dari syariat Islam. Seperti menutup aurat dengan batik, ulos, tapis, sarung, pangsi dan lain sebagainya. 

 

Menjadi diri sendiri itu tidak menolak sesuatu yang baik. Justru bisa mengkolaborasikan dari berbagai budaya menjadi budaya baru di daerahnya. Esensi tetaplah sama, meski perangkatnya berbeda-beda. 

 

Menjadi diri sendiri juga bukan tentang perilaku buruk. Seperti begadang tiap malam, nge-game sepanjang hari, mentato tubuh bagi orang Islam, sampai melupakan kewajiban shalat dan kesehatan tubuh. Ketika ditanya kenapa gak rajin baca buku saja begadangnya, atau rajin berjamaah di masjid. Jawabannya bahwa ia menjadi diri sendiri. 

 

Ini bukan menjadi diri sendiri, tapi merusak diri sendiri. Karena menjadi diri sendiri sifatnya mempertahankan perilaku yang baik dan akan melatih sesuatu yang baik terus menerus dan istikamah, bukan yang buruk dan merusak tubuh.

 

Maka jangan berhenti belajar, dan berusahalah untuk menjadi selalu baik. Temukan bakat baikmu, latih, kembangkan, pertahankan dan ajarkan kepada orang lain. Karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, "khairunnas anfauhum linnas". 

 

Karena manusia yang masih berkutat seputar keburukan, kejahatan, dan kemaksiatan itu berarti belum menemukan jati dirinya, belum menemukan konsep menjadi diri sendiri. 

 

Menjadi diri sendiri yang baik. Jika dia seorang petani maka menjadi petani yang baik, jika seorang dokter maka menjadi dokter yang baik. Jika dia seorang pedagang maka menjadi pedagang yang baik, dan jika menjadi seorang nelayan maka akan tetap menjadi nelayan yang baik. 

 

Mari jadilah dirimu dengan kebaikan dan kemanfaatan bagi orang lain, bukan sebaliknya. Karena kebaikan satu orang akan menjadikan kebaikan bagi yang lainnya. 

 

Yudi Prayoga, Redaktur Keislaman NU Online Lampung


Keislaman Terbaru