• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Rabu, 15 Mei 2024

Keislaman

Hidup akan Menjadi Ibadah, Jika Diniatkan Ibadah kepada Allah

Hidup akan Menjadi Ibadah, Jika Diniatkan Ibadah kepada Allah
Bekerja adalah bagian dari ibadah (Foto : NU Online)
Bekerja adalah bagian dari ibadah (Foto : NU Online)

Kehidupan merupakan anugerah dari Allah swt. Dengan asmaul husna-Nya Al-Khaliq, Allah menciptakan alam semesta beserta isinya, dari ketiadaan menjadi ada (wujud). 


Dengan aktivitas penciptaan, Allah swt mewujudkan segala aktivitas di alam semesta, seperti tidur, makan, duduk, berdiri, bergerak, berjalan, berlari, dan sebagainya. Semua itu ada karena anugerah dan ketetapan dari Allah swt. 


Semua yang Allah ciptakan merupakan suatu kebaikan bagi makhluknya itu sendiri. Terkadang ada sesuatu yang terbersit di dalam hati manusia bahwa sesuatu ini buruk, padahal sejatinya memiliki kebaikan atau hikmah kebaikan. Tinggal bagaimana manusia memproses segala kejadian di alam semesta. 


Baik dan buruk merupakan sifat bawaan dari seluruh benda alam semesta, termasuk manusia. Akan tetapi, kadang yang sifatnya baik, bisa menjadi buruk, dan sifat yang buruk bisa menjadi baik. Semua itu tergantung dari niat.


Manusia dengan segenap akal rasionalnya, sering salah, keliru dan gagal paham, karena mengkotak-kotakan kebaikan dan keburukan, terutama dalam masalah agama. Jika gagal paham, maka sesuatu bisa dianggap baik jika berkaitan akhirat, dan bisa dianggap buruk jika berkaitan dengab dunia.  Padahal semua merupakan manifestasi kehendak dari Allah swt. 


Secara praktik, ibadah dalam Islam terbagi menjadi dua, dan dua-duanya mendapatkan pahala. Pertama ibadah mahdlah dan yang kedua ghairu mahdlah.


Ibadah mahdlah sendiri sifatnya wajib, yang umumnya tercantum dalam rukun Islam, seperti shalat, zakat puasa dan haji. Sedangkan ibadah ghairu mahdlah sifatnya sunnah, lebih luas dan menyeluruh, seperti bersedekah, tolong menolong, berlaku adil dan sebagainya. 


Baik ibadah mahdlah maupun ghairu mahdlah bisa menjadi baik ketika diniatkan dengan baik, ikhlas dan karena Allah swt. 


Nabi Muhammad saw bersabda: "innamal a'malu bin niat", segala sesuatu tergantung dengan niatnya. Jika sesuatu itu dasarnya baik dan diniatkan menjadi baik, maka hasilnya baik, seperti shalat 5 waktu, yang dikerjakan secara ikhlas karena Allah. 


Akan tetapi bisa menjadi buruk, jika shalat 5 waktu, dikerjakan karena ingin dipandang shaleh dan dipuji oleh manusia lainnya. Juga ibadah mahdlah lainnya. 


Begitupun dengan Ibadah ghairu mahdlah, seperti mencari nafkah untuk keluarganya, petani bekerja di sawah, pekerja buruh panggul pasar, dan tukang sapu jalanan. Maka segala pekerjaan tersebut tetaplah mulia dan tinggi derajatnya ketika diniatkan dengan ikhlas, menafkahi keluarga dan karena Allah swt. 


Begitu juga aktivitas yang menyertai ibadah akan menjadi ibadah jika diniatkan ibadah, seperti aktivitas makan diniatkan untuk lebih kuat ibadah kepada Allah, tidur diniatkan agar bangun lebih segar dan terhindar dari maksiat, olah raga diniatkan agar badan tetap sehat, dan ketika sehat akan selalu shalat berjamaah di masjid, dan sebagainya.


Bahkan kita sedang bermain bola, menonton bola, berbelanja di pasar, bermain musik, nongkrong di warung kopi, dan apapun jika diniatkan ibadah karena Allah, ikhlas, dan tidak ada maksiat, maka semuanya menjadi ibadah. 


Itulah kenapa di dalam Islam, untuk memulai segala sesuatu diajarkan untuk membaca basmalah dan ketika selesai membaca hamdalah, agar sepanjang aktivitasnya tetap bernilai ibadah, karena mengingat Allah swt. 

(Yudi Prayoga)


Keislaman Terbaru