• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Keislaman

Bagaimana Islam Menyikapi Fanatisme Terhadap Pendukung Bola?

Bagaimana Islam Menyikapi Fanatisme Terhadap Pendukung Bola?
Suasana usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan (foto dok NU Online Jatim)
Suasana usai kerusuhan di Stadion Kanjuruhan (foto dok NU Online Jatim)

Saat ini Indonesia berduka atas tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Peristiwa tersebut meninggalkan jejak yang memilukan, karena menghilangkan begitu banyak nyawa manusia.


Sebenarnya apa yang menjadi penyebab peristiwa itu? Tidak akan ada asap jika tidak ada api, begitu pepatah mengatakan. Perlu diingat, bahwa semua itu terjadi karena sikap berlebihan. Baik dari pendukung maupun aparatnya. Berlebihan dalam menyikapi atau melakukan sesuatu tidaklah baik. 

 

Penulis tidak akan membahas lebih dalam tentang kasus, akan tetapi yang akan dibahas adalah bagaimana pandangan Islam dalam menyikapi sesuatu  yang berlebihan. 

 

Sikap berlebihan merupakan sifat ekstrem, yakni melampaui batas. Atau dalam Islam disebut dengan ghuluw. Ghuluw sama sekali tidak akan mendatangkan kebaikan bagi pelakunya; juga tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam segala urusan. Baik dalam urusan agama maupun duniawi.


Allah berfirman:


قُلْ يَٰٓأَهْلَ ٱلْكِتَٰبِ لَا تَغْلُوا۟ فِى دِينِكُمْ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوٓا۟ أَهْوَآءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا۟ مِن قَبْلُ وَأَضَلُّوا۟ كَثِيرًا وَضَلُّوا۟ عَن سَوَآءِ ٱلسَّبِيلِ
 

Qul yā ahlal-kitābi lā taglụ fī dīnikum gairal-ḥaqqi wa lā tattabi'ū ahwā`a qauming qad ḍallụ ming qablu wa aḍallụ kaṡīraw wa ḍallụ 'an sawā`is-sabīl.
 
 Katakanlah: Hai ahli kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus (Qs Al Ma'dah: 77).
 

Redaksi ayat di atas menegaskan kepada kita semua, agar tidak berlebihan dan hanya mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah tersesat di masa lalu.


Kisah fanatiknya pendukung bola yang saling bentrok dan tawuran, sudah sering terjadi, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Begitupun dengan aparatnya yang kadang dalam menyelesaikan masalah terlalu berlebihan hingga mencederai rakyat sipil. 

 

Maka hilangkanlah fanatik buta yang hanya menganggap dirinya, instansi dan kelompoknya yang paling benar, sedangkan yang lainnya salah. Lebih buruknya lagi jika fanatisme sudah menghalalkan berbagai cara, apapun akan dilakukan, mau benar ataupun salah. 

 

Jika apa yang kita dukung menang, cintailah sewajarnya, dan jika yang kita dukung kalah, bencilah sewajarnya. Karena memang, manusia tidak akan pernah menghilangkan rasa benci terhadap kekalahan.
 

Abu Hurairah ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

 

احبب حبيبك هوناما، عسى ان يكون بغيضك يوماما وابغض بغيضك هونا ما، عسى ان يكون حبيبك يوماما

 

Ahbib habiibaka haunammaa, asa’an yakuuna baghidhaka yaumammaa wa abghidh baghidhaka haunammaa, asa’an yakuuna habiibaka yaumamma.


Artinya: Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang kamu cintai suatu hari nanti harus kamu benci. Dan bencilah orang yang kamu benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari nanti dia menjadi orang yang harus kamu cintai (HR At-Tirmidzi No 1997)

 

Redaksi ayat di atas memberikan hikmah bahwa mencintai dan membenci sesuatu yang berlebihan belum tentu baik dan bahagia. Sebab hanya Allah-lah sumber dari segala kebaikan dan kebahagiaan. Dan yang perlu ditanamkan kepada kita semua, bahwa segala kemenangan dan kekalahan atas kehendak Allah semata. Manusia hanya berencana, tetapi Allah-lah yang berkehendak.

 

Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 216:

 

وَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ خَيۡرٌ لَّـکُمۡ‌‌ۚ وَعَسٰۤى اَنۡ تُحِبُّوۡا شَيۡـــًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمۡؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ  وَاَنۡـتُمۡ لَا تَعۡلَمُوۡنَ

 

Artinya:…..tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.


Nabi Muhammad saw mengatakan, Ahbib ma ahbabta fainnaka mufariquhu, wa'isy ma syi-ta fainnaka mayyitun wa'mal ma syi-ta fainnaka mujziun bih

 

Artinya: Cintailah apa atau siapa saja, tapi sadarilah bahwa anda akan berpisah dengan semuanya itu, hiduplah sesuka Anda, tapi yakinlah bahwa Anda pasti mati. Dan berbuatlah sesuka Anda, tapi ingatlah bahwa Anda akan dapat balasan atas perbuatan Anda itu. (HR Al-Thabrani).

 

Maka dari itu, janganlah bersikap fanatik, baik mencintai ataupun membenci sesuatu secara berlebihan, karena semua itu hanya akan membuat kita menderita. Karena tidak sedikit fanatisme mendatangkan duka dan korban nyawa. 

 

Tidak terima atas kekalahan yang diidolakan, padahal tidak menerima kehendak takdir dan menyalahkan yang lainnya merupakan sudah menduakan Allah swt. Karena Allah-lah yang mengatur segala sesuatu di alam semesta, dan Ia juga yang menghendaki segala sesuatu tersebut. 

 

(Yudi Prayoga)


Keislaman Terbaru