Yudi Prayoga
Penulis
Nabi Muhammad saw merupakan utusan Allah yang diperintahkan untuk membimbing umat manusia, menegakkan keadilan, menyempurnakan akhlak dan mengesakan Allah swt.
1400 tahun yang lalu Rasulullah saw telah wafat, umat yang sekarang tidak pernah melihat bentuk dan bagaimana Nabi hidup. Umat sekarang hanya mewarisi cerita-cerita kemuliaan Nabi lewat haditsnya dan cerita para sahabat-sahabatnya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lalu bagaimana cara umatnya di zaman sekarang untuk selalu mencintai Rasul, mengingatnya dan mejadikannya sebagai sosok yang diidolakan.
Berikut lima cara bagaimana umatnya bisa selalu mencintai Rasulnya di zaman sekarang.
Pertama, Mengikuti Sunnahnya
Mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw berarti meneladani segala ucapan, perbuatan, dan ketetapan beliau dalam kehidupan sehari-hari. Sunnah mencakup banyak aspek kehidupan, mulai dari ibadah, akhlak, muamalah, siasah, munakahah dan sebagainya. Mengamalkan sunnah bukan hanya mendapatkan pahala, tetapi juga menunjukkan kecintaan kita kepada Rasulullah saw.
Cinta kepada Rasulullah saw bukanlah sekadar cinta kepada sosoknya sebagai individu, tetapi lebih karena ia adalah utusan Allah swt yang diutus untuk seluruh umat manusia dan jin. Oleh sebab itu, bukti nyata dari cinta yang tulus dan benar kepada Rasulullah adalah dengan mengikuti setiap ajaran dan petunjuk yang beliau bawa. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Munir berikut:
إن محبّة الله والرّسول تتجلّى في اتّباع الإسلام وإطاعة رسول الله صلّى الله عليه وسلّم والعمل بشريعته، واتّباع أوامره واجتناب نواهيه. ومحبة الرّسول صلّى الله عليه وسلّم لا لذاته وإنما لكونه رسولا مرسلا من عند الله إلى جميع الثقلين: الجنّ والإنس. فاتّباع شرع النّبي محمد صلّى الله عليه وسلّم هو دليل الحبّ الصادق
Artinya: Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya tercermin dalam mengikuti ajaran Islam, menaati Rasulullah, dan mengamalkan syariat-Nya, serta mematuhi perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. Cinta kepada Rasulullah bukanlah karena pribadinya, melainkan karena beliau adalah utusan yang diutus oleh Allah kepada seluruh makhluk, baik jin maupun manusia. Maka, mengikuti syariat Nabi Muhammad adalah bukti cinta yang sejati (Tafsir Munir, [Beirut: Darul Fikr al-Mu'ashirah, 1991 M], jilid III, halaman 208).
Sunnah yang ditinggalkan oleh Nabi Muhammad saw dan diwariskan kepada umatnya merupakan pelita yang menjadi pedoman bagi umatnya. Siapa saja yang menempuh jalan sunnahnya, maka akan selamat dunia dan akhirat, karena hampir di segala aspek kehidupan ada sunnah Nabi.
Kedua, Membaca dan Memahami Sejarah Hidupnya
Membaca dan memahami sejarah hidup Nabi Muhammad saw merupakan bagian terpenting dari mencintai dan mengikuti sunnah beliau. Hal ini termasuk salah satu kita meneladani cara hidup beliau secara utuh, bukan hanya dalam ibadah, tetapi juga dalam kepemimpinan, hubungan sosial, keluarga, dan akhlak. Bahkan lebih jauh lagi, yakni memahami tentang Islam itu sendiri.
Sejarah hidup Nabi Muhammad saw atau biasa diistilahkan sebagai Sirah Nabawiyah, merupakan serangkaian kisah hidup Nabi Muhammad saw dari mulai beliau lahir sampai tutup usia. Bahkan, beberapa sejarawan menuliskan jauh sejak sebelum kelahiran Baginda Nabi.
Untuk menyebutkan beberapa rekomendasi bacaan kitab (buku) Sirah Nabawiyah, Syekh Musthafa as-Shiba'i menyebutkan beberapa di antaranya Sirah Ibnu Hisyam karya Ibnu Hisyam al-Himyari (w. 213/ 2018 H), Tabaqat Ibnu Sa'ad karya Ibnu Sa'ad al-Zuhri (w. 230 H), Tarikh at-Thabari karya Ibnu Jarir al-Thabari (w. 310 H), Dalail al-Nubuwwah karya Al-Ashfihani, Syamail al-Muhammadiyyah karya Al-Tirmidzi, dan masih banyak lagi. (lihat Musthafa as-Shiba'i, Sirah Nabawiyah Durus wa 'Ibar, halaman 29-31).
Membaca kisah Nabi Muhammad akan membentuk jiwa dan mental kita menjadi kokoh, penuh rasa cinta kepada manusia, dan teguh imannya.
Ketiga, membaca shalawat kepadanya
Shalawat merupakan sebuah puji-pujian yang ditujukan untuk Nabi Muhammad saw. Secara inti, merupakan sebuah doa dan penghormatan kepada Nabi, yang memiliki dasar kuat dalam Al-Qur’an dan hadits.
Membaca shalawat sangat dianjurkan dalam Islam, karena merupakan salah satu cara kita mencintai Rasulullah. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:
اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦
innallâha wa malâ'ikatahû yushallûna ‘alan-nabiyy, yâ ayyuhalladzîna âmanû shallû ‘alaihi wa sallimû taslîmâ
Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya (QS Al-Ahzab: 56).
Bershalawat kepada Nabi, selain menjadi bukti cinta, juga mengadung ibadah dan pahala. Karena setiap shalawat yang diucapkan bernilai ibadah dan akan diberikan pahala oleh Allah saw.
Keempat, meneladani akhlaknya
Meneladani akhlak Nabi Muhammad saw berarti berusaha meniru dan menerapkan nilai-nilai luhur yang beliau tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Nabi Muhammad saw diutus bukan hanya sebagai penyampai wahyu, tetapi juga sebagai teladan akhlak yang sempurna. Hal ini sebagaimana yang diwahyukan dalam Al-Qur’an surat Al-Qalam ayat 4:
وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ ٤
wa innaka la‘alâ khuluqin ‘adhîm
Artinya: Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS Al-Qalam: 4).
Juga dalam sabda Nabi saw:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
Innamaa bu'itstu liutammima makarimal akhlak
Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia." (HR. Ahmad).
Meneladani akhlak Nabi bukan hanya bentuk kecintaan kepada beliau, tetapi juga jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Semakin kita meniru beliau, semakin mulia karakter kita di mata manusia dan Allah.
Kelima, membela agama Islam
Membela agama Islam adalah salah satu bentuk nyata dari cinta kepada Nabi Muhammad saw. Orang yang benar-benar mencintai Nabi tidak hanya cukup dengan ucapan, tetapi membuktikannya lewat sikap dan tindakan dalam menjaga ajaran yang beliau bawa. Membela Islam berarti menjaga ajaran dan nilai-nilai yang Nabi Muhammad saw perjuangkan sepanjang hidupnya.
Membela Islam di zaman sekarang, terutama di negara yang merdeka dan damai seperti Indonesia, tidak cocok dengan senjata perang, apa lagi sampai menentengnya di jalan raya. Membela Islam di negeri ini bisa dengan menjaga ajarannya, memperbaiki akhlak masyarakatnya, dan memperbanyak menimba ilmu bagi generasi muda.
Maka dari itu, kelima cara di atas merupakan salah satu jalan bagi kita untuk mencintai Nabi Muhammad saw di zaman sekarang. Semoga kita semua menjadi umat yang senantiasa selalu mengikuti Rasul dan menjadikannya suri tauladan.
Terpopuler
1
Penentuan Awal Dzulhijjah dan Lebaran Idul Adha 2025, Berikut Data Hilal 29 Dzulqa’dah
2
Khutbah Jumat: Bulan Dzulhijjah dan Keutamaan 10 Hari Pertamanya
3
28 Mei 2025 Awal Bulan Dzulhijjah, Ini 7 Amalan yang Dapat Dilakukan
4
Puasa Dzulhijjah: Dalil, Keutamaan, Waktu, dan Tata Caranya
5
Kementerian Agama Tetapkan Lebaran Idul Adha Jatuh pada Jumat 6 Juni 2025
6
Anggota DPRD Lampung Ingatkan Status Sekolah Unggul akan Selalu Dievaluasi
Terkini
Lihat Semua