Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung: Keutamaan dan Pentingnya Mengikuti Majelis Ilmu
Selasa, 6 Agustus 2024 | 00:07 WIB

Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung Prof Ainul Ghoni saat menyampaikan pengajian pada lailatul ijtima, Senin (5/8/2024). (Foto: NU Online Lampung/ Dian R)
Bandar Lampung, NU Online Lampung
Wakil Rais Syuriyah PWNU Lampung, Prof Ainul Ghoni menyampaikan keutamaan dan pentingnya majelis ilmu.
Dalam Kitab Sirrul Asrar karangan Syekh Abdul Qodir Al-Jailani, beliau menukil hadits Nabi, siapa saja yang wafat ketika berada di majelis ilmu, maka Allah akan mengirim dua malaikat untuk membimbing dan mengajarkan tentang ilmu ma’rifat sampai yaumil qiyamah.
Hal tersebut disampaikan pada Lailatul Ijtima’ dan pengajian Kitab Al Hikam di Kantor PWNU Lampung, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandar Lampung, Senin (5/8/2024) malam.
“Lailatul ijtima’ ini juga sebagai sarana untuk kita bersama-sama mengaji dan mengkaji kitab peninggalan ulama terdahulu. Semoga dengan adanya kegiatan ini akan membawa keberkahan dan manfaat bagi warga Nahdlatul Ulama terkhusus di Provinsi Lampung,” ujarnya.
Belajar ilmu itu merupakan salah satu jalur mendapatkan predikat waliyullah, yaitu dengan istiqamah ngaji. Karena ngaji ini jalur yang paling efektif untuk meraih predikat wali.
“Mengutip hadits yang artinya dudukmu saat di majelis ilmu, sedang engkau tidak memegang pena, tidak menulis satu huruf pun, lebih baik bagimu daripada memerdekakan seribu budak,” ungkapnya.
Kemudian pandanganmu terhadap wajah seorang yang ‘alim adalah lebih baik bagimu daripada seribu kuda yang engkau sedekahkan di jalan Allah. Lalu salammu atas seorang yang ‘alim adalah lebih baik bagimu daripada ibadah seribu tahun.
“Maka ini adalah adab mengaji, seseorang yang mengaji itu duduk memandang wajah ulama dan salaman dengan ulama tersebut. Mudah-mudahan hadirnya kita setiap bulan pada majelis ini, dapat menggugurkan dosa-dosa yang kita miliki,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ada beberapa dosa yang tidak bisa dihancurkan dengan amalan-amalan lainnya, namun dapat dihancurkan dengan duduk sesaat mengikuti majelis ilmu seperti ini.
“Inilah fungsinya lailatul ijtima’ karena merupakan kegiatan yang diwariskan dari pendiri Nahdlatul Ulama yaitu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, KH Kholil Bangkalan, dan Syekh Nawawi Bantani,” katanya.
Kegiatan tersebut juga diisi dengan istighotsah yang dibacakan oleh Katib Syuriyah PWNU Lampung KH Ahmad Ma’sum Abror, juga dihadiri jajaran syuriyah dan tanfidziyah PWNU Lampung.
(Dian Ramadhan)