Dalam hitungan hari kita akan memasuki bulan Ramadhan, dan menunaikan rukun Islam keempat, yaitu berpuasa di bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Islam, karena kemuliaan dan keutamaannya, melebihi bulan-bulan lainnya.
Ramadhan adalah bulan penuh rahmat dan pengampunan. Nilai ibadah dilipatgandakan, doa-doa dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Ramadhan tak ubahnya tamu agung yang selalu dinanti-nanti kedatangannya.
Mengingat pentingnya bulan Ramadhan ini, kita sebagai umat Islam perlu mempersiapkan diri agar dapat mengisi Ramadhan secara optimal. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang merugi, melewatkan Ramadhan seperti bulan-bulan lainnya, dan menjalankan puasa hanya sekedar menggugurkan kewajiban.
Rasulullah saw berpesan kepada umatnya ketika bulan Ramadhan datang, sebagaimana hadits yang diriwayatkan an-Nasa'i dari Abu Hurairah:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرْدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ. فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ...... (سنن النسائي الجزأ 7 ص.
256: 2079).
Artinya: Dari sahabat Abu Hurairah ra, disebutkan bahwa Rasulullah telah bersabda, "Sungguh telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, yang mana pada bulan tersebut Allah swt mewajibkan kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu, pintu-pintu langit dibuka, sementara pintu-pintu neraka ditutup serta syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan" (HR An-Nasa'i)
Berikut ini adalah beberapa sikap terpuji yang dilakukan para ulama saleh terdahulu dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang pantas diteladani, dilanair dari NU Online.
Pertama, menyambut Ramadhan dengan kegembiraan dan kebahagiaan.
Yahya bin Abi Katsir meriwayatkan bahwa orang-orang salaf terdahulu, bila telah dekat bulan Ramadhan, mereka mengucapkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya'ban, dan sampaikan (usia) kami berjumpa Ramadhan.
Seolah mereka juga memohon, "Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan."
Bisa sampai pada bulan Ramadhan adalah berkah buat kita semua, karena bisa menggapai rahmat Allah, terlebih di bulan itu terdapat satu malam yang penuh berkah, yaitu malam Lailatul Qadar. Nabi saw dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan dengan tangis.
Kedua, menyambut Ramadhan dengan pengetahuan yang dalam.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim. Ibadah puasa mempunyai ketentuan dan aturan yang harus dipenuhi agar sah dan sempurna.
Sesuatu yang menjadi prasyarat suatu ibadah wajib, maka wajib dipenuhi, sehingga kita wajib mempelajarinya. Ilmu tentang ketentuan puasa atau yang sering disebut dengan fikih puasa merupakan hal yang wajib dipelajari oleh setiap Muslim, minimal tentang hal-hal yang menjadi sah dan tidaknya puasa.
Persepsi dan pengetahuan yang utuh tentang bulan Ramadhan akan menghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan yang bisa merusak ibadah Ramadhan disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Persepsi yang utuh tentang keutamaan Ramadhan akan mendorong tumbuhnya motivasi dari dalam diri untuk menjalani ibadah dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, persiapan yang bisa dilakukan adalah dengan banyak bertanya, belajar dan membaca.
Ketiga, dengan doa.
Bulan Ramadhan selain merupakan bulan karunia dan kenikmatan beribadah, juga merupakan bulan tantangan. Tantangan menahan nafsu untuk berbuat jahat, tantangan untuk menggapai kemuliaan malam Lailatul Qadar dan tantangan-tantangan lainnya. Keterbatasan manusia mengharuskannya untuk selalu berdoa agar optimis dan dapat mengisi bulan Ramadhan dengan baik.
Keempat, dengan tekad dan planning (perencanaan) yang matang untuk mengisi Ramadhan.
Niat dan azam adalah bahasa lain dari planning atau perencanaan. Orang-orang saleh terdahulu selalu merencanakan mengisi bulan Ramadhan dengan cermat dan optimis. Berapa kali dia akan mengkhatamkan membaca Al-Quran, berapa kali shalat malam, berapa akan bersedekah dan memberi makan orang berpuasa, berapa kali menghadiri pengajian dan membaca buku agama.
Itulah planning yang benar mengisi Ramadhan, bukan hanya sekadar merencanakan menu makan dan pakaian kita untuk Ramadhan, tapi lebih diarahkan ke perencanaan yang matang untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadhan.
Kelima, persiapan ruh dan jasad.
Rasulullah saw dan orang-orang saleh tidak pernah menyia-nyiakan keutamaan Ramadhan sedikitpun. Rasulullah dan para sahabat memperbanyak puasa dan bersedekah pada bulan Sya'ban sebagai latihan sekaligus tanda kegembiraan menyambut datangnya Ramadhan.
Anas bin Malik raberkata, "Ketika kaum muslimin memasuki bulan Sya'ban, mereka sibuk membaca Al- Quran dan mengeluarkan zakat mal untuk membantu fakir miskin yang berpuasa."
Dengan mengondisikan diri pada bulan Sya'ban untuk berpuasa, bersedekah dan memperbanyak ibadah, kondisi ruhiyah akan meningkat, dan tubuh akan terlatih berpuasa Dengan kondisi seperti ini, maka ketika memasuki bulan Ramadhan, kondisi ruh dan iman telah membaik, yang selanjutnya dapat langsung menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amal dan kegiatan yang dianjurkan.
Ketika memasuki Ramadhan, tidak akan terjadi lagi gejolak fisik dan proses penyesuaian yang kadang-kadang dirasakan oleh orang-orang yang pertama kali berpuasa, seperti lemas, demam dan sebagainya.
Rasulullah saw senantiasa melakukan puasa sunnah bulan Sya'ban, bahkan dalam beberapa riwayat disebutkan beliau kadang melakukannya sebulan penuh. Dalam sebuah hadits disebutkan:
أَخْرَجَ النَّسَائِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اِبْن خُزَيْمَةَ عَنْ أُسَامَة بْن زَيْدٍ قَالَ " قُلْت يَا رَسُول اللَّه لَمْ أَرَك تَصُومُ مِنْ شَهْر مِنْ الشُّهُور مَا تَصُوم مِنْ شَعْبَان ، قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاس عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَان ، وَهُوَ شَهْر تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَال إِلَى رَبّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ " (فتح الباري لابن حجر (باب صوم شعبان), الجزأ السادس, ص : 238)
Artinya: Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa pada bulan-bulan yang lain sebanyak puasa di bulan Sya'ban ini?" Beliau saw menjawab, "Itulah bulan yang dilupakan orang, antara Rajab dan Ramadhan, bulan ditingkatkannya amal perbuatan kepada Allah Rabbul 'Alamin. Dan aku ingin amalku diangkat sedang aku dalam keadaan berpuasa (HR An-Nasa-i).
Keenam, persiapan materi.
Berikutnya yang harus kita persiapkan menyongsong bulan Ramadhan adalah finansial atau materi. Persiapan materi di sini tidak dimaksudkan untuk membeli kebutuhan berbuka dan sahur yang mewah dan mahal bahkan kadang terkesan berlebihan. Tapi materi yang diperuntukkan untuk menopang ibadah sedekah dan infak.
Bulan Ramadhan merupakan bulan muwaasah (bulan santunan, pelipur lara). Sangat dianjurkan memberi santunan kepada orang lain, betapapun kecilnya. Pahala yang sangat besar akan didapat manakala kita memberi kepada orang lain yang berpuasa, sekalipun sekedar sebiji kurma dan seteguk air.
Demikian enam persiapan yang perlu kita lakukan dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini. Semoga kita memperoleh rahmat, hidayat serta kekuatan untuk dapat mempersiapkan diri secara maksimal, menyongsong datangnya bulan Ramadhan.