• logo nu online
Home Warta Syiar Bahtsul Masail Keislaman Khutbah Teras Kiai Pernik Kiai Menjawab Pendidikan Opini Literasi Mitra Pemerintahan Ekonomi Tokoh Seni Budaya Lainnya
Senin, 20 Mei 2024

Warta

Tiga Pesan Mustasyar dalam Momentum Harlah NU ke 91

Tiga Pesan Mustasyar dalam Momentum Harlah NU ke 91
BANDAR LAMPUNG - Pada hari ini (31/1/17), menurut hitungan kalender masehi, Nahdlatul Ulama (NU) genap berusia 91 tahun. Umur yang bukan lagi muda bagi sebuah perjalanan organisasi yang didirikan oleh para ulama. Di usianya yang ke-91 ini, tentu masih banyak pekerjaan rumah atau tantangan agar NU bisa terus berjaya dan menjadi benteng utama penyangga negeri yang tercinta ini, tidak terkecuali NU yang ada di Lampung. “Momentum Harlah sejatinya sangat baik bila dijadikan momen untuk mengevaluasi dan mengoreksi diri, untuk kedepannya bisa diperbaiki menjadi lebih baik,” kata anggota Mustasyar PWNU Lampung, KH.Hafiduddin Hanif. “Selamat Harlah NU yang ke -91, semoga momentum Harlah ini bisa menjadi bahan evaluasi untuk kedepannya NU bisa lebih baik dari yang sudah berlalu,” katanya. Selanjutnya, secara khusus Dewan Syuro DPW PKB Lampung tersebut mengingatkan bahwa di moment Harlah ini, NU memiliki tiga tugas penting yang harus menjadi perhatian. “Saat ini pekerjaan rumah NU yang saya kira sangat penting dan harus jadi perhatian ada tiga. Pertama, masalah pendidikan, dakwah dan mabarrot atau bidang sosial. Semuanya itu harus jadi perhatian semuanya khususnya pengurus NU. Dan juga hal penting lainnya adalah meningkatkan kerjasama dengan pemerintah,” ujarnya. Terkait pendidikan, menurut Kyai Hafif, saat ini banyak sekali pemahaman-pemahaman yang dapat merusak akal generasi muda masuk dengan mudah melalui dunia pendidikan di sekolah ataupun madrasah. “Pendidikan di NU ini kan kalau kita lihat saat ini nggak nyatu antara Lembaga Ma`arif dan lembaga yang lain. Contoh ada Perguruan TinggiMa`arif, di satu sisi juga ada universitas UNU, dan keduanya ini berbeda. Harusnya kan semuanya bisa dijadikan satu dalam satu wadah, sekaligus satu pengawasan,” terang Pengasuh Ponpes Marfaatuddiniyah Kaliawi tersebut. Sementara dalam bidang dakwah, sudah seharusnya saat ini NU lebih memadukan pola pikir para dai–dai NU dalam menyebarkan faham-faham aswaja di tengah masyarakat, untuk mencegah faham-faham yang dapat merusak akidah. (Sunarto)


Editor:

Warta Terbaru